Thursday, March 19, 2020

Menabung Metode Kakebo ala Orang Jepang

Unik dan Efektif! Yuk, Menabung Pakai Metode Kakebo ala Orang Jepang

Menabung adalah salah satu cara terbaik dalam pengelolaan keuangan yang turut menjadi penentu kebahagiaan di masa depan. Namun, masih banyak orang merasa sulit membiasakan diri untuk menabung.

Masih banyak juga yang beranggapan menabung memiliki beban tersendiri dalam melaksanakannya.

Banyak orang tak bisa membiasakan diri menabung karena selalu saja ada pengeluaran yang harus dibayarkan setiap bulan, termasuk biaya-biaya yang tak terduga, beberapa kebutuhan juga harus dibeli di luar rencana.

Itu menyebabkan rencana menabung selalu gagal di tengah jalan. Padahal sesungguhnya jangan jadikan menabung sebuah beban, tapi jadikan kebiasaan baik yang manfaatnya akan dirasakan ke depannya.

Jika cermat mengontrol pengeluaran, menyisihkan uang di tabungan bukan hal yang sulit dilakukan. Pasalnya, kini terdapat beragam instrumen tabungan yang bisa dipilih.

Tak hanya disimpan di bank, menabung juga bisa dilakukan dengan menyicil uang pada beragam investasi seperti emas atau membeli surat utang negara.

Jika kurang cocok dengan instrumen di atas, kamu bisa menjadikan ajang menyisihkan uang terasa lebih ringan dan mudah dengan cara menabung mudah yang unik dan efektif seperti orang Jepang.

Yaitu, menggunakan metode Kakebo, sudah dipopulerkan sejak tahun 1904 dan masih bertahan hingga saat ini.


Metode kakebo cara menabung ala orang Jepang

Masyarakat Jepang menjalani kakebo dengan tujuan untuk mengontrol pengeluaran seminimal mungkin, dan mencatat setiap pengeluaran dengan cermat untuk kemudian dievaluasi setiap minggu. Lantas, bagaimana cara kerjanya?

Setiap awal bulan, mencatat pemasukan atau uang yang dialokasikan untuk satu bulan. Selain itu, harus juga mencatat semua pengeluaran yang sifatnya sudah pasti seperti kebutuhan harian.

Umumnya, seseorang akan mengeluarkan uang untuk keperluan dasar seperti makanan, kebutuhan transportasi, kesehatan, kebutuhan rumah tangga, rekreasi dan keperluan darurat.

Dengan mencatat secara detail setiap kategori di atas, kamu akan mendapati keuangan yang seimbang di akhir minggu karena sudah tahu berapa uang yang dihabiskan dan bisa disimpan.

Menulis pemasukan dan pengeluaran dengan rinci juga bisa membantu mengatur keuangan, sehingga penting untuk menghindari masalah darurat.

Gak cuma itu saja, langkah tersebut juga akan membuat kamu jtermotivasi untuk mencapai sesuatu yang sudah lama ingin dicapai.


Empat kategori cara menabung ala orang Jepang

Dalam praktik menabung kakebo biasanya orang Jepang membagi jenis pengeluaran dalam empat kategori.

Kategori pertama adalah survival yang terdiri dari biaya sekolah, makan, transportasi, kesehatan, dan kebutuhan pokok lain.

Kategori kedua, menuliskan kebutuhan opsional seperti belanja dan makan di luar. Untuk kategori ketiga ialah hiburan seperti internet, buku, langganan majalah, tamasya dan sebagainya.

Sementara kategori keempat adalah pengeluaran ekstra yang merupakan pengeluaran tak terduga.


Evaluasi akhir minggu cara menabung ala orang Jepang

Setelah menetapkan kategori pengeluaran, baru kamu mulai mencatat berapa uang yang tersedia, dan berapa yang akan disisihkan untuk tabungan.

Semua itu harus ditulis di awal bulan agar mudah dalam pencatatan dan mengoreksinya.

Setelah memiliki catatan di awal bulan tentang rencana pengeluaran, baru kamu bisa menulis detail semua pengeluaran untuk pembayaran yang dilakukan di setiap hari.

