Sunday, December 24, 2023

Tips Investasi Usia 40 Tahun

Tips Mulai Berbisnis di Usia 40 Tahun ke Atas

Usia 40 tahun dapat menjadi momentum tepat untuk memulai bisnis Anda. Dalam hal ini, investasi seperti Obligasi Pemerintah juga dapat menjadi pendukung bisnis yang tepat. Di usia yang lebih matang, ternyata banyak keunggulan dan peluang ketika kita menjalankan bisnis.

Banyak orang beranggapan bahwa usia 40-an sudah terlambat untuk memulai usaha. Namun, The Kauffman Foundation menemukan fakta bahwa orang tua lebih banyak memulai bisnis dalam beberapa tahun terakhir. Berniat memulai usaha di usia ini? Mari ketahui tips dan kelebihannya daripada pebisnis muda berikut ini.

Tips Berbisnis di Usia 40 Tahun ke Atas
Usia tepat untuk memulai bisnis yaitu saat kita siap menjalaninya. Banyak orang di usia yang lebih matang ataupun tua berlomba-lomba memulai lembaran bisnis mereka. Adapun alasan memulai bisnis dapat didasari oleh keinginan mencoba hal baru, melakukan rencana bisnis yang tidak sempat terealisasi di usia muda, serta masih banyak lagi.

Memulai bisnis memerlukan langkah dan tips yang tepat. Terlebih di usia 40-an, mari simak tips berikut ini agar bisnis berjalan lancar.

● Memiliki Rencana Bisnis yang Matang
Merencanakan bisnis dengan matang memerlukan banyak waktu. Bahkan, proses awal ini dapat memakan waktu berminggu-minggu atau berbulan-bulan. Untuk itu, menyisihkan waktu untuk memikirkan bisnis mulai jenis usaha, keuangan, hingga pemasaran perlu dilakukan.

Terkadang, membangun rencana bisnis bukanlah hal mudah dan menyebabkan kita kehilangan motivasi. Namun, dengan mengetahui arah bisnis secara tepat, Anda dapat menemukan rencana yang solid sebagai dasar memulai bisnis.

● Mengatur Finansial dengan Baik
Di usia 40-an, Anda mungkin telah memiliki finansial yang stabil untuk memulai bisnis. Namun, berhati-hati dalam hal finansial juga harus dilakukan. Hal ini karena Anda tentu memiliki kebutuhan dan tanggung jawab besar daripada saat usia muda.

Kesalahan apa pun dapat memengaruhi keberlanjutan bisnis dan finansial dalam hidup. Oleh karena itu, dana berbisnis haruslah diatur sedemikian rupa.

Rencana cadangan untuk keuangan dalam berbisnis juga dapat Anda rencanakan. Untuk mendukung bisnis, investasi Obligasi terbaik dari penerbit tepercaya dapat dijadikan pilihan.

● Memanfaatkan Relasi yang Ada
Di usia 40-an, pengalaman dan jaringan relasi tidak dapat diragukan lagi. Anda tentu telah bertemu dengan banyak orang yang dapat dijadikan panutan serta pendukung bisnis.

Relasi yang dimiliki pebisnis dengan usia yang matang tentu berbeda dibandingkan usia muda. Jaringan kolega dan pertemanan yang lebih luas adalah kelebihan saat memulai bisnis di usia 40-an. Dengan relasi yang ada, Anda dapat meminta dukungan mereka baik dalam hal perencanaan bisnis, pemasaran, hingga sumber modal.

Relasi memang kelebihan yang tidak dapat dimiliki dalam waktu singkat. Dukungan orang-orang yang berpengalaman ini juga menjadikan bisnis lebih maju. Anda dapat memanfaatkan relasi untuk meminta saran dan nasihat mengenai bisnis yang akan dijalankan.

● Bergabung dengan Komunitas Bisnis
Tips selanjutnya yaitu bergabung dengan komunitas bisnis yang sesuai dengan bidang usaha Anda. Hal ini membuat Anda dapat mengetahui persaingan yang ada dan melakukan riset pasar dengan jelas.

Selain itu, komunitas bisnis dapat menjadi ajang kerja sama dan bertukar pikiran mengenai bisnis masing-masing. Komunitas bisnis membuat kita dapat bertemu dengan pebisnis dari berbagai kalangan usia.

● Sertakan Pendapat Keluarga
Keputusan untuk memulai bisnis di usia yang tidak lagi muda haruslah melibatkan dukungan dan saran keluarga. Walaupun keluarga tidak berkecimpung langsung dalam bisnis, tetapi mereka memegang peran yang penting terutama untuk memotivasi dan mendukung jalannya bisnis.

Anda dapat mengomunikasikan rencana masa depan, keuntungan, hingga kelancaran bisnis yang dijalani. Dengan komunikasi yang terbuka, bisnis yang dijalani akan menuai kesuksesan dan Anda memiliki motivasi tinggi untuk terus berkembang.

Itulah beberapa tips memulai bisnis di usia 40-an. Dengan langkah dan perencanaan yang baik, Anda dapat mencapai kesuksesan di usia yang tak lagi muda. Bagaimana? Siap memaksimalkan peluang yang ada?

Alasan Penting untuk Memulai Bisnis di Usia 40 Tahun
Ada banyak alasan yang membuat Anda perlu mengambil langkah untuk memulai bisnis di usia 40 tahun. Pada usia ini, Anda memiliki banyak kelebihan yang tidak dimiliki pebisnis lain. Oleh karena itu, kelebihan tersebut haruslah dimanfaatkan dan dapat menjadi pondasi penting dalam berbisnis.

Lantas, apa saja alasan yang membuat Anda harus memulai bisnis di usia 40-an? Mari simak informasi berikut ini.

● Dipercaya oleh Investor
Investor lebih menyukai pebisnis dengan usia yang matang karena memiliki pemikiran yang lebih dewasa. Selain itu, passion yang lebih besar terhadap usaha membuat investor menaruh kepercayaan tinggi. Pebisnis dengan usia 40-an juga memiliki pemikiran yang bijaksana dan lebih cerdas.

● Kepercayaan Diri yang Tinggi
Usia yang lebih tua membuat kepercayaan diri dalam berbisnis lebih tinggi. Apalagi, jika bisnis tersebut sudah Anda rencanakan sejak usia muda. Kepercayaan diri juga didukung dengan motivasi besar agar bisnis berjalan sukses.

