Saturday, December 21, 2013

Pentingnya Membuat Laporan Keuangan


Laporan keuangan merupakan panduan bagi kita untuk mengevaluasi kinerja usaha kita. Terkadang bagi UKM, laporan keuangan bukan merupakan hal yang diprioritaskan dalam berusaha. “Yang penting jalan dulu aja deh”, menurut para pelaku UKM apabila ditanyakan mengenai laporan keuangan.

Sebenarnya dengan laporan keuangan, informasi apa saja yang pelaku UKM bisa dapatkan?

1.      Usahaku Untung atau Rugi? 

Inilah pertanyaan pertama semua pelaku usaha yang membutuhkan laporan keuangan. Usahaku ini untung atau rugi. Apabila teman-teman UKM mempunyai minimum pencatatan uang masuk dan keluar dari kegiatan usahanya, laporan laba rugi ini bisa dengan mudah dibuat. Cukup dengan menjumlahkan semua penghasilan yang didapat dari penjualan produk atau jasa kita dikurangi dengan semua biaya yang kita keluarkan. Laporan laba rugi ini masih sederhana sekali, cocoknya untuk jasa dan perdagangan sederhana.

2.      Usahaku Berkembang Tidak Ya? 

Indikator usaha kita berkembang atau tidak, dapat dilihat dari laporan bulan per bulan yang dihasilkan dari laporan laba rugi. Contohnya, apabila penjualan kita meningkat (biasa disebut omzet), maka usaha kita berarti berkembang dari sisi penjualan. Nah sekarang tinggal teman-teman cek juga untuk biayanya. Normalnya adalah total biaya kurang dari total penjualan yang berarti laba/untung. Apabila usaha kita berkembang tetapi masih rugi, dapat dibuat evaluasi kira-kira biaya apa yang mempengaruhi hal tersebut.

3.      Perkembangannya Sudah Sesuai Harapan 

Terkadang harapan pelaku UKM untuk usahanya sederhana saja. Bisa tidak ya usaha saya ini menggantikan pekerjaan utama saya? Itulah harapan pada umumnya. Pelaku UKM bisa mengevaluasi posisi laba usahanya dan melakukan simulasi  apabila ingin berhenti dari pekerjaan utama nya. Normalnya adalah usaha tersebut dapat menutup biaya gaji pemilik dan karyawan dan masih menghasilkan laba. Tetapi jangan langsung diukur dengan gaji yang besar, karena bisa jadi usaha yang kita dirikan masih membutuhkan dana untuk berkembang.

4.      Produk atau Jasa Mana yang Paling Menguntungkan 

Dengan membagi penjualan berdasarkan kategori, evaluasi yang dihasilkan bisa sampai dengan apakah produk atau jasa mana yang paling menguntungkan. Contoh : apabila kita berjualan pulsa, pulsa dari operator manakah yang lebih untung dan yang manakah yang lebih cepat lakunya. Hal ini dapat dijadikan penentuan strategi, kita akan berfokus pada produk atau jasa yang mana. 

5.      Apakah Harus Lanjut atau Tutup   

Pertanyaan ini biasanya ditanyakan para pelaku UKM yang secara terus menerus menyetor uang untuk tambahan modal usahanya. Dengan laporan keuangan, contohnya setelah Anda memiliki laporan keuangan selama 2 tahun, usaha yang Anda jalankan ternyata omset penjualan belum mencapai target dan biaya yang dikeluarkan tidak bisa dikurangi. Artinya apakah pilihan usaha tersebut akan dilanjutkan atau dihentikan saja. Dengan begitu, penilaian kita lebih obyektif dan bukan berdasarkan perasaan kita pribadi.

Sekian artikel mengenai kegunaan dari laporan keuangan. Semoga dapat membantu pelaku UKM dalam mengembangkan bisnisnya.