Di akhir setiap minggu, kamu bisa melakukan evaluasi sejauh mana uang yang sudah dikeluarkan benar-benar dipakai sesuai peruntukan yang direncanakan.

Catatan yang rapi dari waktu ke waktu memungkinkanmu bisa memiliki gambaran pengeluaran harian, mingguan, dan bulanan.

Gambaran ini yang bisa dipakai untuk memutuskan seberapa besar uang yang bisa ditabung dan dipakai untuk pemenuhan kebutuhan lain yang sudah direncanakan jauh-jauh hari.

Nah, untuk mendukung pengelolaan keuangan dengan metode kakebo ini kamu juga harus selalu menyimpan struk belanjaan karena akan membantu jika suatu hari lupa.

Meski terdengar kuno, cara ini bisa kamu jalani untuk menyisihkan uang di tabungan. Awalnya memang akan terasa sulit, tapi jika dilakukan dengan sabar dan konsisten dijamin tabungan yang bisa disimpan setiap bulan akan membuat senyummu mengembang.


Sumber :
https://lifepal.co.id/media/menabung-pakai-metode-kakebo-ala-orang-jepang

Monday, March 16, 2020

Tabungan Hari Tua

Apa Itu Tabungan Hari Tua? Ini Pengertiannya dan Cara Cerdas Mempersiapkannya

Tabungan hari tua pengertian dan cara siapkannya

Setelah sekian lama bekerja demi hasil yang terbaik, promosi yang dinanti akhirnya datang juga. Gaji pun otomatis naik menyesuaikan dengan jabatan. Nah, kalau begitu, saatnya optimalkan tabungan hari tua.

Tabungan hari tua? Bukannya ada Jaminan Hari Tua (JHT) dari BPJS Ketenagakerjaan ya? Memangnya JHT saja belum cukup buat memenuhi kebutuhan selama hari tua nanti.

Justru dengan adanya tabungan buat hari tua nanti, JHT makin optimal. Terus kekhawatiran pada masa tua nanti jadi sirna karena kebutuhanmu selama pensiun telah tercukupi.

Ingat, inflasi itu terus ada dan selalu ada. Nilai uang yang kamu simpan saat ini mungkin gak berarti lagi akibat inflasi di masa pensiun nanti.

Itulah alasannya kamu harus mempersiapkan sebaik-baiknya dana buat hari tua. Dengan begitu, nilai uang yang kamu simpan terus menjamin kehidupan selama masa pensiun.

Apalagi dengan usia 25 – 30 tahun yang terbilang sangat produktif, mempersiapkan dana hari tua pada usia-usia tersebut sangat dianjurkan para financial advisor.

Agar lebih memahami pentingnya tabungan di hari tua nanti, simak terus ulasan berikut ini buat mengetahui informasi lengkapnya.


Ini pengertian tabungan hari tua yang perlu kamu pahami

Sebenarnya, apa itu tabungan hari tua? Kalau didefinisikan berdasarkan tujuannya, tabungan hari tua adalah tabungan khusus yang dipersiapkan sebagai sumber pendapatan selama masa pensiun.

Karena penggunaannya dianjurkan pada hari tua kelak, tabungan ini dikembangkan selagi masih bekerja. Di Indonesia usia pensiun itu sesuai peraturan adalah 57 tahun.

Misalnya aja kamu sekarang berusia 30 tahun. Itu berarti waktumu buat mempersiapkan dana hari tua nanti tersisa 27 tahun lagi.

Boleh saja beranggapan 27 tahun itu waktu yang lama. Karena dianggap lama, cukup banyak orang yang kemudian menunda sisihkan uang buat tabungan di hari tua nanti.

Padahal, semakin cepat disiapkan, semakin tenang masa-masa pensiun mereka nantinya. Sayangnya, hasil survei membeberkan fakta mengejutkan mengenai kesiapan orang-orang Indonesia menghadapi hari tua.


Survei HSBC: 9 dari 10 responden Indonesia belum siap pensiun

Bank HSBC Indonesia pada 12 Februari 2019 yang lalu merilis hasil survei HSBC Future of Retirement. Hasilnya cukup mengejutkan sebab 9 dari 10 orang di Indonesia mengaku belum siap pensiun.