● Mampu Mencapai Visi
Pebisnis muda dapat memiliki pemikiran yang plin plan sehingga tujuan bisnis tidak dapat tercapai. Dikutip dari ukmsumut.com, pebisnis muda juga memiliki kecenderungan untuk berpindah dari satu bisnis ke bisnis yang lain saat menuai kegagalan.

Hal ini berbeda dengan Anda yang memulai bisnis di usia lebih matang. Visi dari usaha yang dimiliki dapat dicapai dengan terarah dan tentunya dengan disiplin tinggi. Lagi-lagi, faktor pengalaman dan kegagalan di masa lalu membuat Anda lebih serius dalam menjalani bisnis.

Itulah beberapa alasan yang dapat menjadi motivasi penting untuk memulai bisnis di usia 40 tahun. Menjadi pebisnis di usia yang tak lagi muda bukanlah halangan. Sebaliknya, ternyata Anda memiliki kelebihan yang dapat dimaksimalkan.

https://www.dbs.id/id/treasures-id/articles/tips-mulai-berbisnis-di-usia-40-tahun-ke-atas



Cara Memulai Investasi di Usia 40 Tahunan, Belum Terlambat Kok!
Senin, 03 Juli 2023, 10:50 WIB
 
Tidak ada yang namanya terlambat, termasuk dalam berinvestasi. Meski kamu sudah berusia 40 tahun, berinvestasi tetap worth it untuk dijalani.

Founder Finansialku.com, Melvin Mumpuni menuturkan bahwa tujuan utama investasi di usia 40 tahun haruslah untuk dana pensiun di usia 56 tahun. Jadi, kita harus mengoptimalkan waktu selama 16 tahun untuk berinvestasi.

Yang jelas, tidak ada kata terlambat.

Teman dari investasi adalah waktu. Pada tahun 1998 terjadi krisis moneter di Indonesia yang menyebabkan pasar saham turun dan anjlok. Tetapi pada tahun 2007, semuanya meroket hingga jatuh kembali pada tahun 2008. Namun, semuanya berhasil terlewati dan kembali meroket hingga tahun 2019, lalu muncullah Covid-19 yang menyebabkan penurunan kembali. Tetapi saat ini, di tahun 2023, semua pasar saham telah pulih dan kembali menjulang.

Pada intinya, pasar saham akan selalu naik-turun, sehingga tidak ada yang namanya terlambat dalam berinvestasi. Bahkan, salah satu keuntungan dalam berinvestasi di usia 40 tahun adalah kondisi penghasilan yang sudah stabil. Namun ada 5 poin penting yang harus kamu perhatikan sebelum memulai investasi, yaitu:

1. Pastikan kondisi keuangan kamu sehat

Sebelum berinvestasi, alangkah baiknya kamu melakukan financial check up. Jangan memaksakan diri untuk berinvestasi jika keuangan belum sehat. Ini karena investasi adalah percepatan, bukan perbaikan.

Pastikan dulu kesehatan keuangan kamu dengan hal ini:

Pemasukan lebih besar dari pengeluaran
Kamu bisa berdonasi dan berderma secara rutin
Punya dana darurat dalam jumlah ideal yakni 6-12 kali pengeluaran bulanan
Utang dalam kondisi sehat, aset lebih besar dari utang dan cicilan maksimal 35% penghasilan
Punya proteksi atau asuransi

2. Punya rencana investasi yang jelas

Banyak orang berinvestasi tanpa rencana dan tujuan yang jelas. Maka, alangkah baiknya kamu tentukan terlebih dahulu rencana investasi kamu untuk apa, berapa target  keuntungan yang ingin dicapai, berapa rupiah risiko maksimal yang bisa diterima, berapa lama periode investasinya, syariah atau tidak dan lain sebagainya.

3. Tahu apa yang kamu beli

Jangan sampai berinvestasi seperti membeli kucing dalam karung. Kamu harus tahu apa yang kamu beli. Ikuti seminar tentang investasi, baca buku, workshop, dan lain sebagainya. Kamu juga bisa konsultasi keuangan dan investasi dengan lembaga profesional.

4. Review investasi secara berkala

Investasi sama seperti kamu bekerja, butuh rencana, eksekusi dan review. Dari hasil review ini kita akan tahu sudah sesuai atau belum dengan rencana. Jika sudah, maka tingkatkan. Jika belum, lakukan perbaikan agar hasil investasi sesuai target.

5. Lakukan sekarang

Jika kamu sudah memahami sampai tahap ini. Maka yang harus kamu lakukan hanyalah lakukan sekarang. Buka akun investasi, dan mulai berinvestasi. Jika kamu hanya diam di tempat, kamu tidak akan kemana-mana. Investasi butuh keahlian dan jam terbang, dan kedua hal itu hanya bisa didapatkan dengan praktik langsung.

https://wartaekonomi.co.id/read505926/cara-memulai-investasi-di-usia-40-tahunan-belum-terlambat-kok



Lakukan 9 Cara Ini Jika Ingin Bebas Finansial Usia 40 Tahun
 13 Sep 2023 | 19:55 WIB

Mandiri secara finansial di usia 40 atau bahkan lebih muda lagi, menjadi impian tiap orang. Meraih financial freedom agar hari tua bisa hidup dengan tenang, tidak mustahil dilakukan.

Namun, untuk bisa mencapainya, perlu perencanaan atau strategi dalam mengatur keuangan. Simak tips meraih kebebasan finansial sesegera mungkin ini, seperti dikutip dari situs ruangmenyala.com.

1. Jalankan Rencana Hidup Sebaik Mungkin

Ketahui tujuan atau target dalam hidup yang ingin diraih di masa depan. Kemudian, coba susun strategi atau rencana untuk menuju ke sasaran tersebut. Tak perlu terburu-buru, cukup lakukan secara konsisten dan bertahap. Selama perjalanan tersebut, cari pengalaman sebanyak mungkin. Bisa dengan membuka usaha sampingan atau menjadi freelancer.

2. Buat Anggaran

Membuat anggaran akan membantu dalam pengelolaan keuangan seefisien mungkin. Alokasikan pemasukan maupun pengeluaran secara tepat. Biasakan selalu mencatat setiap hal terkait keuangan, mulai dari belanja bulanan, bayar cicilan, bonus dari kantor, dan lain sebagainya.