Sumber:
http://portalpengusaha.com/

Tuesday, December 17, 2013

Perencanaan Keuangan saat Punya Anak Lagi


Senang rasanya, ketika berencana untuk menambah anak lagi dengan pasangan.  Buat saya sendiri, hamil dan ketika anak masih bayi adalah masa yang paling membuat was-was sekaligus juga menyenangkan. Was-was karena si bayi belum bisa menolong diri sendiri, sehingga orangtua harus menjaga kondisi si bayi supaya aman dan nyaman. Senang karena melihat pertumbuhan mereka yang sangat pesat di usia tersebut.

Ternyata, hamil dan mengurus si sulung saat masih bayi dengan mengurus adiknya, sangatlah berbeda. Secara mental, tentunya ketika anak pertama cenderung serba takut.  Semua dilakukan serba hati-hati, karena pengalaman mengurus bayi yang masih minim. Namun ketika si adik lahir, rasa percaya diri dalam mengurusnya lebih tinggi, karena pengalaman mengurus si kakak. Walaupun tidak sama persis, tapi setidaknya sudah punya skills dasarnya.

Begitu juga dalam merencanakan keuangan. Bagi yang sudah pernah memiliki anak, sedikit banyak sudah bisa menghitung dana apa saja yang dibutuhkan. Mulai dari pengeluaran bulanan, seperti biaya kebutuhan sehari-hari untuk anak, atau biaya menggunakan jasa pengasuh. Begitu juga dana yang dikeluarkan untuk kesehatan, seperti vaksinasi berikut biaya kunjungan ke dokter .  Dari pengalaman sebelumnya dengan anak pertama, Anda dapat mengetahui perkiraan kenaikan pengeluaran bulanan jika anak berikutnya lahir.

Memiliki anak kedua, selain sudah siap dengan pengalaman, biasanya pengeluaran-pengeluaran untuk anak kedua ini bisa jauh lebih kecil dibandingkan ketika kakaknya lahir seperti membeli tempat tidur bayi, pakaian, peralatan mandi, atau stroller. Jika jarak anak tidak terlalu jauh, dan barang-barang tersebut masih layak pakai maka anggaran belanja bisa dikurangi.

Yang perlu dipersiapkan tidak hanya masalah anggaran belanja maupun pengaturan cash flow, tapi juga tambahan tujuan investasi. Dana pendidikan pun perlu dipersiapkan, oleh karena itu kita pelu meningkatkan kemampuan dalam menyisihkan dana untuk investasi tersebut.  Lebih baik lagi, persiapan dana pendidikan ini dilakukan pada saat berencana untuk memiliki anak kedua, sehingga persiapannya akan lebih matang dan beban investasi bisa lebih ringan.

Jadi, punya anak lagi? Yuk persiapkan keuangan anda dengan matang untuk menyambut kelahirannya!

Sumber :
http://qmfinancial.com

Friday, December 13, 2013

Satu Rekening atau Banyak Rekening Di Beberapa Bank


Berapa banyakkah jumlah rekening yang Anda miliki? Satu bank atau banyak bank? Percaya atau tidak, bagaimana Anda mengatur rekening Anda tidak hanya membantu Anda merapikan keuangan atau finansial Anda, tetapi juga dapat saja memberikan Anda berbagai keuntungan lainnya. Jadi yang manakah yang lebih baik? Satu bank atau banyak rekening di berbagai bank?

Keuntungan hanya menggunakan satu bank

Satu Rekening Bank

Walaupun pada kenyataannya hal ini sudah sangat jarang terjadi tapi hanya menggunakan satu bank juga memiliki keuntungan tersendiri dibandingkan mereka yang memiliki banyak rekening. Beberapa di antaranya adalah kesederhanaan pastinya. Dengan semuanya berada di satu temapt, Anda hanya perlu mengunjungi satu bank, transaksi hanya melalui satu rekening dan hanya perlu mengingat satu set informasi terkait rekening Anda.

