Monday, September 25, 2023

Risiko Unit Link

AYO PAHAMI RISIKO UNIT LINK!

Boleh jadi Anda mungkin termasuk kelompok yang kerap menerima tawaran produk-produk keuangan dari tenaga pemasaran suatu lembaga keuangan. Tawaran yang sering kali melalui kanal distribusi telemarketing itu tak lagi hanya menawarkan kartu kredit, tetapi juga produk investasi dan asuransi. Untuk produk yang disebut terakhir, belakangan berkembang bukan hanya sebagai produk proteksi, tetapi juga mulai dikombinasikan dengan produk investasi. Produk ini dikenal sebagai unit link.

Membeli produk unit link itu ibarat menyelam sambil minum air. Sekali membeli, dua sasaran langsung kita raih. Pertama, memperoleh perisai asuransi untuk melindungi kita dari kejadian tak terduga di masa depan. Kedua, mendapatkan manfaat investasi yang akan menambah aset kita.

Hal ini karena di dalam skema produk unit link, uang yang disetorkan nasabah tidak hanya diperuntukkan membayar premi asuransi, tetapi juga diinvestasikan oleh perusahaan asuransi melalui manajer investasi, agar nilainya terus berkembang.

“Unit link adalah jenis asuransi yang mengkombinasikan asuransi permanen (whole life) dengan produk investasi,” jelas Aidil Akbar Madjid, seorang perencana keuangan yang juga menjabat Ketua Umum Independent Financial Planner Club (IFPC).

Dengan kelebihannya tersebut, proteksi sekaligus investasi, tak heran banyak konsumen yang tertarik membeli produk unit link ketimbang produk asuransi tradisional yang hanya fokus menjual proteksi. Sebagai catatatan saja, dalam 10 tahun terakhir, produk unit link telah tumbuh 10 ribu persen. Di sisi lain asuransi konvensional hanya tumbuh 380 persen.

Namun sebaiknya konsumen jangan buru-buru terbuai dengan iming-iming kombinasi investasi dan proteksi dalam satu produk seperti yang ditawarkan unit link. Sebab, sama dengan produk investasi lainnya, unit link juga tidak bebas risiko. Salah satunya risiko penurunan nilai investasi.

Di samping itu, kita sebaiknya lebih dahulu membandingkan mana yang lebih baik, membeli satu paket proteksi dan investasi sekaligus (unit link) atau membelinya secara terpisah, produk proteksi sendiri, dan produk investasi juga sendiri.

Salah satu kekurangan unit link, kata perencana keuangan Aidil Akbar Madjid, konsumen tak dapat melacak ke mana dananya diinvestasikan dan biaya apa saja yang harus dikeluarkan menyusul pilihan investasi tersebut. Inilah yang membedakan unit link dengan reksa dana. Selain itu, “Produk unit link juga kurang memberikan keleluasaan kepada nasabah untuk menghentikan investasinya ketika mengalami kesulitan finansial,” papar penulis buku Shocking Unit Link ini.

Sebaliknya, dengan mengambil asuransi dan investasi secara terpisah, nasabah akan sangat leluasa menentukan keputusan keuangannya. Mereka bisa mengurangi atau bahkan menyetop investasinya tanpa khawatir kehilangan perlindungan dari asuransinya.

Pernyataan senada juga diungkapkan Taufik Gumulya. CEO TGRM Financial Planning Services ini memberikan gambaran bahwa investasi dalam unit link tidak menghasilkan pertumbuhan yang optimal jika kita bandingkan dengan produk investasi terpisah, misalnya reksa dana.

Mengapa hal ini dapat terjadi? Biaya yang tinggi adalah jawabannya. Singkat cerita, jika kita membeli polis unit link, jangan berharap akan meraih investasi optimal di lima tahun pertama. Pasalnya, di periode tersebut, hasil investasi kita akan dikurangi dengan biaya akusisi. Bahkan, ada produk asuransi link unit yang membebankan biaya akuisisi kepada nasabah hingga 41 persen dari setoran premi asuransi untuk lima tahun pertama.