Alih-alih tetap bisa mandiri walaupun pensiun, rupanya ¾ responden yang masih produktif berharap anaknya membantu mereka saat masa pensiun nanti.

Lewat riset Future of Retirement, sekitar 68 persen dari total responden berharap masa pensiun mereka nyaman dan tenang. Sayangnya, cuma 30 persen responden yang menabung buat masa pensiun mereka.

Nah, Future of Retirement merupakan studi yang dilaksanakan HSBC global terhadap 17.405 orang di 16 negara.

Di Indonesia jumlah responden yang dilibatkan sebanyak 1.050 responden, yang terdiri dari mereka yang masih produktif dan pensiun.

Survei OJK: 6,3 persen responden pilih mempersiapkan hari tua sebagai tujuan keuangan
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga pernah melakukan survei pada tahun 2016. Hasilnya juga cukup mengejutkan, yaitu cuma 6,3 persen responden yang pilih mempersiapkan hari tua.

Di luar itu tujuan keuangan yang dipilih kebanyakan orang di Indonesia, yaitu:

memenuhi kebutuhan sehari-hari dan mempertahankan hidup: 69,0 persen.
membayar biaya pendidikan: 12,6 persen.
OJK pada tahun 2016 melakukan survei terhadap 100 orang di Indonesia. Dari survei tersebut, sebanyak 97 orang memiliki tujuan keuangan dalam hidupnya.


Apa saja kelebihan tabungan hari tua? Adakah kekurangannya?

Namanya tabungan pasti memiliki banyak kelebihan. Khusus tabungan buat hari tua nanti, inilah kelebihan yang perlu kamu ketahui.

Kelebihan tabungan hari tua:
Menjamin pemenuhan kebutuhan selama hari tua.
Menghindarkan diri dari ketidakjelasan di masa depan setelah pensiun.
Memberi keamanan finansial dan kenyamanan dalam menjalani hari tua.
Sulit menemukan kekurangan dari tabungan buat hari tua. Pasalnya, tabungan ini sangat diperlukan dan sebaiknya dimulai sewaktu usia produktif.

Kalau pun ada kekurangan, berikut ini kekurangannya dengan mengambil contoh JHT dari BPJS Ketenagakerjaan.

Kekurangan tabungan hari tua:
Ada potongan 2 persen dari gaji yang diterima tiap bulannya.
Penggunaannya dianjurkan ketika pensiun nanti.
Pencairan JHT cuma bisa dilakukan saat gak bekerja lagi (karena resign atau PHK).
Gimana cara mempersiapkan tabungan hari tua?
Seorang pria tua mempersiapkan tabungan buat hari tua

Kamu bisa mempersiapkan tabungan buat hari tua lewat beberapa cara. Berikut ini cara-cara yang bisa kamu pilih.


1. Menabung di Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK)

Instrumen keuangan yang satu ini bisa menjadi pilihan dalam mempersiapkan dana di hari tua. Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) sendiri telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992.

Apa itu DPLK? Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) adalah dana yang dibentuk bank atau perusahaan asuransi jiwa sebagai program pensiun buat karyawan atau pekerja mandiri.

Di Indonesia cukup banyak bank dan perusahaan asuransi yang menyediakan DPLK, yaitu:

DPLK BRI sebagai pilihan tabungan hari tua BRI,
DPLK BCA,
DPLK BNI sebagai pilihan tabungan hari tua BNI,
DPLK Muamalat,
DPLK Bank Jateng,
DPLK Allianz,
DPLK AIA,
DPLK Manulife,
DPLK Indolife, hingga
DPLK Axa Mandiri.


Berapa minimal setoran agar punya tabungan dalam bentuk DPLK?

Setoran awal umumnya: Rp 250.000
Setoran rutin tiap bulan: Rp 100.000
Satu hal yang harus kamu ketahui dari DPLK ini adalah adanya pajak yang dikenakan, dan wajib dibayar.