Tanyakan diri Anda sebelum membuka rekening di bank lain

Tetapi seiring berjalannya waktu maka strategi finansial Anda juga akan berubah. Dari yang tadinya Anda hanya menggunakan satu bank, karena berbagai kondisi Anda diharuskan untuk membuka rekening lain di bank lain, atau mungkin Anda memang ingin membuka rekening di bank lain. Apapun alasan Anda, sebelum Anda membuka rekening di bank lain coba tanyakan 4 pertanyaan berikut ini ke diri Anda.

1. Apakah ada kemungkinan Anda akan "Meminjam dari Diri Anda Sendiri"?

'Meminjam Dari Diri Anda Sendiri'

Salah satu alasan mengapa orang-orang membuka beberapa rekening adalah karena mereka ingin mengorganisir keuangan mereka menjadi 'uang cadangan' dan 'uang sehari-hari'. Uang cadangan ini dapat saja adalah uang perusahaan, uang darurat, atau uang yang memang bukan untuk kebutuhan sehari-hari Anda.

Dengan begitu maka Anda hanya akan mengambil uang dari rekening untuk kebutuhan sehari-hari Anda, dan Anda tidak akan menyentuh uang terpisah yang memang Anda siapkan untuk kebutuhan ke depan. Ini adalah salah satu alasan yang baik mengapa Anda mulai membuka rekening baru di bank lain.

Jika Anda hanya memiliki satu rekening dan tidak memiliki catatan keuangan yang matang, maka ada kemungkinan Anda akan 'meminjam uang dari diri Anda sendiri'. Hal ini akan membuat Anda bingung dan berusaha mengembalikan uang tersebut ke satu-satunya rekening Anda lagi. Setelah beberapa lama maka ada kemungkinan Anda akan mulai melupakan semua itu kemudian mengulangnya dari awal lagi.

2. Apakah Anda dapat mendapatkan bunga yang lebih tinggi?

Suku bunga

Jika Anda memisahkan uang untuk kebutuhan-kebutuhan seperti ini, tentunya Anda ingin mendapatkan bank yang memiliki suku bunga tinggi. Setelah Anda menemukan bank yang memiliki suku bunga yang lebih tinggi dari bank Anda sebelumnya, maka Anda memiliki dua opsi di sini. Menutup rekening Anda sebelumnya dan memindahkan uang Anda ke rekening yang baru atau tetap menyimpan rekening Anda sebelumnya sebagai salah satu alternatif transaksi finansial Anda.

Tapi ketahuilah bahwa jika Anda tetap menyimpan rekening Anda yang sebelumnya, beberapa bank akan mengenakan biaya bulanan ke rekening Anda tersebut walaupun Anda tidak menggunakannya. Jika Anda memang tidak akan menggunakannya lebih baik menutupnya.

3. Apakah Akan merugikan Anda?

Merugikan Diri Anda

Tentunya sebelum melakukan segala sesuatu terkait keuangan Anda, Anda harus melakukan tugas Anda terlebih dahulu untuk melihat apakah tindakan tersebut akan merugikan Anda. Sebagai contoh, Anda mungkin telah menerterakan informasi rekening Anda di tagihan-tagihan Anda, seperti tagihan digital, tagihan pembayaran pemakaian listrik atau air, dan sejenisnya. Dan jika Anda memutuskan untuk menutup rekening ini maka tentunya Anda harus siap dengan segala kerepotan yang akan Anda hadapi saat menghadapi semua tagihan ini. Tugas lainnya adalah benar-benar mencari informasi lebih terkait bank tersebut, seperti biaya penutupan, jam dan proses transaksi, fasilitas, bunga, letak cabang, ATM, biaya bulanan dan sejenisnya.

