Thursday, October 18, 2018

8 Pos Perencanaan Keuangan

Tips Atur Keuangan, Bagi Penghasilan Dalam 8 Pos

Mengatur keuangan ternyata tidak semudah yang dibayangkan. Apalagi terkadang kesenangan pribadi kerap kali dikesampingkan demi berhemat. Lantas bagaimana menjalani hidup seimbang, tapi tetap bisa memenuhi kesenangan pribadi, seperti hobi berbelanja?

  1. Dana Sosial : 2.5 - 10%
  2. Kewajiban KPR : 30%
  3. Asuransi : 5 - 10%
  4. Investasi : 10 - 20%
  5. Pendidikan Sekolah Anak : 5 - 10%
  6. Kebutuhan Keluarga : 60%
  7. Hiburan : 2.5 - 5%
  8. Traveling : 2.5 - 5%

Sumber :
https://www.cnbcindonesia.com/investment/20181017194538-24-37851/tips-atur-keuangan-bagi-penghasilan-dalam-8-pos

Thursday, September 20, 2018

Strategi Hemat Pengeluaran bagi Karyawan

5 Strategi Hemat Pengeluaran bagi Karyawan Cerdas

Ada banyak strategi hemat pengeluaran untuk Anda para karyawan cerdas. Dengan mengetahui strategi hemat pengeluaran, Anda dapat memastikan setiap rupiah dalam dompet Anda dapat dialokasikan untuk berbagai keperluan lainnya bahkan untuk persiapan hari tua.

Pernahkah Anda mendapati bahwa sisa uang di ATM atau di kantong Anda mulai menipis padahal tanggal gajian masih sekitar 2 minggu ke depan?

Pengalaman ini seringkali terjadi, terutama para karyawan yang menggantungkan pendapatan mereka setiap tanggal 25 atau di akhir bulan. Pengeluaran harian yang serba tak terkontrol, uang makan siang yang harus disiapkan ketika istirahat siang dengan rekan kerja, belum lagi kalau di daerah kantor makanan serba junk food.

Tentu ini tidak hanya memengaruhi kesehatan dompet, tetapi juga kesehatan jasmani kita bukan?

Sebetulnya, untuk mengehemat biaya pengeluaran harian tidak serumit yang dibanyangkan. Ingatkah Anda akan pepatah yang mengatakan, “Ketika ada niat, disitu ada jalan keluar.” Semua berawal dari niat yang dijalankan dengan penuh komitmen dan motivasi.

Apa motivasi Anda untuk menghemat pengeluaran?

Apakah uang hasil menghemat pengeluaran itu akan digunakan untuk:
Biaya membeli rumah baru?
Biaya pernikahan dengan pasangan?
Biaya liburan akhir tahun?
Biaya membeli kendaraan baru?
atau biaya untuk dana hari tua?

Itu semua bisa tercapai asalkan Anda benar-benar berkomitmen untuk menggapainya.

Pisahkan laporan keuangan pribadi dan keuangan bisnis Anda dengan Aplikasi Jurnal Keuangan Pribadi & Bisnis dari Finansialku yang dapat memudahkan Anda dalam pencatatannya.

Setelah Anda menetapkan tujuan Anda, ini dia serangkaian aksi dan strategi hemat pengeluaran yang bisa Anda praktikkan sebagai seorang karyawan. Anda pun bisa menggapai impian Anda untuk memiliki kebebasan keuangan dengan latar belakang pekerjaan sebagai karyawan.

Berikut ini strateginya!

#1 Bawa Bekal Dari Rumah

Sudah terbukti bahwa biaya untuk memasak di rumah dibandingkan dengan biaya jajan di luar rumah terpaut cukup besar. Bayangkan, Anda bisa menggunakan uang Rp50 ribu saja hanya untuk makan pagi hingga makan malam.

Ini bisa terjadi jika Anda mempersiapkan makanan sendiri di rumah. Mari perkirakan bahan apa saja yang bisa dibeli untuk makan satu hari dengan biaya Rp50 ribu:

Sarapan Pagi: Roti tawar & susu kental manis.
Makan Siang: Nasi, tahu, tempe, ikan goreng, sayuran hijau, air putih.
Makan Malam: Nasi, soup berisi sayuran hijau, air putih.