3. Jangan Turuti Gengsi

Sebelum memutuskan untuk membeli apapun yang sedang menjadi tren saat ini, seleksi dan pertimbangkan dengan baik. Tanyakan kembali, apakah hal tersebut dibutuhkan atau tidak. Jika kurang bermanfaat, ada baiknya menahan diri meskipun mampu. Ketahuilah gengsi tak akan ada habisnya dan tak memberikan keuntungan apapun terhadap keuangan.

4. Siapkan Dana Darurat

Siapkan dana darurat agar tabungan tidak terganggu bila sewaktu-waktu terdapat kebutuhan mendadak di luar rencana. Andaikan tiba-tiba sakit atau ada pandemi yang membuat tak bisa bekerja dan menghasilkan uang. Di sinilah dana darurat berguna.

5. Sisihkan Dana Pensiun

Mulai sisihkan sedikit penghasilan untuk persiapan dana pensiun. Sehingga tak perlu bekerja seumur hidup dan bisa segera bebas finansial usia 40 tahun.

6. Gunakan Asuransi

Asuransi bisa jadi salah satu solusi agar bisa bebas finansial usia 40 tahun. Seperti asuransi kesehatan sehingga tidak perlu lagi khawatir atau bingung mencari dana untuk membayar biaya perawatan yang cukup tinggi. Sebab, asuransi akan menanggung semuanya. Dengan kata lain, asuransi bermanfaat sebagai bentuk antisipasi terhadap kejadian-kejadian tak terduga di masa mendatang.

7. Investasi Sedini Mungkin

Di samping menabung, menyiapkan dana pensiun dan darurat, mulailah berinvestasi. Ada berbagai jenis investasi dengan karakteristik masing-masing, mulai dari reksa dana, emas, saham, deposito, surat negara, dan masih banyak lagi. Sesuaikan saja dengan kemampuan.

8. Fokus pada Aset Aktif

Memiliki aset-aset aktif bisa memberikan passive income. Sehingga ketika tidak bekerja, penghasilan tetap ada.

9. Hindari Utang

Pastikan bebas dari hutang. Jangan coba sekali-sekali meminjam uang, apalagi jika hanya untuk sesuatu yang kurang perlu atau memenuhi gengsi semata. Utang bukan cuma membuat beban, utang juga bisa menjadi kebiasaan yang kurang baik bagi kesehatan keuangan. Hindari pula menggunakan kartu kredit jika memang belum mampu. Tak ada salahnya hidup sederhana dan hemat sesuai kebutuhan.

https://investor.id/tips/340512/lakukan-9-cara-ini-jika-ingin-bebas-finansial-usia-40-tahun



Siapkan Ini Saat Membuat Rencana Investasi di Usia 40-an

Maychelie Vincent Liyanto, S.Ak., S.H., M.Ak., CFP®
Perencana Keuangan PINA

Tidak ada kata telat untuk membuat rencana investasi. Mulai dari sekarang, supaya kamu tidak kehilangan lebih banyak waktu menyiapkan dana pensiun.

Siapkan Ini Saat Membuat Rencana Investasi di Usia 40-an
Ah, siapa yang tak rindu dengan masa muda? Seperti yang orang-orang katakan, masa-masa muda adalah momen terbaik. Saya setuju dengan pernyataan tersebut. Di masa muda dulu, saya tak banyak berpikir mengenai cicilan rumah, tabungan pendidikan anak, atau biaya kesehatan yang kini terasa semakin membesar.

Dulu, ketika menerima gaji, saya hanya berpikir membelanjakan uang untuk membeli makanan favorit, membeli pakaian baru—agar bisa tampil menarik ketika nongkrong bersama sahabat, mentraktir pacar, dan singkatnya bersenang-senang.

Sekarang, di umur 40-an, prioritas saya berbeda.

Saya tak lagi sering bersenang-senang demi tujuan pribadi. Ada pasangan dan rumah tangga yang harus dipikirkan; anak-anak dan impian mereka yang harus didukung; dan tentu saja, seperti yang dilakukan oleh orang Timur lainnya, orang tua yang perlu dibuat bahagia.

Beranjak dewasa, saya menyadari perlu memikirkan tujuan finansial dengan saksama. Saya sadar harus memanfaatkan waktu yang tersisa untuk mempersiapkan masa tua yang semakin dekat.

Saya jadi teringat dengan salah satu teman baik di masa kuliah dulu, Nikki. Saat masih duduk di bangku kuliah, ia kehilangan ayahnya yang kena serangan jantung di usia 50-an., Nikki menangis ketika saya dan beberapa sahabat datang ke upacara pemakaman ayahnya.

Sebagai seorang dewasa yang baru berumur 20-an, saya hanya bisa memberinya ucapan duka dan kalimat penyemangat. Tak pernah terpikir bagi saya, bahwa kehilangan ayah di usia semuda itu akan berpengaruh banyak dalam kehidupannya.

Beberapa hari setelah ayahnya dimakamkan, Nikki mengajak saya berbicara berdua. Ia menawarkan saya nasi kotak buatan ibunya. Ia sekarang berjualan makanan untuk membantu biaya kuliahnya. Ia juga bercerita, bahwa ayahnya meninggal dalam keadaan tak punya asuransi, serta tak punya tabungan masa tua.

Ibunya, yang waktu itu berumur 40-an, harus mencari cara demi menghidupi keluarga. Ia mengingatkan pada saya bahwa kita perlu memiliki tabungan agar tak kehilangan “pegangan” jika hal tidak terduga terjadi.

Sekitar tiga atau empat tahun lalu, saya bertemu kembali dengan sahabat saya itu. Sama seperti saya, Nikki juga sudah berkeluarga. Ia memiliki satu anak, perempuan. Kini, ia bekerja di sebuah perusahaan start-up. Setelah berbagi cerita konyol yang kami lakukan semasa kuliah, ia kemudian bercerita bahwa beberapa tahun kemarin ia mulai membuat rencana investasi.

Dari pengalamannya, ia mengaku bahwa berinvestasi memberikan banyak keuntungan. Ia kemudian mengajak saya untuk ikut berinvestasi--katanya, untuk pensiun nanti. 

Nikki mengaku, tak ada kata terlambat bagi kita untuk mulai berinvestasi, karena ia juga baru memulainya beberapa tahun kemarin. Saya ingat perkataannya waktu itu, sooner is better than later. Beberapa hari kemudian, saya meneleponnya dan berkata bahwa saya tertarik untuk mulai membuat rencana investasi untuk retirement plan.