Anda juga harus mengetahui bahwa untuk menutup suatu rekening terkadang tidaklah mudah. Ada beberapa bank yang mengharuskan Anda untuk mempertahankan jumlah minimum rekening terkait untuk beberapa waktu hingga rekening Anda benar-benar ditutup, beberapa lainnya mungkin akan mengharuskan Anda mengurus berbagai dokumen dan membayar biaya penututupan. Jadi sebelum membuka suatu rekening pastikan Anda benar-benar siap untuk membukanya.

4. Apakah Anda memang membutuhkan lebih dari satu rekening?

Banyak Rekening

Jika Anda adalah orang beruntung yang memiliki banyak uang, maka Anda harus memperkirakan berapa jumlah maksimum yang ingin Anda letakkan di satu rekening. Ketahui terlebih dahulu berapa biaya yang dapat dikembalikan asuransi bank terkait jika pada kasus terburuk, bank tersebut bangkrut. Usahakan agar jumlah uang pada rekening Anda tidak melebihi jumlah yang dapat dikembalikan asuransi bank tersebut.

Hal lainnya yang harus Anda tanyakan adalah apakah Anda memang membutuhkan banyak rekening? Untuk kebutuhan apa? Apakah tidak bisa menutup rekening sebelumnya setelah Anda membuka rekening yang baru? Seperti yang telah dikatakan sebelumnya, beberapa bank akan mengenakan biaya bulanan terkait rekening Anda baik Anda menggunakannya atau tidak. Jadi semakin banyak rekening yang Anda miliki maka biaya bulanan Anda akan semakin besar.

Bagaimana Mengetahui apakah bank itu memang cocok untuk Anda?

Bank yang Cocok untuk Anda?

Untuk mengetahui apakah suatu bank benar-benar cocok untuk Anda, merupakan hal yang sangat relatif. Itu tergantung atas kebutuhan Anda, terlepas dari letak cabang, ATM, bunga dan seterusnya. Semua itu tergantung apakah Anda benar-benar akan bertransaksi melalui bank tersebut dan merasa nyaman akan hal tersebut.

Jika Anda jarang sekali bertransaksi namun nyaman-nyaman saja akan bank tersebut maka Anda boleh membuatnya menjadi rekening untuk uang cadangan Anda. Tapi jika Anda memang jarang bertransaksi dan sudah tidak merasa nyaman akan bank tersebut baik karena layanan yang kurang, selalu rame, dan sejenisnya maka jangan pilih bank tersebut. Sederhana bukan?

Sumber :
http://www.tahupedia.com

Arisan Termasuk Investasi?

Konsep arisan yang mewajibkan setiap pesertanya menyetor sejumlah uang tertentu dalam nilai yang sama, kemudian diundi untuk menentukan siapa yang berhak menerima uang atau barang tersebut, dinilai cukup menguntungkan dari segi keuangan. Bahkan, sebagian menganggap arisan sebagai bentuk investasi.

Memang arisan masa kini tidak hanya membuat kita menerima uang saja, tapi bisa berupa emas, berlian, atau tas-tas bermerek. Para peserta arisan merasa dengan mengikuti arisan mereka bisa untung karena mendapatkan barang-barang bernilai tersebut.

Tetapi pendapat tersebut ditepis perencana keuangan Taufik Gumulya. Menurutnya, arisan bukanlah bentuk investasi.

"Ikut arisan kan sama seperti kita membeli sesuatu. Bahkan jika hadiahnya adalah emas atau berlian. Itu sama dengan kita membeli emas atau berlian misalnya, dengan harga Rp 20 juta, tapi bayarnya mencicil," katanya.

Taufik menjelaskan, arisan dan investasi memiliki konsep yang berbeda. "Investasi adalah menunda sekarang untuk menikmati di kemudian hari. Sementara jika ikut arisan dia membayar untuk barang yang akan dia dapat," ujarnya.

Jika dalam investasi ada kemungkinan untung atau rugi, maka mengikuti arisan pasti kita akan dapat. Selain itu dalam investasi kita juga bisa melakukan pengelolaan sehingga nilai aset akan bertambah di masa datang.