Sayangnya informasi penting tentang risiko investasi maupun biaya-biaya yang timbul dari pembelian unit link ini sering kali tidak diketahui oleh konsumen. Mengata hal ini terjadi? Ditenggarai hal ini kerap karena faktor agen yang kurang jelas memberikan informasi penting tersebut kepada konsumen.

Nah, agar kita tidak merasa ‘terjebak’ketika memutuskan membeli produk unit link, Devi Dimitra Maksum dari Manulife Financial memberikan sejumlah tips. Pertama, pilih jenis unit link yang sesuai dengan profil pribadi kita. Misalnya, nasabah konservatif jangan memilih unit link dana saham yang berisiko tinggi, sebaliknya nasabah agresif jangan memilih unit link pendapatan tetap yang memberi imbal hasil rendah.

Kedua, membeli unit link dari perusahaan asuransi yang sehat, besar, dan terpercaya. Selain itu pelajari juga track record perusahaan tersebut dalam membayar klaim nasabah apakah mudah atau sulit.

Ketiga, pelajari dengan seksama ilustrasi produk unit link yang dibuat oleh agen. Jangan ragu sedikit pun untuk menanyakan jika merasa kurang jelas atau tidak paham. Di samping itu, pastikan agen memiliki lisensi atau sertifikat sebagai agen penjual unit link yang dikeluarkan oleh Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI). Hanya agen yang memiliki sertifikat ini yang berhak menawarkan produk unit link kepada konsumen.

Keempat, cermati komponen biaya yang diberlakukan perusahaan asuransi penerbit unit link. Sebagai gambaran, jika kita membeli reksa dana langsung ke manajer investasi akan dikutip fee pengelolaan dana sekitar 2%, maka ketika kita membeli unit link dari perusahaan asuransi, logikanya kita akan dikenakan fee dua kali: untuk membayar perusahaan asuransi dan membayar si manajer investasi. /Tim EPK


JENIS-JENIS UNIT LINK

Sebelum berinvestasi di produk unit link, ada baiknya kita mengenali lebih jenis-jenis unit link yang ada di pasar. Dengan mengetahui perbedaan karakteristik antara unit link, kita bisa menyesuaikan produk unit link mana yang paling sesuai dengan kebutuhan dan profil pribadi kita. Mohammad B. Teguh, perencana keuangan dari Quantum Magna Financial menyebut ada empat jenis unit link sebagai berikut ini.

Cash Fund Unit Link atau unit link pasar uang. Biasanya, perusahaan asuransi penerbit unit link jenis ini menempatkan portofolio investasi nasabahnya 100% pada instrumen pasar uang, seperti deposito berjangka, SBI, dan surat utang jangka pendek. Jika kita tergolong investor yang konservatif dan tidak berani mengambil risiko besar, produk unit link jenis ini bisa jadi pilihan, sebab selain berjangka waktu pendek, risikonya paling rendah.

Fixed Income Unit Link atau unit link pendapatan tetap. Lazimnya, komposisi dana investasi nasabah akan difokuskan minimal 80% di instrumen obligasi. Jika kita yang ingin mendapatkan keuntungan pada tingkat bunga optimal namun tetap mengutamakan pendapatan yang stabil dan konsisten, bisa mempertimbangkan untuk mengambil unit link tipe ini.

Managed Unit Link atau unit link pendapatan campuran, yang biasanya menempatkan portfolio pada saham dan obligasi dengan komposisi tertentu. Banyak orang yang berpendapat, jenis unit link ini sesuai bagi para nasabah yang ingin memperoleh pendapatan memadai sekaligus peluang pertumbuhan investasi jangka panjang.

Equity Unit Link atau unit link dana saham, yang menempatkan dana nasabah pada saham minimal 80%. Jika kita ingin mendapatkan keuntungan berinvestasi secara maksimal bisa mempertimbangkan unit link ini. Syaratnya, kita harus berani mengambil risiko tinggi. Sebab, nilai investasi yang kita benamkan di unit link jenis ini sangat bergantung pada pergerakan indeks saham.


Sumber :

https://sikapiuangmu.ojk.go.id/FrontEnd/CMS/Article/10

Unit Link Asuransi Untung atau Rugi?

Nasabah Unit Link Asuransi Menjerit, Apa Memang Bikin Rugi?

