Thursday, August 22, 2019

Perencanaan Keuangan Keluarga

Sejak awal menikah, suami dan istri yang usianya sudah mendekati 40 tahun harus segera melakukan perencanaan keuangan keluarga. Ada satu pos pengeluaran yang mesti dipersiapkan dengan matang segera setelah kelahiran buah hati, yakni dana pendidikan anak. "Pasutri sudah harus memikirkan sisa masa produktifnya dengan menghitung selisih waktu bekerja dengan masa pensiunnya," kata Mike Rini Sutikno, financial planner dari Mitra Rencana Edukasi (MRE) Business and Advisory.

Kalau saat menikah sang istri berusia 35 tahun dan suaminya 38 tahun, lalu setahun kemudian mereka memiliki keturunan, sisa waktu bekerja 15 sampai 20 tahun akan menjadi terasa sempit untuk mempersiapkan dana pendidikan anak. Untuk mengakali keadaan tersebut, pasutri sebaiknya memilih investasi yang dapat menghasilkan nilai tambah. Dana pendidikan jangka pendek bisa ditempatkan di reksa dana syariah.

Jatuh tempo reksa dana minimal lima tahun sejak mulai berinvestasi. Reksa dana cocok untuk tabungan investasi karena memiliki risiko negatif yang lebih minim. Proses pencairannya juga lebih mudah dan aman. "Ketika orang tua membutuhkan biaya pendidikan anak, tabungan investasi sudah bisa cair sesuai tempo perjanjian," tutur Mike.

Pos berikutnya yang harus disiapkan dengan cermat ialah dana pensiun. Saat sudah berkeluarga, alokasi bujet untuk pos ini menjadi lebih besar karena akan mencakup uang penjamin masa pensiun suami dan istri. Sesuaikan produk investasi agar dapat mendukung kondisi keuangan keluarga. Contohnya, dengan memilih investasi saham jangka panjang yang temponya antara 10 hingga 15 tahun. "Investasi dalam bentuk properti, seperti tanah atau bangunan, bisa menjadi pilihan bentuk investasi untuk dana pensiun," jelas Mike.

Dana pensiun teramat penting keberadaannya mengingat orang tua yang terlambat menikah memasuki akhir masa produktifnya saat usia anaknya masih remaja. Dengan memiliki dana pensiun, orang tua tak akan kebingungan membiayai keperluan pribadi dan dana pendidikan anaknya. "Pisahkan investasi dana pensiun dengan dana pendidikan anak," ucap Mike memberi saran.

Untuk menunjang kemapanan keuangan di masa depan, pasutri yang telat menikah mesti cepat mengubah pola hidup. Segeralah beradaptasi dengan kehidupan berkeluarga. Jika semasa lajang Anda sering jajan ke kafe atau belanja, ada baiknya porsinya dikurangi dan dananya dialokasikan untuk keperluan rumah tangga.

Disiplin keuangan pun perlu ditingkatkan. Orang tua harus segera mulai menyiapkan uang kas keluarga. Selain itu, dana darurat juga perlu dihitung besarannya.

Di lain sisi, menikah di usia tak lagi muda juga memiliki kelebihan kalau semasa melajang pasutri mampu merencanakan keuangan dengan disiplin tinggi. Andaikan, sebelum menikah mereka sudah memiliki tabungan dan investasi yang cukup, dananya bisa langsung dialokasikan untuk keuangan keluarga.

Masa lajang idealnya memang menjadi waktu untuk menabung lebih besar. Hal itu sangat mungkin mengingat orang belum memiliki keluarga yang mesti ditanggung kehidupannya. Dengan kondisi finansial yang mapan, begitu menikah ia tidak akan terlalu pusing mengenai keuangan rumah tangganya.


Sumber :
https://republika.co.id/berita/njjqx810/perencanaan-keuangan-keluarga

Tuesday, August 6, 2019

5 Perencanaan Keuangan untuk Karyawan

5 Cara Mengatur Keuangan Efektif untuk Karyawan, Gak Bakal Bokek Pas Tanggal Tua!

Ada beragam cara mengatur keuangan pribadi yang dinilai cukup efektif. Namun, gak semuanya mampu mengaplikasikan cara ini karena satu dan lain hal.

Setiap orang tentu punya pengeluaran berbeda-beda. Ada yang harus menafkahi keluarga, bayar cicilan utang, dan ada juga yang 100 persen terbebas dari utang sekaligus gak punya tanggungan.

Kata “mengatur keuangan” sering kita tafsirkan sebagai aktivitas yang menekan gaya hidup. Bisa jadi jawabannya memang benar, tapi bukan berarti sama sekali kamu gak boleh piknik atau membeli sesuatu yang kamu inginkan lho.