Kelebihan dari mengikuti arisan, menurut Taufik, adalah jika kita mendapat atau menarik kocokan pertama. "Tapi keuntungannya lebih berupa times value of money. Kalau dapat terakhir sama saja kaya kita membeli sesuatu, atau mengumpulkan uang sendiri," paparnya.

Sumber :
http://www.vemale.com

Friday, December 6, 2013

Evaluasi Keuangan Anda


“Until you can show that you can handle what you’ve got, you won’t get any more. The habit of managing your money is more important than the amount.”

Salam readers,

Saya sangat menyukai quote yang saya peroleh ketika belajar mengenai “money personality” beberapa tahun silam. Saya percaya, yang kita dapatkan di dunia ini akan disesuaikan dengan kapasitas diri kita. Saat ingin dapat lebih besar, sudahkah menjadi wadah yang juga lebih besar dibandingkan sebelumnya?

Sebagai ilustrasi, anak kita yang berusia lima tahun merengek minta es krim cone (bukan gelas) yang terdiri atas tiga scoops dengan rasa berbeda. Karena sayang, kita mengabulkan. Belum tuntas disantap, es krim terjatuh. Anak menangis minta gantinya.

Sadar akan kurangnya kemampuan dan kapasitas anak dalam memegang dan memakan es krim cone 3 tumpuk, apakah Anda akan membelikan yang sama atau menggantinya dengan ukuran lebih kecil sesuai kapasitasnya?

Sama halnya dengan uang. Saya percaya Tuhan mencukupkan atau melebihkan rezeki seseorang berdasarkan kapasitas yang dimilikinya. Sang Pemberi rezeki tidak akan menambah rezeki hingga yakin kita mampu menangani, mengelola, dan bertanggung jawab terhadap yang sudah ada.

Karena itulah, saat ingin mengubah kondisi finansial, Anda harus bisa mengevaluasi perilaku terhadap uang. Ingat, dalam mengelola uang, 80 persennya terkait dengan tingkah laku kita terhadap uang selama ini. Coba tengok, apa yang mesti diperbaiki dari kebiasaan terhadap uang.

Untuk mengevaluasi kondisi keuangan, mulailah dengan arus kas. Cek, pengeluaran selama ini, lebih banyak untuk kebutuhan atau keinginan. Kondisi rasio pengeluaran bulanan terhadap pendapatan juga perlu dievaluasi. Jika di bawah 70 persen, itu pertanda kondisi keuangan yang sehat.

Kemudian, perlu juga mengecek porsi tabungan dan investasi serta kondisi harta dibandingkan utang yang Anda miliki. Rasio berinvestasi terhadap total pendapatan sebaiknya di atas 15 persen. Di saat bersamaan, Anda pun harus bisa menjaga rasio utang terhadap total pendapatan yang harus di bawah 35 persen setiap bulan.

Pemeriksaan aset. Perlu diperiksa, apakah jumlah tabungan dana cadangan sudah mencapai 3-6 bulan pengeluaran?

Anda juga perlu mengevaluasi kinerja portofolio investasi guna mengetahui nilai aset bersih (real asset) saat ini dibanding awal tahun. Sebaiknya konsisten dengan jangka waktu tujuan finansial Anda. Simpan baik-baik hasrat ingin mencairkan.

Tak kalah pentingnya, periksa ulang tujuan finansial Anda. Dalam berbagai aspek, tujuan dalam kehidupan mengalami perubahan seiring perjalanan waktu.

Miliki jejak buku pencapaian tujuan Anda, seberapa banyak waktu tersisa. Hal ini terkait dengan perlu atau tidak melakukan penyesuaian porsi instrumen investasi berdasarkan risikonya.

Evaluasi merupakan langkah awal saat kita hendak membuat resolusi baru. Apakah kebiasaan terhadap sekarang patut dipertahankan atau perlu kebiasaan baru guna memperbaiki kondisi Anda.