Sebagai sahabat, ia lalu berbagi tips seputar investasi, yang tentu sangat berguna bagi saya. Saya kemudian melengkapi tips yang saya dapat dengan mencari lebih banyak hal seputar investasi di internet, terutama pilihan investasi bagi saya yang tak lagi muda.

Satu hal yang banyak saya temukan di internet; bahwa tak peduli berapa pun umurmu saat ini, jangan biarkan waktumu terbuang lebih banyak lagi. Kamu mungkin telah kehilangan banyak waktu untuk “curi start” dalam berinvestasi, tapi tak jadi masalah. Yang penting, mulailah sekarang. 

Yes, you still have time to build up your investment AND your retirement. Ingin mulai berinvestasi seperti saya? Konsultasikan masalah keuanganmu dulu ke perencana keuangan profesional dari PINA. GRATIS!

Selain itu, berikut beberapa saran dalam merencanakan investasi di umur 40-an yang sudah saya kumpulkan.

Mari Mulai Cek Kondisi Finansial Saat Ini
Pertama, cari tahu dulu, apa prioritasmu? Ambil pena dan kertas, kemudian jawab pertanyaan berikut:

Kapan kamu akan pensiun?
Di mana kamu akan tinggal?
Seperti apa gaya hidupmu sekarang?
Seperti apa gaya hidup yang kamu inginkan nanti?
Seperti apa gaya hidup pasanganmu? (Kalau kamu sudah menikah)
Berapa banyak tabunganmu? Berapa banyak yang bisa kamu investasikan?
Melihat pengeluaranmu sekarang, apa yang bisa kamu kurangi agar kamu punya lebih banyak uang untuk berinvestasi?

Itu adalah beberapa pertanyaan yang perlu kamu tanyakan—dan kamu jawab. Let’s start by knowing your financial condition. 

Save More, Spend Less
Saran yang paling gamblang di umur yang tak lagi muda ini adalah perbanyak menabung, kurangi menghamburkan uang.

Saat kamu masih berumur 20 atau 30-an, kata “pensiun” rasanya masih jauh dari pandangan. Kini, menginjak usia 40-an, kamu harus lebih bertanggung jawab atas keadaan finansialmu.

Selain itu, di usia ini, pengeluaran kita juga berbeda, misalnya biaya PBB tahunan, gaji asisten rumah tangga, dan sebagainya. Kalau sudah memiliki anak, kamu juga harus menyiapkan biaya sekolah anakmu yang tidak murah. Seluruh elemen finansial ini harus kamu dipikirkan baik-baik, karena dibutuhkan planning yang baik serta investasi yang strategis untuk tiap pengeluaran tersebut.

Inilah mengapa, ada satu hal yang juga perlu kamu garis bawahi; buat bujet yang bisa membantumu stay on track—dan benar-benar bisa kamu ikuti setiap bulannya. Ambil lagi pena dan kertasmu tadi, lalu lihat apakah ada pengeluaran lain yang bisa kamu kurangi sekarang agar bisa memiliki lebih banyak tabungan di masa depan?

Kalau kamu mengikuti sistem bujet 50/30/20, kamu mungkin ingin mengubahnya menjadi 30% tabungan dan 20% bersenang-senang, atau bahkan mungkin 40% tabungan dan 10% bersenang-senang.

Kemudian, bagi porsi tabunganmu menjadi 10% cash dan 20% investasi atau 5% cash dan 35% investasi. Usahakan untuk lebih banyak menaruh porsi uangmu dalam investasi. Remember, maximize what you have now so you can have more in the future.

Tunda Pensiun 

Faktanya, usia bekerja seseorang kini lebih panjang dibanding tahun-tahun sebelumnya. Sejak 2019, usia pensiun di Indonesia telah berubah dari 55 tahun jadi 57 tahun. Perubahan usia pensiun tersebut dimaksudkan untuk memperkuat pendanaan Dana Jaminan Sosial Pensiun di masa yang akan datang, dan juga karena usia harapan hidup di Indonesia mencapai di atas 70 tahun.

Tak hanya itu, Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2015 Pasal 15 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Pensiun juga menyebutkan bahwa usia pensiun akan bertambah satu tahun setiap tiga tahun.

Katakanlah saat ini usiamu 45 tahun, kamu seharusnya pensiun 12 tahun lagi. Kenyataannya, di tahun 2033 (saat kamu berusia 57 tahun dan harusnya pensiun) nanti, batas usia pensiun yang diberikan pemerintah mungkin berubah lagi menjadi 61 tahun! Kamu bahkan masih bisa bekerja sampai 2039, ketika umurmu mencapai batas pensiun 63 tahun.

Ini berarti, kamu masih memiliki lebih banyak waktu, kalau masih ingin bekerja dan menggunakan uang yang kamu dapatkan untuk berinvestasi demi retirement fund. 

Tujuan Utama di Usia 40-an

Kamu sudah mencari tahu apa saja prioritasmu? Bagus. Sudah membuat bujet dan rencana keuanganmu di masa depan? Perfect. Sekarang, mari kita pertimbangkan rencana tersebut dan sesuaikan dengan keadaan finansialmu.

Sisihkan waktu untuk memikirkan long-term financial goal-mu. Kalau kamu sudah menikah, akan lebih baik jika kamu juga mengajak pasanganmu untuk membahas masalah ini, karena tujuan finansialmu akan memengaruhi kehidupan kalian sebagai pasangan.

Sekarang, bahaslah poin-poin berikut dengan pasangan:

Berapa banyak uang yang kamu dapatkan setiap bulannya?
Apakah pasanganmu juga bekerja? Jika ya, berapa banyak yang kalian berdua dapatkan setiap bulannya?
Berapa banyak pengeluaran utama dan tabungan kalian setiap bulannya?
Apakah pengeluaran tersebut akan berubah dalam waktu dekat? Misalnya, anakmu akan masuk SD dan biaya sekolahnya akan bertambah. Berapa banyak yang sudah kamu siapkan untuk: tabungan, investasi, dan pensiun?
Apa saja yang akan kamu butuhkan dalam 5, 10, atau 20 tahun ke depan? Sertakan seluruh faktor tersebut dalam financial goal-mu.