Pada kesempatan kali ini, MoneySmart bakal membocorkan deretan cara mengatur keuangan bulanan yang pas untuk karyawan kantoran atau yang baru menerima gaji pertama.


1. Sistem amplop

Strategi mengatur keuangan menggunakan amplop sebagai media pengaturannya kalau dibilang jadul, ada benarnya juga sih. Tapi, biar kata jadul, ini merupakan cara paling gampang di antara yang lain.
Yang pertama kali perlu kamu lakukan adalah, membuat budgeting rutin tiap bulan. Bikin kategori, seperti halnya pengeluaran makan, transportasi, dan belanja mingguan.

Kemudian, pisahkan uang pada masing-masing amplop dengan label pengeluaran yang udah dibuat. Metode ini bikin kamu “dipaksa” irit-irit uang yang sudah dialokasikan.


2. Sistem 50/20/30

Cara mengatur keuangan ini berasal dari salah satu Senator di DPR Amerika Serikat. Di adalah Elizabeth Warren.

Metode ini juga terbilang cukup ringkas dan sederhana. Kamu hanya perlu menyediakan tiga pos keuangan saja. So, gak perlu pusing-pusing.

50 diartikan sebagai 50 persen dari penghasilan bulananmu dialokasikan untuk kebutuhan pokok. Sebut saja seperti biaya makan, sewa kos-kosan, belanja bulanan, dan lainnya.

Sementara itu, 20 persen untuk tabungan dan investasi. Jangan pernah ganggu gugat 20 persen yang ini, kalau memang ingin banyak duit di masa depan.

Dan 30 persen sisanya digunakan untuk hiburan. Gimana menurutmu? Apakah cara ini cukup pas untuk kamu terapkan?

Tapi, ingat lho, porsi menabung dan investasimu tergolong kecil di metode ini. Aman sih, tapi kalau bisa lebih besar tentu lebih baik.


3. Sistem 60/20/20

Metode ini juga bisa menyelamatkan kantongmu dari wabah hilangnya uang di dompet dan rekening secara misterius. Tapi kenapa kok di depannya 60 ya?

Serupa tapi gak sama, metode atur uang dengan bujet 60/20/20 membagi pengeluaran menjadi 60 persen biaya sehari-hari, 20 persen tabungan atau investasi, dan 20 persen untuk hiburan. 

60 persen di metode ini memang ditujukan untuk kebutuhan yang sifatnya adalah pengeluaran wajib. Tentunya gak jauh beda dengan yang disebutkan di atas.

Sejatinya, metode 60/20/20 ini memang sangat pas untuk diterapkan bagi mereka yang sedang punya cicilan atau utang. Jelas saja, porsi jatah bujet lifestyle dan hiburan harus dipotong dan sisanya dialokasikan untuk pengeluaran yang sifatnya wajib.

Selain itu, metode mengatur keuangan ini juga pas banget diterapkan bagi mereka yang sudah berkeluarga dan punya anak.

Berhubung banyak pengeluaran tak terduga, maka gak salah kok untuk mengurangi bujet lifestyle demi keuangan yang sehat.


4. Sistem 50/30/20

Metode satu ini memang jarang sekali disebut. Beberapa media menyebut metode ini sama dengan yang nomor dua, hanya saja angka 30-nya di balik ke belakang.

Namun, di artikel ini 30 yang di tengah artinya menggunakan 30 persen dari gajimu untuk investasi dan menabung. Soal urusan lifestyle mah belakangan aja deh.

Kalau dipikir-pikir, metode ini memang pas buat mereka yang masih lajang dan memiliki gaji kecil alias gak beda jauh sama UMR.

Ketimbang duitnya habis buat operasional sehari-hari atau nongkrong, maka prioritaskan 30 persen dari total penghasilan untuk menabung dan investasi. 20 persen investasi dan 10 persen dana darurat.

Tentu saja, cara mengatur keuangan yang satu ini hasilnya bisa terasa satu atau dua tahun ke depan. Biar gak penasaran, silakan dicoba saja.

Coba ingat apa kata orangtuamu dulu. Kebutuhan pokok itu ya sandang, pangan, dan papan. Sederhana kan? Ketika sandang dan pangan sudah terpenuhi, tapi papannya masih nyewa, maka kewajibanmu selanjutnya adalah nabung biar bisa beli papan.

Yang sering salah kaprah di sini adalah, gak sedikit orang yang merasa sandangnya masih belum cukup. Padahal pakaian sudah penuh satu lemari.

Yang selanjutnya adalah, banyak orang yang memang sudah keranjingan dengan hobinya. Meski gaji pas-pasan, nurutin hobi sampai bokek pun jadi.