Ingat, melakukan hal yang sama secara berulang-ulang dan mengharapkan hasil yang berbeda hanya ilusi! Lakukan hal yang sama terus-menerus maka hasil yang Anda dapatkan akan selalu sama.

Have fun(d)!

To serenity


Dwita Ariani, MM, RFA, RIFA
Twitter: @BundaWita
Financial educator dari Zelts Consulting

Sumber : id.berita.yahoo.com

Wednesday, December 4, 2013

6 Pilihan Mengatur Gaji Pasangan



Tantangan ketika menikah adalah bagaimana mengelola keuangan bersama. Maklum saja, selama ini hidup sendiri-sendiri, bebas menggunakan gaji untuk kesenangan masing-masing, mendadak harus saling berbagi dan menabung untuk tujuan bersama. Haruskah setiap pasangan menyatukan penghasilan dalam satu rekening, atau bisakah tetap hidup dengan rekening masing-masing?

Tidak ada satu cara pasti untuk mengelola keuangan atau mengatur penghasilan pasangan, karena semuanya tergantung dari situasi yang dialami masing-masing pasangan. Untuk Anda, perencana keuangan Sophia Bera dari Cahill Financial Advisors, Inc. memberi pilihan enam cara pengelolaan uang yang mungkin akan cocok untuk cara hidup Anda dan pasangan.

1. Membuka satu rekening bersama
Selain memiliki tabungan untuk menampung penghasilan masing-masing, Anda juga bisa membuka satu rekening bersama. Jumlah yang disetor masing-masing bisa sama atau berbeda. Cocok untuk: Pasangan yang memiliki penghasilan yang kurang lebih sama, untuk membayar sewa rumah, tagihan-tagihan, belanja kebutuhan sehari-hari, dan pengeluaran bersama lainnya.

"Memiliki rekening bersama memberikan masing-masing pasangan akses pada dana tersebut," ungkap perencana keuangan Sophia Bera. "Masing-masing harus percaya bahwa yang lain akan menggunakan uang dengan cara yang telah disepakati."

2. Menyisihkan persentase tertentu dari gaji
Caranya sama, membuka rekening bersama, namun jumlah setorannya ditentukan berdasarkan persentase penghasilan. Cocok untuk: Pasangan dengan penghasilan yang berbeda, baik dari jumlah maupun sumbernya. Jadi, meskipun Anda dan suami memiliki penghasilan yang jauh berbeda, masing-masing menyisihkan persentase yang sama dari gaji.

Idealnya, jumlah yang disetorkan di bawah 50 persen dari take-home pay masing-masing pasangan. Sebutlah misalnya 30 persen. Jadi jika gaji Anda Rp 5 juta, jatah setoran Anda Rp 1,5 juta. Sedangkan jika gaji suami Rp 10 juta, maka jatahnya Rp 3 juta. Tabungan semacam ini baik dilakukan untuk kebutuhan jangka panjang, misalnya biaya pendidikan anak di perguruan tinggi, naik haji, atau liburan. Di luar itu, Anda masih bisa membuka rekening pribadi dan menggunakannya untuk biaya hidup sehari-hari.

3. Salah satu membayar semua pengeluaran
Meskipun Anda dan suami sama-sama bekerja, hanya satu orang yang diputuskan untuk membayar semua pengeluaran. Cocok untuk: Pasangan yang salah satunya memiliki penghasilan jauh lebih besar, atau salah satu memutuskan untuk berhenti bekerja karena ingin mengasuh anak atau melanjutkan sekolah.

Cara ini dapat menguji apakah penghasilan salah seorang bisa mencukupi kebutuhan seluruh keluarga. Bila gaji suami lah yang bisa diandalkan untuk memenuhi kebutuhan keluarga, ia bisa bertanggung jawab sepenuhnya terhadap pengeluaran rumah tangga. Sebelum memutuskannya, Anda bisa berdiskusi lebih dulu. Jika suatu saat Anda kembali bekerja, apakah Anda harus ikut andil dalam membayar pengeluaran, atau menabung saja penghasilan Anda? Jenis pengeluaran seperti apa yang menjadi tanggung jawab Anda?