2. Menabung dalam bentuk reksa dana

Pilihan tabungan buat hari tua selanjutnya adalah reksa dana. Instrumen investasi yang satu ini dapat memberi keuntungan melebihi keuntungan bunga deposito (rata-rata 5 persen per tahun) lho.

Reksa dana yang selama ini ditawarkan di Indonesia terdiri dari beberapa jenis:

Reksa dana pasar uang: komposisinya 100 persen berupa deposito, obligasi negara (kurang dari 1 tahun), Sertifikat Bank Indonesia (SBI), dan sukuk.
Reksa dana pendapatan tetap: komposisinya > 80 persen berupa obligasi negara dan sisanya berupa pasar uang (deposito atau SBI).
Reksa dana saham: komposisinya > 80 persen berupa saham dan sisanya berupa pasar uang.
Dengan pilihan reksa dana di atas, manakah yang cocok sebagai pilihan tabungan buat hari tua?

Pemilihannya bergantung dari profil risiko, tapi sangat disarankan buat memilih ketiganya dengan komposisi penempatan dana yang berbeda-beda sebagai bentuk diversifikasi.

Profil risiko adalah level seorang investor dalam mentoleransi risiko yang bisa aja timbul selama berinvestasi. Sebagai gambaran, inilah profil risiko investor:

Konservatif: lebih memilih risiko rendah meskipun tingkat pengembalian (return) setara dengan deposito.
Moderat: lebih memilih risiko sedang dan return di atas bunga deposito.
Agresif: lebih memilih return tertinggi meskipun berisiko tinggi.
Dari profil risiko di atas, kamu bisa menentukan komposisi reksa dana yang bakal dipilih. Berikut ini ilustrasinya.

Konservatif: tempatkan dana di reksa dana pasar uang sekitar 70 persen (lebih), sedangkan sisanya pendapatan tetap (komposisinya di atas saham) dan saham.
Moderat: tempatkan dana di reksa dana pendapatan tetap sekitar 70 persen (lebih), sedangkan sisanya saham (komposisinya di atas pasar uang) dan pasar uang.
Agresif: tempatkan dana di reksa dana saham sekitar 50 persen (lebih), sedangkan sisanya pendapatan tetap (komposisinya di atas pasar uang) dan pasar uang.
Khusus tabungan hari tua, berapa besar yang harus dialokasikan?
kalkulator menyiapkan tabungan buat hari tua

Pertama-tama, kamu harus alokasikan pengeluaran buat pemenuhan kebutuhan terlebih dahulu. Kalau kamu masih single, tinggal sendiri, dan tiap bulannya terima gaji Rp 15 juta, alokasikan Rp 6 juta sebagai biaya memenuhi kebutuhan.

Setelah dikurangi biaya kebutuhan, gajimu masih tersisa Rp 9 juta. Nah, nominal yang cukup besar nih. Mumpung sisanya banyak, alokasikan dalam jumlah besar sebagai dana darurat (kalau belum ada), asuransi, investasi, dan tabungan buat hari tua.

Sebelum dialokasikan, kurangi Rp 1 juta buat memenuhi keinginanmu (pengeluaran gaya hidup). Itu berarti penghasilanmu tersisa Rp 8 juta.

Dari sisa penghasilan Rp 8 juta, alokasikan jaringan pengaman finansial tiap bulannya:

Asuransi jiwa (dengan UP Rp 1 miliar): Rp 300.000 (bagus kalau kurang).
Tabungan hari tua: Rp 1.000.000 (boleh naik sesuaikan inflasi asal gaji naik tiap tahun).
Investasi: Rp 2.000.000 (boleh naik sesuaikan inflasi asal gaji naik tiap tahun)
Dana darurat: Rp 4.700.000 (pastikan instrumen penempatannya likuid).
Jangan lupa buat mengambil asuransi jiwa. Sekalipun kamu belum berkeluarga, uang pertanggungan asuransi nantinya bermanfaat dan membantu kedua orang tuamu ataupun saudara-saudarimu.


Sumber :
https://lifepal.co.id/media/tabungan-hari-tua-pengertian-dan-cara-siapkannya/

Related Posts