Setelah itu, perhitungkan juga beberapa faktor berikut:

1. Utang-utang besarmu
Misalnya cicilan rumah atau mobil. Cari tahu kapan kamu akan melunasinya. 10 tahun lagi? 5 tahun lagi? Setelah berhasil melunasinya, apa yang akan kamu lakukan pada bujet cicilan tersebut?

Saran saya, biarkan bujetmu tetap sama, namun pindahkan ke bujet investasi. Dengan begini, kamu punya tambahan porsi untuk rencana investasi. 

2. Cari tahu berapa banyak uang yang kamu siapkan untuk dana pensiun
Ini adalah saat yang paling tepat untuk mengecek lagi seberapa banyak yang sudah kamu persiapkan untuk menghadapi masa tua, dan apa saja investasi yang kamu butuhkan agar bisa pensiun dengan tenang, tanpa bergantung pada anak untuk “membiayai” masa tua.

3. Kalau punya anak, cari tahu seberapa banyak uang yang kamu perlukan demi masa depannya
Setidaknya, kamu perlu menyiapkan uang sampai anakmu selesai kuliah. Apakah nanti anakmu akan kuliah di luar negeri? Berapa besar biaya yang ia butuhkan? Berapa besar biaya hidupnya per bulan?

Kids grow up fast, jadi kamu harus memikirkan biaya hidupnya mulai dari sekarang. Ya, cara terbaik untuk menyiapkan uang pendidikan anakmu adalah dengan membuat rencana investasi.

Setelah kamu mengetahui seperti apa keadaan keuanganmu, berapa banyak pendapatanmu, apa saja pengeluaranmu, dan seperti apa goal-mu ke depannya, barulah kamu bisa menentukan seberapa besar investasi yang kamu butuhkan. 

Persiapan Pensiun untuk Usia 40-an: Membuat Rencana Investasi
Finally, mari kita bicarakan hal yang paling penting. Bagaimana cara membuat rencana investasi untuk dana pensiun bagi kamu yang berumur 40-an.

Berikut ini adalah alokasi aset investasi yang bisa dipertimbangkan:

Saham: 70-75%
Obligasi: 20-25%
Cash: 5%
Mengapa tidak memaksimalkan seluruh uangmu ke dalam saham, karena kamu membutuhkan return yang besar dalam waktu yang singkat?

Begini, volatilitas atau tingkat fluktuasi saham sangatlah tinggi. Kamu mungkin bisa mendapatkan return besar dalam waktu singkat. Namun ingat, risiko bermain saham pun besar, yang berarti kamu juga bisa kehilangan uang dalam jumlah besar dalam waktu singkat.

Trik menghadapi situasi ini adalah dengan dengan melakukan diversifikasi pada portofolio investasimu. Dengan begini, ketika nilai sahammu berkurang, kamu dapat menutupi kerugiannya dengan investasi yang lain. 

Ya, kamu memang bisa menaruh porsi lebih besar dalam aset investasi yang agresif seperti saham, agar bisa menandingi laju inflasi. Namun seimbangkan juga dengan aset lain dengan risiko yang lebih rendah dibanding pasar saham.

Agresif tak berarti kamu juga bisa bersikap ceroboh. Stick with investments that have a track record of producing returns and avoid deals that are "too good to be true."

Di usia 40-an ini, kamu harus lebih serius membangun investasimu. Kalau ini adalah kali pertamamu membuat rencana investasi—seperti saya—maka maksimalkan waktu dan aset yang kamu miliki.

Kini, bangun portofoliomu lebih serius lagi. Kita sedang berada di puncak karier, di mana kita mungkin tak akan mendapatkan pendapatan yang lebih baik dari sekarang, jadi manfaatkanlah situasi ini.

https://pina.id/artikel/detail/siapkan-ini-saat-membuat-rencana-investasi-di-usia-40-an



Umur 40 Tahun, Usahakan Punya Ini Agar Gak Miskin Mendadak

Di usia kepala empat, seseorang tentu diharapkan sudah mapan secara finansial. Namun kemapanan bukan hanya dinilai dari besarnya pendapatan, melainkan juga dari keamanan finansial yang cukup baik.
Banyak masalah finansial yang bisa datang tak kenal waktu dan mengganggu keuangan Anda kapan saja. Masalah-masalah tersebut bisa saja muncul karena ketidakcakapan kita dalam mengelola dan mengamankan keuangan, atau dari faktor eksternal.

Bukan tidak mungkin, hal itu akan menghancurkan keuangan Anda hingga akhirnya Anda harus memulai semuanya dari nol.

Lantas apa saja produk finansial yang bisa mengamankan keuangan mereka dalam jangka panjang? Berikut ulasannya.

3 jenis tabungan
Satu tabungan saja tentu sangatlah riskan, lantaran Anda akan kesulitan dalam mengelola keuangan Anda. Setidaknya ada memiliki tiga jenis tabungan untuk keperluan yang berbeda-beda.

Pertama adalah tabungan dana darurat dengan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan, yang tujuannya adalah untuk mengantisipasi segala kebutuhan mendesak dan tidak direncanakan sama sekali.

Kedua adalah tabungan sinking fund yang bertujuan untuk menghadapi seluruh pengeluaran Anda yang dibayar tahunan. Sebut saja seperti pajak kendaraan, pajak rumah, biaya liburan keluarga, dan lain sebagainya.

Dan yang terakhir adalah tentu saja rekening tabungan untuk operasional sehari-hari.

Asuransi kesehatan
Memang benar bahwa BPJS Kesehatan bisa menanggung hampir seluruh penyakit yang ada. Namun asuransi swasta bisa memberikan Anda sebuah kepraktisan dalam berobat.

Sayangnya, menunda membeli asuransi kesehatan bisa berdampak sulit mendapat persetujuan untuk memiliki produk ini di masa tua.

Oleh karena itu, pertimbangkanlah untuk menyisihkan uang setara maksimal 10% dari pemasukan untuk membeli asuransi kesehatan di masa muda.

Asuransi jiwa
Khusus bagi Anda yang punya tanggungan, baik itu orangtua, adik, atau keluarga Anda sendiri, maka Anda wajib memiliki produk keuangan yang satu ini.

Asuransi jiwa akan memberikan orang yang Anda cintai sebuah proteksi finansial di kala Anda sebagai pencari nafkah kehilangan kemampuan untuk memenuhi tanggung jawab. Bisa jadi karena cacat tetap total, atau meninggal dunia.