4. Masing-masing memilih jatah tagihan yang mampu dibayar
Cocok untuk: Pasangan dengan penghasilan yang sedang, sehingga masing-masing dituntut bertanggung jawab untuk membayar pengeluaran rumah tangga.

Setiap rumah tangga pasti memiliki pengeluaran dan tagihan yang harus dibayar, dari PAM, PLN, komunikasi (telepon dan internet), kartu kredit (yang digunakan untuk membeli peralatan rumah tangga), hingga cicilan mobil dan kontrakan rumah. Anda bisa memilih sendiri mana tagihan yang mampu Anda bayar, sesuai dengan penghasilan Anda. Misalnya, karena Anda punya penghasilan tetap dan lebih besar, Anda yang membayar kontrakan rumah, dan cicilan mobil. Sedangkan suami yang membayar kartu kredit, asuransi, PAM, PLN, dan komunikasi, karena ia bekerja di rumah dan selalu terhubung dengan internet.

“Yang paling penting, bicarakan hal ini lebih dulu, dan buat perencanaan yang efektif untuk Anda berdua," ujar Bera.

5. Menyatukan seluruh penghasilan dalam satu rekening
Cocok untuk: Anda yang ingin menyatukan milik berdua seutuhnya, atau untuk menghindari salah satu melakukan pemborosan terhadap rekening pribadi.

Ada dua cara yang bisa Anda pilih. Rekening ini digunakan untuk seluruh keperluan, dari membayar pengeluaran rumah tangga sampai tabungan bersama. Tantangannya: Anda harus disiplin menyisihkan uang di dalam rekening ini untuk ditinggalkan sebagai tabungan. Cara lain adalah membuat rekening bersama ini untuk pengeluaran tetap (seperti cicilan rumah dan kendaraan) dan tabungan, dan satu rekening lagi untuk biaya operasional sehari-hari termasuk untuk bersenang-senang atau liburan. Dengan pengelolaan seperti ini, Anda harus rajin membuat pembukuan bulanan untuk menghitung pengeluaran dan kemajuan nilai tabungan Anda.

6. Mengandalkan satu gaji saja
Cara ini mirip dengan cara nomor tiga di atas, namun dengan tujuan berbeda. Cocok untuk: Pasangan yang sama-sama bekerja, namun memutuskan untuk berhemat dan menabung lebih banyak. Misalnya, gaji suami digunakan untuk membiayai hidup sehari-hari, sementara gaji Anda ditabung untuk dana pensiun atau dana cadangan. Pengaturan ini bisa dilakukan untuk pasangan yang salah satunya memiliki penghasilan tidak tetap, belum mempunyai anak, dan jika sudah ada anak berencana menjadi ibu rumah tangga.

Gunakan gaji suami (atau gaji Anda, terserah gaji siapa yang akan digunakan) untuk membiayai seluruh pengeluaran, dari kebutuhan hidup sehari-hari, membayar tagihan-tagihan, gaya hidup, dan bila mungkin tabungan dan investasi. "Ini salah satu cara terbaik yang bisa dilakukan pasangan untuk keuangan mereka, karena memaksa mereka untuk menjaga pengeluaran tetap rendah dan berhemat, serta menabung untuk kondisi darurat dan saat pensiun nanti," ujar Bera.

Pada awalnya, cara ini mungkin akan sulit dilakukan. Tetapi jika Anda disiplin, Anda akan sukses menjalankannya. Bahkan, rumah, liburan, atau pendidikan anak di luar negeri yang Anda impikan bisa tercapai lebih cepat.

Penulis : Felicitas Harmandini
Editor : Dini

Sumber :
http://female.kompas.com

Related Posts