5. Sistem zero bujeting

Cara mengatur keuangan dengan sistem zero bujeting memang terdengar cukup aneh. Intinya, ketika kamu menerima gaji bulananmu, kamu harus “menghabiskannya.” Lho, dihabiskan buat apa ya?

Pertama, jumlahkan pengeluaran rutinmu setiap bulan. Biaya makan, sewa kos, cicilan motor, bayar asuransi, transfer orangtua, dan lainnya, termasuk di antaranya adalah bujet nonton, traveling, dan biaya lifestyle lainnya.

Setelah semuanya ditotal, coba hitung selisih total pendapatan dan pengeluaranmu. Jika ada sisanya, segera “habiskan” saat itu juga.

Gimana cara menghabiskannya? Jawabannya adalah tabung di rekening terpisah untuk dana darurat, belikan saham, atau top-up reksadana.

Intinya adalah, uang yang kamu terima dalam sebulan harus habis untuk sektor yang produktif. Metode ini tentunya pas banget untuk diterapkan bagi mereka yang jumlah pendapatan perbulannya gak menentu, freelancer contohnya.


Sumber :
https://www.moneysmart.id/cara-mengatur-keuangan-untuk-karyawan/

7 Cara Mengatur Keuangan


7 Cara Mengatur Keuangan Agar Hidup Bebas Was-Was

Anda pasti tidak mau dikatakan besar pasak daripada tiang. Namun kenyataannya, mengapa akhir bulan terasa berat karena kantong makin tipis? Bisa jadi masalahnya bukan pada gaji Anda, tetapi apakah cara Anda mengatur keuangan sudah tepat?

Agar bulan depan Anda tidak keteteran dan bebas was-was, mari simak 7 tips mengatur keuangan yang meliputi: budgeting, menabung, membayar tagihan tepat waktu, bijak menggunakan kartu kredit, merencanakan belanja bulanan, membuat dua rekening tabungan dan memanfaatkan promo.

Demi keuangan yang lebih terkontrol, Anda bisa mengatur keuangan Anda dengan 4 langkah berikut:


Budgeting

Langkah pertama untuk mengatur keuangan adalah dengan budgeting atau membuat perencanaan anggaran yang matang untuk mengetahui apakah lalu lintas keuangan Anda selama ini sehat atau tidak. Anda bisa mencatatnya secara manual di buku, atau dengan bantuan aplikasi pengatur keuangan, atau menggunakan budget calculator seperti yang tertera pada mappingyourfuture.org berikut.

Pertama, pahami dulu berapa jumlah pendapatan Anda setiap bulannya. Setelah itu, catat pengeluaran rutin Anda seperti cicilan mobil, cicilan rumah, bayaran sekolah, listrik, air, transportasi, asuransi dan sebagainya. Jika sudah, tetapkan pula budget konsumsi dan hiburan per bulan.

Lihatlah berapa jumlah uang sisa per bulan. Kalikan selama 1 tahun. Apakah jumlahnya cukup memuaskan? Bila belum, atur kembali anggaran Anda. Apakah ada anggaran yang bisa dipotong dan diminimalkan jumlahnya? Pertimbangkan pula untuk mencari celah menambah pendapatan dengan usaha lain.


Jangan Lupa Menabung!

Berapa pun gaji Anda, sisihkan minimal 10% untuk ditabung. Bila sulit mencapai presentase tersebut, pertimbangkan untuk mengurangi budget hiburan seperti menghemat jatah jajan di mal, mengganti paket televisi berlangganan dengan harga yang lebih murah, mengurangi belanja baju atau alih-alih memesan makanan di luar, Anda bisa berhemat dengan memasak makanan sendiri di rumah. Lebih sehat dan ekonomis juga, ya.

Sebab, tabungan ini tak hanya berguna sebagai dana talangan untuk kebutuhan mendesak, lebih dari itu dapat digunakan sebagai tabungan jangka panjang seperti dana pensiun. Banyak jenis tabungan atau investasi yang ditawarkan seperti menabung dalam bentuk logam mulia, reksa dana, saham dan lainnya. Pilihlah yang paling sesuai dan nyaman untuk Anda.


Bayar Tagihan Tepat Waktu

Jangan berlama-lama menunda pembayaran tagihan Anda. Bayarlah sesaat setelah tagihan datang atau jangan sampai waktu jatuh tempo. Membayar tepat waktu tentu memberi keuntungan, diantaranya Anda terbebas dari biaya denda telat bayar.

Selain itu, hidup pun jadi lebih tenang karena bebas dari drama penagih hutang. Yang paling penting, Anda tidak masuk blacklist Bank Indonesia karena kredit macet. Dan bila di kemudian hari Anda mengajukan kredit lagi, prosesnya pun akan selalu mudah.