Untuk makan malam, Anda bisa menggantinya dengan makan buah seperti pisang atau apel bagi yang tidak makan karbohidrat terlalu tinggi. Makan tersebut di atas hanya sebagai contoh dan bisa Anda kombinasikan dan menari bahan makanan lainnya yang bergizi namun tetap memiliki harga yang terjangkau.

Bayangkan jika Anda bisa menghemat uang makan dalam satu hari sebesar Rp50 ribu. Pengeluaran Anda dalam satu bulan untuk makan hanya menembus angka Rp1.500.000 (Rp50.000 x 30 hari).

Bandingkan jika Anda harus jajan diluar. Katakan saja makan siang di kantin kantor Anda sebesar Rp25 ribu, ditambah dengan makan malam di restoran setidaknya Rp30 ribu. Ini sudah melebihi budget makan satu hari sebesar Rp50 ribu. Itu pun belum termasuk sarapan.

Selain lebih hemat, makanan yang Anda santap tentu akan jauh lebih higienis karena Anda sendiri yang menyiapkannya dari rumah. Namun, itu semua memang butuh pengorbanan untuk pergi berbelanja, bangun lebih pagi untuk masak dan juga menahan nafsu untuk jajan sembarangan.

Anda bisa melakukannya jika Anda tetap pada motivasi Anda untuk berhemat.


#2 Potluck Atau Botram Dengan Teman Satu Kantor

Strategi yang satu ini juga biasa dilakukan ketika ada syukuran di kantor. Anda bisa membagikan pemikiran Anda dengan teman-teman di kantor untuk bersama-sama menghemat pengeluaran seperti biaya makan siang di kantor dengan melakukan potluck atau botram.

Daftarkan siapa saja yang akan makan bersama pada jam makan siang esok hari, kemudian minta kesediaan mereka untuk membawa makanan yang telah disepakati bersama.

Misalnya, ada yang akan membawa nasi, perkedel, sambal goreng teri, kerupuk udang, tahu, tempe dan lain sebagainya sesuai dengan jumlah dan juga dibagi secara merata. Selain bisa menghemat biaya makan siang di kantor, Anda dan teman-teman bisa menjalin hubungan komunikasi lebih baik dan saling mengenal satu dengan yang lain.


#3 Stop Kebiasaan Buruk

Jika Anda memiliki kebiasaan buruk seperti merokok, minum alcohol atau jajan sembarangan, segera sadari bahwa itu tidak baik untuk kesehatan jangka panjang Anda. Jika Anda sebagai seorang perokok aktif, selain merusak tubuh, Anda pun sedang membuat orang lain di sekitar Anda menjadi perokok pasif.

Mungkin Anda tidak merasakan dampak buruknya sekarang, namun pada saatnya nanti Anda pasti akan menuai apa yang Anda tabur. Jajan sembarangan pun jangan disangka sebagai bagian dari kebiasaan yang dianggap sepele.

Dari jajan sembarangan, seorang anak bisa dilarikan ke rumah sakit karena keracunan akibat makanan yang tidak higienis yang ia konsumsi saat jajan di luar sekolah. Awalnya bertujuan untuk jajan dan mengisi perut, tapi malah berujung di rumah sakit dan menelan biaya berobat yang tidak sedikit.

Bukannya hidup hemat tapi kepala jadi penat. Ingat kembali komitmen Anda di atas, apa yang ingin Anda lakukan dengan menghemat biaya pengeluaran! Segera hentikan kebiasaan buruk yang merusak tubuh Anda!

Bayangkan jika satu bungkus rokok seharga Rp25 ribu untuk satu hari, jika Anda kumpulkan dan tabung selama 1 tahun, Anda akan bisa mengumpulkan sebesar Rp9.125.000 (Rp25.000 x 365 hari).

Sekitar Rp9 juta dapat Anda kumpulkan dalam satu tahun. Ini bukan uang yang kecil bukan? Anda bisa gunakan untuk dana investasi hari tua Anda. Tahukah Anda uang Rp100 ribu dalam kantong Anda dapat memulai sebuah investasi Reksa Dana?

Selain dapat mempersiapkan dana hari tua, Anda pun terbebas dari berbagai penyakit yang diakibatkan oleh kebiasaan buruk seperti merokok, minum alcohol dan jajan sembarangan.


#4 Nongkrong Bareng Teman

Terkadang untuk terlihat kece, banyak orang nongkrong di café bersama teman-teman dan tak menyadari mereka harus mengeluarkan kocek setidaknya Rp50 ribu untuk makan snack, ngopi atau membeli sesuatu.