Ketika musibah itu terjadi, maka perusahaan asuransi jiwa akan mencairkan uang pertanggungan yang bisa dipakai oleh keluarga untuk membiayai hidup.

Tak cuma itu, uang santunan dari asuransi jiwa juga bisa dimanfaatkan untuk memperlancar proses balik nama harta waris dan lain sebagainya.

Baca:Nasabah Asuransi Ini Ungkap Mudahnya Proses Klaim RS
Produk investasi untuk dana pensiun
Bukan rahasia lagi, usia kepala empat menandakan bahwa tidak lama lagi Anda akan memasuki masa tidak produktif. Maka investasi dana pensiun tentu sangat dibutuhkan.

Semestinya, investasi ini sudah dilakukan di usia 20 tahunan. Namun apa daya jika orang yang bersangkutan baru saja melek finansial di usia mendekati kepala 4?

Tidak ada kata terlambat untuk investasi, Anda pun harus memulainya sejak dini demi masa depan yang aman.

Adapun instrumen keuangan yang cocok untuk dana pensiun adalah instrumen yang bersifat high risk dan high return. Sebut saja seperti dana pensiun lembaga keuangan, reksa dana campuran, reksa dana saham, atau saham.

Namun lakukanlah diversifikasi investasi dengan membeli instrumen lain agar risiko investasi Anda bisa lebih terkontrol. Belilah surat utang negara, emas, atau instrumen pasar uang sebagai penyeimbang.

https://www.cnbcindonesia.com/mymoney/20230822092251-72-464934/umur-40-tahun-usahakan-punya-ini-agar-gak-miskin-mendadak



Tips Memulai Investasi di Usia 40an Menurut Financial Planner FUNDtastic

Seiring dengan inklusi keuangan yang semakin luas di masyarakat, teknologi keuangan juga semakin marak mengundang masyarakat untuk mulai berinvestasi belakangan ini.Tidak jarang mereka yang memasuki usia 40an baru memulai perjalanan investasi mereka. Biasanya, tujuan investasi terdekat mereka yakni kebebasan finansial di masa pensiun. Terhitung usia pensiun 65-70 tahun, maka jangka waktu investasi yang optimal adalah 20-25 tahun.

Apakah tidak terlambat berinvestasi di umur 40? Tentu saja tidak.

Mari kita telaah lebih lanjut melalui pertanyaan paling popular yang ditanyakan para investor pemula berusia 40 tahun yang sering ditemui Yehosyuah Beniha Noah, Perencana Keuangan FUNDtastic  : 

1. Apa yang seharusnya menjadi prioritas finansial saya di usia 40an ini?

Prioritas finansial setiap orang tentu berbeda-beda. Penting untuk Anda menentukan tujuan finansial Anda sebelum merencanakan membangun kekayaan Anda. Untuk mempermudah, Anda dapat mengelompokkan misi keuangan dengan gunakan strategi yang disebut Segitiga REKA, atau Segitiga Rencana Keuangan.

Cara menentukan prioritas keuangan Anda secara gambaran besar dapat menggunakan 3 pengelompokkan, yakni tujuan kebutuhan tersier, sekunder dan kebutuhan primer. Pertama, buatlah daftar tujuan-tujuan keuangan Anda dan jangka waktu yang Anda inginkan untuk meraihnya. Setelah itu, kelompokkan tujuan keuangan Anda dengan Segitiga Reka diatas. Pengelompokkan dengan skema di atas membuat Anda dapat menentukan di antara tujuan-tujuan keuangan tersebut manakah yang ternyata prioritas (need) Anda.

2. Bagaimana sebaiknya saya mulai berinvestasi di usia 40an?

Sebelum memulai berinvestasi Anda perlu menentukan terlebih dahulu tujuan yang Anda ingin capai. Investasi merupakan alat atau kendaraan yang akan Anda gunakan untuk meraih tujuan tersebut. Tujuan tersebut harus spesifik, bukan misalnya “bertambah kaya”. Anda perlu menentukan tujuan yang realistis tapi juga tidak terlalu mudah untuk dicapai agar Anda dapat lebih mudah menentukan dan mengambil keputusan finansial dengan lebih akurat. 

Maka jelas bahwa langkah pertama Anda untuk memulai investasi adalah menentukan misi keuangan Anda. Berdasarkan prioritas finansial yang telah dibahas di pertanyaan pertama, selanjutnya Anda perlu tentukan jangka waktu yang Anda targetkan untuk mencapainya. Setelah itu, Anda perlu tentukan instrumen investasi yang sesuai untuk meraih tujuan keuangan tersebut.

3. Berapa banyak sebaiknya saya mulai berinvestasi? Berapa persen dari gaji?

Berdasarkan perencanaan keuangan pada umumnya, formula menggunakan gaji Anda untuk berinvestasi adalah 15% sampai 30%. Namun, bila ternyata Anda sanggup berinvestasi di atas itu maka akan jauh lebih baik untuk keuangan Anda. Pastikan untuk dengan detail menentukan tujuan dan skala prioritas keuangan Anda terlebih dahulu sebelum menentukan jumlah yang Anda mampu dan perlu investasikan setiap bulannya. Kemampuan besar kecilnya jumlah dana untuk diinvestaskani bukan hanya berdasarkan pemasukan bulanan yang Anda miliki, namun juga tergantung skala prioritas. Dengan begitu, Anda bisa  memahami jumlah yang Anda mampu dan perlukan untuk berinvestasi.

4. Apakah Trading pilihan yang tepat untuk dapat imbal hasil cepat di usia 40an ini?

Trading bukanlah pilihan yang tepat untuk membangun kekayaan di usia berapapun, terutama bagi mereka yang bukan seorang trader profesional. Mengapa? Karena faktanya lebih banyak kegagalan dibanding keberhasilan  yang dialami oleh mereka yang melakukan trading. Kalau Anda masih  berusia 20an dan coba-coba trading dengan nominal kecil, mungkin tidak terlalu berdampak pada keuangan Anda. Tapi ketika prioritas Anda lebih beragam di usia 40an tahun ini, disarankan untuk fokus saja berinvestasi secara pasif. Anda tentunya banyak membutuhkan waktu untuk mengurus pekerjaan, me time dan keluarga untuk juga disibukkan dengan aktivitas trading yang memakan waktu serta emosi.. 

