Tuesday, August 6, 2019

5 Perencanaan Keuangan untuk Karyawan

5 Cara Mengatur Keuangan Efektif untuk Karyawan, Gak Bakal Bokek Pas Tanggal Tua!

Ada beragam cara mengatur keuangan pribadi yang dinilai cukup efektif. Namun, gak semuanya mampu mengaplikasikan cara ini karena satu dan lain hal.

Setiap orang tentu punya pengeluaran berbeda-beda. Ada yang harus menafkahi keluarga, bayar cicilan utang, dan ada juga yang 100 persen terbebas dari utang sekaligus gak punya tanggungan.

Kata “mengatur keuangan” sering kita tafsirkan sebagai aktivitas yang menekan gaya hidup. Bisa jadi jawabannya memang benar, tapi bukan berarti sama sekali kamu gak boleh piknik atau membeli sesuatu yang kamu inginkan lho.

Pada kesempatan kali ini, MoneySmart bakal membocorkan deretan cara mengatur keuangan bulanan yang pas untuk karyawan kantoran atau yang baru menerima gaji pertama.


1. Sistem amplop

Strategi mengatur keuangan menggunakan amplop sebagai media pengaturannya kalau dibilang jadul, ada benarnya juga sih. Tapi, biar kata jadul, ini merupakan cara paling gampang di antara yang lain.
Yang pertama kali perlu kamu lakukan adalah, membuat budgeting rutin tiap bulan. Bikin kategori, seperti halnya pengeluaran makan, transportasi, dan belanja mingguan.

Kemudian, pisahkan uang pada masing-masing amplop dengan label pengeluaran yang udah dibuat. Metode ini bikin kamu “dipaksa” irit-irit uang yang sudah dialokasikan.


2. Sistem 50/20/30

Cara mengatur keuangan ini berasal dari salah satu Senator di DPR Amerika Serikat. Di adalah Elizabeth Warren.

Metode ini juga terbilang cukup ringkas dan sederhana. Kamu hanya perlu menyediakan tiga pos keuangan saja. So, gak perlu pusing-pusing.

50 diartikan sebagai 50 persen dari penghasilan bulananmu dialokasikan untuk kebutuhan pokok. Sebut saja seperti biaya makan, sewa kos-kosan, belanja bulanan, dan lainnya.

Sementara itu, 20 persen untuk tabungan dan investasi. Jangan pernah ganggu gugat 20 persen yang ini, kalau memang ingin banyak duit di masa depan.

Dan 30 persen sisanya digunakan untuk hiburan. Gimana menurutmu? Apakah cara ini cukup pas untuk kamu terapkan?

Tapi, ingat lho, porsi menabung dan investasimu tergolong kecil di metode ini. Aman sih, tapi kalau bisa lebih besar tentu lebih baik.


3. Sistem 60/20/20

Metode ini juga bisa menyelamatkan kantongmu dari wabah hilangnya uang di dompet dan rekening secara misterius. Tapi kenapa kok di depannya 60 ya?

Serupa tapi gak sama, metode atur uang dengan bujet 60/20/20 membagi pengeluaran menjadi 60 persen biaya sehari-hari, 20 persen tabungan atau investasi, dan 20 persen untuk hiburan. 

60 persen di metode ini memang ditujukan untuk kebutuhan yang sifatnya adalah pengeluaran wajib. Tentunya gak jauh beda dengan yang disebutkan di atas.

Sejatinya, metode 60/20/20 ini memang sangat pas untuk diterapkan bagi mereka yang sedang punya cicilan atau utang. Jelas saja, porsi jatah bujet lifestyle dan hiburan harus dipotong dan sisanya dialokasikan untuk pengeluaran yang sifatnya wajib.

Selain itu, metode mengatur keuangan ini juga pas banget diterapkan bagi mereka yang sudah berkeluarga dan punya anak.

Berhubung banyak pengeluaran tak terduga, maka gak salah kok untuk mengurangi bujet lifestyle demi keuangan yang sehat.


4. Sistem 50/30/20

Metode satu ini memang jarang sekali disebut. Beberapa media menyebut metode ini sama dengan yang nomor dua, hanya saja angka 30-nya di balik ke belakang.

Namun, di artikel ini 30 yang di tengah artinya menggunakan 30 persen dari gajimu untuk investasi dan menabung. Soal urusan lifestyle mah belakangan aja deh.

Kalau dipikir-pikir, metode ini memang pas buat mereka yang masih lajang dan memiliki gaji kecil alias gak beda jauh sama UMR.

Ketimbang duitnya habis buat operasional sehari-hari atau nongkrong, maka prioritaskan 30 persen dari total penghasilan untuk menabung dan investasi. 20 persen investasi dan 10 persen dana darurat.

Tentu saja, cara mengatur keuangan yang satu ini hasilnya bisa terasa satu atau dua tahun ke depan. Biar gak penasaran, silakan dicoba saja.

Coba ingat apa kata orangtuamu dulu. Kebutuhan pokok itu ya sandang, pangan, dan papan. Sederhana kan? Ketika sandang dan pangan sudah terpenuhi, tapi papannya masih nyewa, maka kewajibanmu selanjutnya adalah nabung biar bisa beli papan.

Yang sering salah kaprah di sini adalah, gak sedikit orang yang merasa sandangnya masih belum cukup. Padahal pakaian sudah penuh satu lemari.

Yang selanjutnya adalah, banyak orang yang memang sudah keranjingan dengan hobinya. Meski gaji pas-pasan, nurutin hobi sampai bokek pun jadi.


5. Sistem zero bujeting

Cara mengatur keuangan dengan sistem zero bujeting memang terdengar cukup aneh. Intinya, ketika kamu menerima gaji bulananmu, kamu harus “menghabiskannya.” Lho, dihabiskan buat apa ya?

Pertama, jumlahkan pengeluaran rutinmu setiap bulan. Biaya makan, sewa kos, cicilan motor, bayar asuransi, transfer orangtua, dan lainnya, termasuk di antaranya adalah bujet nonton, traveling, dan biaya lifestyle lainnya.

Setelah semuanya ditotal, coba hitung selisih total pendapatan dan pengeluaranmu. Jika ada sisanya, segera “habiskan” saat itu juga.

Gimana cara menghabiskannya? Jawabannya adalah tabung di rekening terpisah untuk dana darurat, belikan saham, atau top-up reksadana.

Intinya adalah, uang yang kamu terima dalam sebulan harus habis untuk sektor yang produktif. Metode ini tentunya pas banget untuk diterapkan bagi mereka yang jumlah pendapatan perbulannya gak menentu, freelancer contohnya.


Sumber :
https://www.moneysmart.id/cara-mengatur-keuangan-untuk-karyawan/

No comments:

Post a Comment

Related Posts