Tidak salah untuk sesekali hang out bersama teman di café. Tapi jika Anda selalu melakukannya dan Anda akan menyadari di akhir bulan bahwa dompet Anda mulai menipis.

Jika teman Anda memaksa untuk nongkrong di café, Anda bisa menghemat biaya jajan dengan membawa minum dari rumah sendiri dan membawa makanan ringan dari rumah. Tak perlu malu pada teman-teman Anda karena Anda sedang melakukan suatu yang benar untuk masa depan finansial Anda.


#5 Lihat Promo di Supermarket Atau Mall

Ada banyak promo atau iklan menarik seperti potongan harga 50 persen, buy 1 get 1 free atau pengumpulan poin tambahan untuk menghemat biaya belanja berikutnya. Manfaatkan strategi promo ini untuk barang-barang kebutuhan Anda.

Namun, jangan tergoda untuk barang-barang yang sebetulnya tidak Anda perlukan. Manfaatkan fasilitas kartu kredit dengan bijak dan hati-hati dengan cara hidup konsumtif dalam menggunakan kartu sakti tersebut.

Anda tetap bisa menikmati hidup dengan gaya hidup sederhana. Permasalahannya ada dalam pikiran kita sendiri, apakah kita ingin mengikuti keinginan (hawa nafsu) atau kebutuhan yang memang harus dipenuhi.

Tak selamanya hidup berhemat terlihat seperti orang melarat. Memiliki baju tak harus memilih brand yang mahal bukan, yang terpenting rapi, nyaman dipakai dan ramah di kantong.


Sumber :
https://www.finansialku.com/strategi-hemat-pengeluaran-bagi-karyawan-cerdas/amp/

Wednesday, August 29, 2018

Aturan Keuangan di Usia 30

4 Aturan Keuangan yang Harus Jadi Prioritas di Usia 30

Pengaturan keuangan mungkin masih berantakan saat usia 20 tahunan. Namun ketika sudah menginjak 30 tahun maka perlu memiliki pemahaman yang kuat mengenai pengaturan finansial pribadi.
Ingat, Anda sudah mendekati ujung masa produktif maka pastikan pengaturan keuangan telah berjalan dengan baik. Berikut empat aturan penting yang perlu diketahui ketika Anda sudah memasuki usia 30 tahun.


1. Buka Lebih dari 1 Tabungan Dana Pensiun

Dilansir dari CNBC Make It, para ahli menyarankan untuk membuka akun tabungan lebih dari satu khusus buat dana pensiun. Pertimbangkan membuat tabungan alternatif pensiun seperti untuk kesehatan atau lainnya.

Ingatlah kalau Anda harus siap secara finansial ketika pensiun di usia 67 tahun. Para perencana keuangan menyarankan untuk memiliki setidaknya tiga kali gaji Anda ketika berusia 40 tahun. Jangan lupa selalu mengevaluasi rekening pensiun apakah sekiranya sudah cukup memenuhi kebutuhan masa depan.


2. Investasi

Investasi menjadi salah satu cara paling efektif membangun kekayaan. Jika Anda belum pernah berinvestasi di usia 20 maka ketika menginjak umur 30 perlu mencobanya. Anda tidak perlu memasukkan banyak uang saat baru mulai.

Kini banyak aplikasi atau platform yang menyediakan sarana berinvestasi jangka panjang dengan jumlah nominal terjangkau. Beberapa jenis investasi juga mudah dimengerti serta diakses.


3. Rencanakan Pembelian

Anda akan menjadi boros jika tidak pernah merencanakan sesuatu yang akan dibeli. Rencanakan sejak sekarang apa saja yang dibutuhkan besok, sebulan, setahun, bahkan lima tahun lagi. Kemudian berhematlah.

Jika Anda di masa depan ingin membeli rumah atau melakukan traveling ke luar negeri, rencanakan bagaimana bisa menabung untuk hal tersebut. Hitung berapa uang yang perlu Anda hemat sehari-hari serta mulai menyisihkan penghasilan dalam jumlah tertentu setiap bulan.


4. Siapkan Dana Darurat

Hidup tak selalu berjalan seperti yang diinginkan. Anda bisa saja kehilangan pekerjaan, mendadak sakit, atau butuh uang untuk hal darurat. Oleh karena itu, penting memikirkan tabungan dana darurat ketika usia 30 tahun.