Bijak Menggunakan Kartu Kredit

Bila diperlukan, sah-sah saja menggunakan kartu kredit tapi Anda harus bijak menggunakannya. Anda bisa memanfaatkannya saat ada promo yang menguntungkan, namun jangan berlebihan. Ukurlah dengan kemampuan Anda membayar di bulan berikutnya. Bila terasa memberatkan, ada baiknya jangan berbelanja karena tergoda promo.

Hal lain yang harus diperhatikan adalah saat tagihan kartu kredit Anda datang setiap bulan, ada baiknya Anda membayar lunas dan bukan jumlah minimal. Dengan begitu, Anda tidak perlu membayar bunganya. Hindari pula mengambil uang tunai menggunakan kartu kredit Anda, karena setiap kartu kredit menetapkan suku bunga yang tinggi sekitar 2.25% per bulan.

Belum lagi, Anda dibebankan biaya penarikan tunai sebesar minimal Rp40.000 sampai Rp50.000 atau 4% dari jumlah penarikan. Dan bila Anda tak segera melunasinya di bulan pertama, jumlah hutang Anda akan semakin bertambah dengan bunga yang dibebankan.


Cara Mengatur Keuangan Rumah Tangga

Mengatur keuangan rumah tangga memang cukup menantang. Seringkali Anda sudah menetapkan budget untuk kebutuhan rumah tangga di awal bulan. Namun sebulan belum berakhir, uang sudah menipis. Salahnya dimana ya? Rasanya hanya membeli sayur-sayuran dan bahan makanan lain, kok habis ya?

Rencanakan Belanja Bulanan Dan Catat Setiap Pengeluaran

Di awal bulan, Anda bisa mencatat keperluan apa saja yang harus Anda beli. Buat estimasi anggaran yang akan dikeluarkan. Setelah semua kebutuhan dibeli, hitung ulang total pengeluaran dan catat dalam buku atau aplikasi pengatur keuangan yang Anda gunakan.

Bila di tengah bulan Anda perlu membeli keperluan tambahan, jangan lupa untuk selalu mencatatnya. Cara sederhana ini bisa mengontrol pengeluaran dan mengerem keinginan untuk berbelanja berlebihan, terutama bila jumlah saldo semakin menipis. Selain itu, dengan mencatat setiap pengeluaran pun Anda tidak penasaran lagi kemana saja uang menguap selama ini.


Membuat 2 Rekening Tabungan

Penting pula untuk membedakan antara rekening belanja dan rekening tabungan. Karena bila dijadikan satu, seringkali tidak sengaja kita membelanjakan uang tabungan. Begitu akhir bulan tiba, Anda sudah tidak memiliki uang untuk ditabung.

Untuk itu, di awal bulan selalu transfer uang tabungan ke rekening tabungan dan jangan diganggu gugat lagi. Untuk keperluan sehari-hari, gunakan rekening belanja Anda. Kalau pun uang dalam rekening ini habis, Anda tidak was-was karena Anda sudah berhasil menabung di awal bulan.

Saat memilih bank, pertimbangkan bank yang memiliki aplikasi mobile dengan fitur yang lengkap dan sesuai dengan habit Anda. Saat ini sejumlah bank bahkan sudah memiliki aplikasi yang memungkinkan Anda mengalokasikan dana untuk kebutuhan bulanan.


Manfaatkan Promo

Siapa yang tak suka promo? Bila memang menguntungkan, Anda bisa memanfaatkan promo dan voucher potongan harga agar belanja bulanan Anda lebih hemat. Cek supermarket tempat Anda biasa berbelanja, kartu apa saja yang memberi potongan dan pelajari promo menarik apa saja yang ditawarkan.

Bila perlu, Anda bisa menggunakan uang elektronik yang memberikan penawaran cashback. Dengan bijak memanfaatkan promo, Anda bisa berhemat saat berbelanja. Namun, ini bukan berarti Anda bisa berbelanja lebih banyak, ya. Disiplinlah dengan membeli apa yang Anda butuhkan dan sudah direncanakan saja. Sisa uang belanjanya, bisa langsung Anda masukan ke rekening tabungan.


Sumber :
https://www.rumah.com/panduan-dan-referensi/tips-rumah-dan-apartemen/7-cara-mengatur-keuangan-agar-hidup-bebas-was-was-17080?utm_source=facebook&utm_medium=social&utm_content=panduan-tipsrumah&utm_campaign=ID-FB-PostEngagement&fbclid=IwAR2Rlq-UPI8eJTOPuJm9x1G-Xq7PcdmpFCIXrGnIvz8jTbI2r2soCMPZEBY

Related Posts