5. Apa instrumen terbaik untuk berinvestasi di usia 40an ini?

Semua instrumen sama baiknya, , tapi perlu sesuai dengan tujuannya. Bila Anda telah menentukan tujuan investasi dengan jelas, maka instrumen investasi Anda haruslah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Jenis instrumen dapat Anda tentukan berdasarkan prioritas anda dan jangka waktu yang Anda butuhkan. Investasi adalah kendaraan, maka instrumen dapat Anda ibaratkan sebagai jenis kendaraannya. Misalnya, kendaraan mobil yang cocok untuk perjalanan jauh adalah sama seperti reksa dana saham yang pas untuk tujuan keuangan jangka panjang seperti dana pensiun atau pendidikan anak. Apakah cocok bila Anda menuju ke minimarket yang jaraknya adalah 20 meter dan menempuhnya dengan kendaraan mobil? Maka seperti itu juga instrumen investasi, untuk tujuan keuangan yang pendek lebih disarankan reksa dana pasar uang yang cenderung konservatif dengan volatilitas rendah.. Maka dari itu, perlu tentukan dahulu misi keuangan Anda sebelum memulai berinvestasi.

6. Bagaimana saya bisa tentukan tingkat toleransi risiko?

Toleransi risiko dapat diukur dari seberapa berani Anda dalam  mengambil risiko di kehidupan sehari hari. Jika Anda cenderung menolak ajakan teman berbisnis dengan  cuan besar namun risiko rugi yang tinggi, maka Anda sebenarnya konservatif.

Namun, perjalanan dan pelajaran hidup Anda akan mengubah toleransi risiko dalam berinvestasi seiring berjalannya waktu. Mengutip Warren Buffet yang adalah tokoh bisnis dan investor legendaris  di dunia, 

“Risk comes from not knowing what you’re doing”. 

Salah satu contoh kasus klien saya, awalnya beliau disarankan untuk berinvestasi di reksa dana pasar uang yang berisiko cukup rendah. 6 bulan kemudian seiring dengan beliau tambah mengerti tentang investasi, beliau mulai berani berinvestasi di reksa dana pendapatan tetap dan sekarang sudah berani berinvestasi di reksa dana saham dengan tujuan jangka panjang. Artinya toleransi risiko dapat berubah seiring dengan bertambahnya pengetahuan Anda tentang investasi.

7. Manajer Investasi atau Perencana Keuangan seperti apa yang tepat untuk saya?

Manajer Investasi dapat diukur dari banyak hal, Anda perlu menentukan terlebih dahulu apa yang Anda butuhkan. Apakah Anda butuh Manajer Investasi yang stabil? Atau yang miliki pertumbuhan (growth) tinggi? Atau harus miliki Good Corporate Governance yang ketat?

Namun, memang menilai Manajer Investasi bukanlah perkara yang mudah, Anda perlu berkonsultasi secara mendalam dengan Perencana Keuangan Anda. Anda bisa juga manfaatkan  fitur Wealth Creation di aplikasi FUNDtastic. Perencana keuangan tersertifikasi FUNDtastic sudah lakukan due diligence terhadap banyak sekali Manajer Investasi untuk berikan skor pada pengalaman, sertifikasi dan pencapaian mereka dalam mengelola dana investor. Kami sudah cover kebutuhan Anda meng-screening Manajer Investasi ini.

8. Berapa banyak sebaiknya jumlah dana pensiunan saya?

Kebutuhan dana pensiun setiap orang dapat berbeda. Secara umum, Anda bisa pakai formula ini:

Ekspektasi pemasukan per bulan X 240.
(Pemasukan per bulan yang diharapkan ketika pensiun dikalikan dengan 240) 
Contoh:, Jika ketikapensiun Anda ingin memiliki pemasukan 5 juta rupiah sebulan,
maka 5 juta X 240 atau 1,2 milyar rupiah lah yang Anda butuhkan untuk dana pensiun nanti. 

Mengapa 1,2 milyar? Karena kalau dana 1,2 milyar itu Anda investasikan ke instrumen konservatif seperti reksa dana pasar uang dengan imbal hasil (return) 5% per tahun atau 60 juta rupiah per tahun, setara dengan 5 juta per bulan yang bisa Anda pakai untuk kebutuhan hidup saat pensiun nanti. Harap diingat, nilai tersebut belum ditambah dengan perhitungan inflasi.

https://fundtastic.co.id/news/read/16/tips-memulai-investasi-di-usia-40an-menurut-financial-planner-fundtastic



Belum Terlambat Memulai, Inilah Tips Investasi di Usia 40an
By Dion -14 December 201808017

Ketika menginjak usia 40-an tahun, idealnya seseorang sudah relatif mapan dari sisi kehidupan finansial. Anggapan umum ini sejatinya tidak terlalu salah. Saat seseorang telah menginjak umur kepala empat, ia diasumsikan telah bekerja atau memiliki penghasilan minimal selama 15 tahun. Rentang waktu selama 15 tahun memiliki penghasilan sendiri memungkinkan seseorang memiliki banyak aset. Seperti rumah, kendaraan pribadi, tabungan, investasi atau mungkin kepemilikan saham di sebuah bisnis.

Citra kemapanan ini pula yang melekati profil Rahmad (41 tahun), seorang manajer di sebuah perusahaan swasta di ibukota. Di usia awal 40-an, Rahmad memang terhitung sudah cukup mapan. Karirnya semakin menanjak. Anak-anaknya mulai memasuki usia remaja. Aset-aset penting seperti rumah, kendaraan pribadi, dan tabungan sudah dia miliki.

Namun, harus diakui, beban finansial yang dia pikul juga masih sangat banyak. Biaya sekolah anak yang terus meningkat seiring kenaikan tingkat pendidikan mereka, ditambah lagi tuntutan gaya hidup yang kian meningkat. Imbasnya, Rahmad merasa pengelolaan finansialnya belum optimal. Ia belum memiliki investasi apapun, baru sebatas tabungan biasa di deposito dan emas. Rahmad belum pernah mencoba berinvestasi di produk pasar keuangan sejauh ini. Padahal kurang dari 15 tahun lagi, Rahmad akan memasuki usia pensiun.