Sisihkan tabungan dana darurat secara rutin setidaknya tiga sampai enam bulan. Pertimbangan jenis tabungannya bisa dalam bentuk rekening atau deposito yang mudah dicairkan. Beberapa ahli juga menyarankan untuk mengambil saham atau obligasi.

Sementara perencana keuangan syariah, Dr. Murniati Mukhlisin, M. Acc, menyarankan untuk menyiapkan dana darurat dalam bentuk tabungan rekening. Untuk nominalnya, disarankan enam kali gaji pokok atau rata-rata penghasilan setiap bulan. Jumlah penyisihan setiap bulan tak perlu ditentukan bisa dilakukan berdasarkan kesanggupan.


Sumber :
https://www.cnbcindonesia.com/investment/20180511180405-21-14605/4-aturan-keuangan-yang-harus-jadi-prioritas-di-usia-30

Saturday, January 6, 2018

Menabung di Deposito

3 Pertimbangan Penting Sebelum Anda Menabung di Deposito

Deposito masih menjadi tempat favorit bagi masyarakat dalam menyimpan uang di bank. Anda mau menambah tabungan deposito? Baca pertimbangan ini dulu sebelum kamu menempatkan dana di deposito.  Lihat data terbaru dari Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Total simpanan di bank umum per Agustus 2017, meningkat 0,37 persen, dari Rp 5.123,27 triliun di bulan Juli 2017 menjadi Rp 5.142,25 triliun di Agustus 2017.

Melihat dari jenis simpanan, yang jumlah rekeningnya memiliki kenaikan tertinggi adalah tabungan. Kenaikannya mencapai 0,02 persen dari 215.540.448 rekening di Juli 2017, menjadi 220.096.828 rekening di Agustus 2017.

Sedangkan dari sisi kenaikan nominal simpanan,  tertinggi adalah deposito, yaitu sebesar 1,87 persen, dari Rp 2.274,19 triliun di bulan Juli 2017 menjadi Rp 2.316,63 triliun di Agustus 2017.

Data dari situs Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) yang keluar awal Oktober ini menunjukkan masyarakat masih menyimpan dananya di instrumen investasi yang sederhana.

Padahal masih tersedia beragam instrumen investasi lain yang bisa menjadi alternatif. Sebut saja, reksadana, obligasi ritel, dan saham. Sebelum kamu ikut membenamkan dana ke deposito, kenali dulu kelebihan dan kekurangan instrumen investasi ini, seperti mengutip Halomoney.co.id, Sabtu (21/10/2017)


Dijamin pemerintah

Deposito masuk dalam kategori simpanan masyarakat yang dijamin oleh pemerintah, di samping  tabungan, giro, di bank umum maupun di bank syariah.

Simpanan masyarakat yang dijamin sepanjang nilainya tidak lebih dari Rp 2 miliar, tercatat resmi di sistem pembukuan bank, dan imbal hasil atau bunga simpanan tidak melebihi suku bunga penjaminan.

Sejak 15 September 2016 sampai 15 Januari 2017, batasan maksimal suku bunga penjaminan oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) ialah 6,25 persen di bank umum, 0,75 persen untuk simpanan valas, dan 8,75 persen di Bank Perkreditan Rakyat.

Jika suku bunga yang diberikan lebih dari suku bunga penjamin, simpanan Anda tidak dijamin.


Relatif aman, tapi terlalu sederhana

Deposito cukup disukai karena relatif aman. Nilai simpanan deposito tidak terganggu oleh gonjang-ganjing yang terjadi di pasar keuangan. Berbeda dengan saham atau reksadana yang harganya berfluktuasi, dana deposito tidak akan berfluktuasi.

Saat terjadi guncangan di pasar keuangan, Anda perlu mencermati nilai simpanan yang dijamin pemerintah.  Apakah pemerintah masih menjamin simpanan Anda atau tidak? Pada 2008, pemerintah pernah menurunkan nilai simpanan yang dijamin menjadi Rp 100 juta per orang, lalu mulai 13 Oktober 2008 dinaikkan menjadi Rp 2 miliar.

Tetapi Deposito dinilai sebagai tempat  investasi yang sederhana karena suku bunga atau imbal hasilnya terbilang rendah, hanya sedikit di atas tabungan, dan di bawah investasi lain seperti obligasi ritel.