21 January 2022 11:19

Beberapa waktu terakhir, publik diramaikan dengan banyaknya keluhan nasabah akibat produk asuransi yang dikaitkan dengan investasi (PAYDI), seperti unit link. Dalam pemasarannya, para agen memberikan iming-iming keuntungan investasi yang besar kepada nasabah, namun pada prakteknya malah banyak nasabah yang mengalami kerugian.

Terbaru, sejumlah nasabah asuransi menuntut untuk dikembalikan haknya ini dengan kisaran kerugian mencapai Rp 5 miliar-Rp 6 miliar.

Ini akibat agen menjanjikan bahwa para nasabah akan mendapatkan pengembalian dana 100% plus proteksi selama 99 tahun setelah membayarkan premi selama 10 tahun.

Namun, bukan untung malah buntung. Di tahun ke-10 nasabah hanya mendapatkan pengembalian dana sebesar 30% dan masih harus membayarkan premi seumur hidup.

Lalu sebenarnya apa sih produk unit link ini?

Sederhananya, asuransi unit link bisa yakni produk asuransi jiwa yang dikaitkan dengan investasi dan memberikan dua manfaat dalam satu polis: manfaat perlindungan serta investasi. Manfaat investasi yang ditawarkan produk ini memiliki risiko sesuai dengan jenis investasi yang dipilih.

Layaknya produk asuransi, peserta asuransi diwajibkan membayar premi tiap bulan. Lalu, premi ini nanti akan dialokasikan beberapa dana untuk biaya akuisisi, biaya asuransi, administrasi untuk membayar perlindungan tiap bulannya, dan biaya-biaya lain. Premi ini juga digunakan untuk investasi berbentuk unit.

Produk ini memang memiliki minat yang tinggi dari publik lantaran asuransi unit link membantu memenuhi kebutuhan masyarakat yang kian berkembang, dan memberikan manfaat melalui pembayaran klaim dan dana hasil investasi.

Meski ada unsur proteksi dan investasi, namun perlu dicatat bahwa nilai investasi tersebut tidak dijamin dan dapat berubah tergantung perkembangan pasar modal.

Hasil investasi yang dihasilkan pada produk unit link ini juga dapat dimanfaatkan nasabah untuk membayar biaya pemeliharaan polis asuransi jiwa dan kesehatan.

Meski begitu, nilai investasi tersebut bisa berubah tergantung dari pergerakan pasar modal. Sehingga, ketentuan dan persyaratan produk asuransi ini sedikit lebih rumit dibandingkan Produk Asuransi Perlindungan.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sendiri mengeluarkan aturan baru terkait produk asuransi yang dikaitkan dengan investasi (PAYDI), salah satunya adalah unit link. Aturan baru ini akan memperketat proses penjualan produk hingga pelaporan kinerja produk kepada nasabahnya.

Dalam aturan ini, OJK menitikberatkan pada transparansi dalam penjualan unit link, termasuk masa setelah penjualannya.

Di situs OJK sendiri, disebutkan konsumen jangan buru-buru terbuai dengan iming-iming kombinasi investasi dan proteksi dalam satu produk seperti yang ditawarkan unit link. Sebab, sama dengan produk investasi lainnya, unit link juga tidak bebas risiko. Salah satunya risiko penurunan nilai investasi.

Di samping itu, sebaiknya lebih dahulu membandingkan mana yang lebih baik, membeli satu paket proteksi dan investasi sekaligus (unit link) atau membelinya secara terpisah, produk proteksi sendiri, dan produk investasi juga sendiri.

Salah satu kekurangan unit link, konsumen tak dapat melacak ke mana dananya diinvestasikan dan biaya apa saja yang harus dikeluarkan menyusul pilihan investasi tersebut. Inilah yang membedakan unit link dengan reksa dana.

Sebaliknya, dengan mengambil asuransi dan investasi secara terpisah, nasabah akan sangat leluasa menentukan keputusan keuangannya. Mereka bisa mengurangi atau bahkan menyetop investasinya tanpa khawatir kehilangan perlindungan dari asuransinya.


Sumber :

https://www.cnbcindonesia.com/market/20220121104042-17-309304/nasabah-unit-link-asuransi-menjerit-apa-memang-bikin-rugi

Related Posts