Profil Rahmad mungkin terbilang banyak ditemui dalam keseharian masyarakat Indonesia. Penghasilan sudah memadai, tetapi kurang agresif dalam mengembangkan aset. Kebanyakan masyarakat Indonesia hanya berani sebatas menabung di produk tabungan bank, deposito, dan emas. Padahal tingkat pertumbuhan tiga instrumen tersebut seringkali kalah jauh dari laju inflasi.

Mengutip hasil survei InsideID yang dikutip oleh Kontan (Februari 2018), 79% dari responden yang disurvei mengaku menyisihkan pendapatan ke produk tabungan dan hanya 21% saja yang berinvestasi. Itupun kebanyakan yang memilih berinvestasi di emas (40%), deposito (37%), disusul properti, reksadana dan saham.

Menilik angka inflasi tahunan yang mencapai 6% menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), maka sebuah aset hanya bisa disebut berkembang bila mampu bertumbuh melampaui angka tersebut. Kesalahan dalam memilih instrumen pengembang aset yang tepat bisa berakibat tujuan keuangan gagal tercapai, tak terkecuali rencana dana pensiun.

Memulai investasi di usia 40 tahun, mengapa tidak?
Nah, mungkin saat ini Anda sudah berkepala empat dan memahami pentingnya berinvestasi untuk persiapan masa pensiun. Tetapi, mungkin Anda gamang dan merasa sudah terlambat untuk memulai investasi. Jangan dulu khawatir. Bila saat ini usia Anda masih di awal kepala empat, sebenarnya Anda masih memiliki cukup waktu untuk melakukan investasi jangka panjang terutama untuk menyiapkan kebutuhan di masa pensiun kelak.

Anda memiliki waktu antara 10 tahun-15 tahun untuk mempersiapkan kebutuhan dana pensiun. Untuk mencapai tujuan keuangan jangka panjang di atas lima tahun seperti dana pensiun, Anda perlu memilih instrumen keuangan yang mampu mengalahkan inflasi dalam jangka panjang. Produk konservatif seperti tabungan bank atau deposito relatif sudah tidak mampu mengalahkan laju inflasi dalam jangka panjang. Dua produk tersebut sudah selayaknya Anda hapus dari pilihan instrumen dana pensiun.

Instrumen pasar modal seperti reksadana saham atau saham lebih mungkin membantu Anda membangun dana pensiun karena imbal hasilnya bisa di atas 7% per tahun bahkan bisa di atas 20% per tahun.

Lantas, apa saja tip penting yang perlu Anda cermati apabila memulai investasi di usia kepala empat? Mari melihat satu per satu jurusnya di bawah ini:

1. Tentukan tujuan keuangan
Ada banyak tujuan keuangan yang bisa Anda mulai di usia kepala empat. Tujuan keuangan bisa jangka pendek di bawah 3 tahun, jangka menengah yaitu antara 3-5 tahun dan tujuan keuangan jangka panjang di atas 5 tahun. Tujuan jangka pendek sebagai contoh adalah mengumpulkan dana liburan tahunan. Adapun tujuan keuangan jangka menengah contohnya adalah persiapan dana beribadah ke tanah suci atau mengejar pemenuhan kebutuhan dana kuliah anak. Untuk tujuan jangka panjang di atas 5 tahun antara lain adalah dana pensiun.

2. Ketahui kebutuhan dana
Sebagai contoh, Anda ingin memulai investasi untuk kebutuhan dana pensiun. Langkah pertama adalah Anda perlu menentukan terlebih dulu asumsi usia pensiun dan asumsi usia harapan hidup. Sebagai gambaran, usia Anda saat ini 40 tahun dan berencana pensiun di usia 55 tahun. Sedang asumsi usia harapan hidup anggaplah 65 tahun.

Berangkat dari asumsi itu, maka Anda memiliki waktu sekitar 15 tahun untuk menyiapkan dana pensiun yang akan Anda gunakan untuk hidup selama 10 tahun di masa tua. Anda bisa memanfaatkan kalkulator dana pensiun untuk mengetahui nilai kebutuhan dana pensiun yang harus Anda kumpulkan.

Anggaplah total kebutuhan dana pensiun Anda adalah Rp3,63 miliar. Maka nilai itulah yang menjadi target pengumpulan dana pensiun Anda, setelah dikurangi oleh tabungan pensiun yang saat ini mungkin sudah Anda miliki. Misalnya, tabungan pensiun di program Jaminan Hari Tua BPJS Ketenagakerjaan atau tabungan pensiun di tempat Anda bekerja melalui program Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK).

3. Pilih produk investasi
Setelah mengetahui nilai kebutuhan dana pensiun yang harus Anda kumpulkan, saatnya menentukan strategi investasi yang tepat. Anggaplah setelah dikurangi tabungan pensiun dari BPJS Ketenagakerjaan dan DPLK, kebutuhan dana pensiun Anda adalah Rp2,7 miliar. Maka, Anda bisa memilih berinvestasi di produk yang mampu tumbuh 20% per tahun sebesar Rp2,38 juta per bulan selama 15 tahun.

Apa saja pilihan instrumen investasi yang mampu tumbuh 20% per tahun? Anda bisa menimbang berinvestasi di produk reksadana, saham, atau properti. Reksadana saham tepat sebagai pilihan untuk investasi jangka panjang. Di pasar saat ini ada banyak produk reksadana yang mampu tumbuh di atas 20% per tahun. Begitu juga properti yang bisa tumbuh melampaui inflasi. Pilihlah produk investasi yang tepat berdasarkan profil risiko pribadi dan kinerja historis produk tersebut.

4. Jangan lupakan asuransi
Memulai investasi di usia kepala empat bukan hal yang aneh ataupun terlambat. Anda masih bisa mengoptimalkan masa produktivitas finansial Anda untuk mewujudkan sebuah tujuan keuangan jangka panjang. Hanya saja, harus diakui di usia kepala empat Anda juga menghadapi beberapa risiko finansial yang perlu dikelola. Misalnya, risiko finansial akibat terjatuh sakit atau risiko finansial lain yang bisa mengancam stabilitas keuangan Anda.

Jadi, bila saat ini Anda belum memiliki asuransi jiwa dan asuransi kesehatan, ada baiknya Anda menutup kebutuhan proteksi tersebut sesuai profil keuangan. Dengan menutup kebutuhan proteksi, langkah investasi Anda akan lebih nyaman.

https://avrist.com/lifeguide/2018/12/14/tips-investasi-di-usia-40/

No comments:

Post a Comment

Related Posts