Suku bunga tabungan saat ini berkisar 0 persen hingga 2,5 persen. Sedangkan deposito berkisar 4,5 persen hingga 7 persen tergantung bank yang Anda pilih, nilai tabungan dan lamanya waktu penyimpanan.

Bandingkan dengan suku bunga reksadana yang bisa mencapai 15 persen- 20 persen per tahun secara konservatif. Suku bunga Deposito sangat bergantung pada naik turunnya suku bunga acuan Bank Indonesia, namanya Seven Days Repo Rate.

Jika suku bunga acuan BI dalam tren turun seperti saat ini, imbal hasil deposito pun cenderung akan dipangkas.


Bebas biaya administrasi, tapi…

Simpanan dana di deposito bebas biaya administrasi karena kamu mengunci dana Anda dalam jangka waktu tertentu. Sedangkan di tabungan, Anda dapat dengan mudah menggunakan simpanan sehingga bebas menggunakan dana sehingga terkena biaya administrasi, selain pajak atas bunga tabungan.

Meski bebas biaya administrasi, deposito terkena pajak penghasilan (PPh) atas bunga deposito. Besarannya, deposito di dalam negeri yang dananya bukan berasal dari hasil ekspor, dikenakan PPh sebesar 20 persen dari nilai bunga deposito.

Sedangkan deposito dalam mata uang rupiah yang berasal dari devisa ekspor, dikenakan PPh final sebesar 7,5 persen dari nilai bunga deposito jika ditempatkan dalam jangka waktu sebulan dan 0 persen jika enam bulan atau lebih lama.

Sedangkan deposito dalam valuta asing yang berasal dari dana ekspor, dikenakan PPh mulai dari 10 persen, 7,5 persen, 2,5 persen dan 0 persen tergantung lamanya simpanan.

Ketentuan  tentang pajak penghasilan atas bunga deposito berlaku mulai 22 Februari 2016, lewat Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor: 26/PMK.010/2016 tentang Pemotongan Pajak Penghasilan (PPh) atas Bunga Deposito, Tabungan, serta Diskonto Sertifikat Bank Indonesia (SBI).

Selamat mengembangbiakkan dana Anda.


Sumber :
http://bisnis.liputan6.com/read/3135525/3-pertimbangan-penting-sebelum-anda-menabung-di-deposito?HouseAds&campaign=TipsDeposito_Bisnis_STS1

Cara agar Keuangan Aman Terkendali

Begini Caranya agar Keuangan Anda Aman Terkendali

Keadaan finansial memang ditentukan banyak tidaknya gaji yang diterima setiap bulan. Namun, bukan itu yang jadi masalah utama. Kesuksesan keuangan seseorang sangatlah ditentukan oleh seefektif apa ia menggunakan uang tersebut sehingga gaji yang diterima per bulan bisa menjamin kehidupannya di bulan tersebut.

Gaya hidup sangat menentukan kondisi finansial seseorang. Sebesar apa pun gaji yang diterima setiap bulan pasti akan habis jika orang itu boros. Kondisi ini tentu berbanding terbalik dengan orang yang hidup hemat. Gaji yang sedikit pun bukan jadi masalah. Ia tetap bisa menyisihkan uangnya untuk ditabung.

Boros dan hemat adalah dua sisi kehidupan yang sangat berbeda. Jika selama ini mengidam-idamkan uang yang banyak, Anda harus bisa mengalokasikan gaji dengan tepat.

Bagaimana caranya? Berikut adalah tips alokasi gaji bagi yang tinggal di kos-kosan agar punya banyak uang seperti dikutip dari Cermati.com:


1. Biaya Utama

Biaya yang pertama kali harus Anda perhitungkan adalah biaya utama. Setiap orang memiliki biaya utama yang berbeda-beda. Hal ini dikarenakan tingkat kebutuhan seseorang yang berbeda pula. Biaya utama dapat meliputi, biaya makan, biaya listrik, internet, air, pulsa, tempat tinggal, dan biaya transportasi.

Agar kondisi finansial baik, coba alokasikan gaji dengan tepat menurut jenis biayanya. Contohnya, total gaji yang diterima Rp 10 juta.

Maka, perhitungannya:
- Biaya makan (Rp 18.000 x 3 kali) x 30 hari = Rp 1.620.000
- Biaya listrik                                                 = Rp 100.000
- Biaya internet                                             = Rp 150.000
- Biaya air                                                      = Rp 80.000
- Biaya pulsa                                                 = Rp 100.000
- Biaya tempat tinggal                                   = Rp 550.000
- Biaya transportasi                                       = Rp 250.000
Total biaya                                                     = Rp 2.850.000


2. Biaya Nongkrong dan Memanjakan Diri

Nongkrong dan memanjakan diri adalah dua kegiatan yang wajib bagi kaum milenial apalagi mereka yang sudah bekerja. Saat gaji diterima, coba lakukan perhitungan agar biaya lainnya tidak terganggu.

Contohnya, Anda nongkrong seminggu sekali dan biasanya menghabiskan Rp 75.000 untuk sekali nongkrong. Untuk memanjakan diri, Anda  pergi ke salon sekali dalam sebulan. Biaya yang dihabiskan Rp 300.000 untuk paket lengkap seperti massage, pedicure, manicure, dan creambath.

Jadi perhitungannya:
Biaya nongkrong (Rp 75.000 x 4 kali)     = Rp 300.000
Biaya memanjakan diri                           = Rp 300.000 +
Total biaya                                                = Rp 600.000


3. Biaya Tabungan

Menabung merupakan hal wajib. Tabungan ini bisa digunakan untuk rencana-rencana indah di masa yang akan datang. Untuk tabungan, Anda bisa menyisihkan 15 persen dari gaji untuk di tabung setiap bulannya.

Misalnya, gaji yang diterima setiap bulannya Rp 10.000.000.
Maka, 15 persen x Rp 10.000.000 = Rp 1.500.000.


4. Biaya Investasi

Selain tabungan, Anda juga perlu berinvestasi. Katakanlah Anda mengikuti investasi reksa dana, di mana dana yang Anda  investasikan sebesar Rp 54 juta untuk 5 tahun. Namun, Anda memilih untuk menyicilnya setiap bulan. Jadi uang yang harus dikeluarkan setiap bulan menjadi:

5 tahun=60 bulan
Rp 54.000.000:60  = Rp 900.000 per bulan


5. Biaya Beramal

Sebagai manusia, kita harus bisa saling mengasihi sesama yang membutuhkan. Alangkah baiknya jika sebagian dari gaji yang Anda terima diamalkan setiap bulan. Beramal tidak dipaksakan. Itu semua tergantung pada keikhlasan hati.

Total yang diamalkan 5 persen dari gaji. Maka perhitungannya:
= 5 persen x Rp 10.000.000
= Rp 500.000


6. Biaya Kiriman untuk Orang Tua

Biaya yang satu ini sifatnya tidak memaksa. Lagi pula, orang tua tidak akan meminta untuk mengirimkan gaji setiap bulannya. Tapi, sebagai anak yang baik, Anda seharusnya selalu mengingat mereka. Tentunya jumlah yang dikirimkan tergantung Anda, misalnya Rp 1.500.000 per bulan.


7. Biaya Tak Terduga

Biaya tak terduga sifatnya sebagai biaya tambahan. Biaya ini digunakan untuk masalah-masalah yang terjadi secara tidak terduga. Misalnya, ban kempes di tengah jalan. Kalau sudah begini, Anda perlu membawanya ke bengkel bukan?

Sebagai langkah antisipasi, Anda juga perlu mengalokasikan gaji untuk biaya tak terduga. Jumlahnya 5 persen dari gaji bulanan.

Perhitungannya: 5 persen x Rp 10.000.000 = Rp 500.000
Dari semua biaya di atas, maka Anda dapat memperhitungkan berapa yang dikeluarkan setiap bulannya.

Pengaplikasiannya sebagai berikut:
Biaya utama                                                  = Rp 2.850.000
Biaya nongkrong dan memanjakan diri         = Rp 600.000
Biaya tabungan                                             = Rp 1.500.000
Biaya investasi                                              = Rp 900.000
Biaya beramal                                               = Rp 500.000
Biaya kiriman untuk orang tua                      = Rp 1.500.000
Biaya tak terduga                                         = Rp 500.000
Total biaya                                                    = Rp 8.350.000

Itulah contoh pengalokasian biaya dalam satu bulan. Contoh di atas bisa Anda aplikasikan jika ingin kondisi finansial Anda aman terkendali. Semoga bermanfaat.


Sumber :
http://bisnis.liputan6.com/read/3063309/begini-caranya-agar-keuangan-anda-aman-terkendali?site=liputan6&utm_source=Digital+Marketing&utm_medium=Partnership&utm_campaign=Line

Related Posts