Saturday, December 27, 2014

Kerja Maksimal Uang Minimal

Kerja Maksimal Uang Minimal, Apa yang terjadi?

Menjadi orang yang mapan secara finansial adalah impian banyak orang. Masalahnya, hanya sedikit orang yang benar-benar disiplin mengatur arus uang, selebihnya memilih untuk menerapkan gaya hidup ekstravaganza yang membuat mereka tersiksa di hari menjelang gajian.

Berikut ini beberapa penyebab mengapa nominal pada tabungan Anda tak kunjung meningkat dari bulan ke bulan?

Pengeluaran yang berlebih
Lebih besar pasak daripada tiang, Itulah pribahasa yang tepat bagi keadaan Anda yang lebih besar pengeluaran daripada pemasukan. Anda harus dapat mengendalikan semua pengeluaran yang Anda lakukan.

Menurut Ramit Sethi, Financial Expert, Penulis I will Teach You To Be Rich, dan Rod Ebrahimi, CEO, Ready for Zero, menyarankan untuk Anda memaksakan pemasukan untuk setara dengan gaya hidup berlebihan. Turunkan ekspektasi Anda, sadari bahwa uang yang Anda sia-siakan di waktu sekarang bisa menjadi aset berharga di masa depan.

Kebiasaan buruk
Kebiasaan buruk adalah saat memegang uang lebih Anda menjadi punya hasrat untuk membeli segala sesuatu. Cobalah batasi keinginan Anda untuk membeli barang-barang tak penting yang bukan jadi kebutuhan Anda.

Utang
Kartu kredit bisa jadi pedang bermata dua, di sisi lain banyak promo dan kelebihan yang diberikan oleh kartu kredit, di sisi lain tumpukan utang Anda kian “subur”. Untuk Anda yang belum bisa mengendalikan keuangan, pikir seribu kali untuk membuka kartu kredit.

Terlalu banyak tagihan
Cobalah cek kembali tagihan bulanan Anda. Jika ada biaya yang dapat Anda kurangi tiap bulannya, tak ada salahnya untuk berhenti berlangganan atau mungkin tidak memakai jasa tersebut sama sekali.


Sumber :
BOLDSKY
http://female.kompas.com

Friday, December 12, 2014

Tips Menabung Walau Gaji Pas-Pasan


Bagi sebagian dari kita, menabung dapat menjadi perkara yang sulit. Hal ini dapat terjadi karena kita tidak pandai dalam menyeimbangkan pemasukan dengan pengeluaran. Gaji yang pas-pasan sering kali menjadi alasan kenapa seseorang tidak dapat menabung. Ditambah lagi karena bekerja di luar kota, sebagian dari kita harus menyisihkan gaji untuk membayar uang bulanan rumah kos.

Seharusnya, Anda dapat lebih pandai memutar gaji yang diterima setiap bulannya untuk disisihkan sebagian dan ditabung. Meskipun sekarang gaya hidup semakin maju, bukan berarti Anda harus mengikuti tren dan menghabiskan seluruh gaji bulanan untuk belanja kan Ladies? Inilah tips mudah bagi Anda yang ingin  tetap menabung meski gaji pas-pasan.

Seimbangkan Antara Pemasukan Dan Pengeluaran
Poin ini menjadi poin penting bagi Anda yang ingin tetap menabung dengan gaji pas-pasan. Hitung secara cermat berapa pemasukan Anda setiap bulannya, dan catat seberapa banyak kebutuhan pengeluaran yang dibutuhkan. Lakukan pengeluaran pada hal-hal yang memang Anda butuhkan dan penting.

Belanja
Semua wanita dipastikan menyukai agenda berbelanja. Namun jika Anda tidak mampu mengontrol hasrat berbelanja Anda, jangan heran jika gaji Anda akan cepat habis. Usahakan hanya berbelanja barang-barang yang memang sangat Anda butuhkan. Untuk pakaian, tas dan sepatu,  Anda dapat membelinya dua atau tiga bulan sekali.

Makanan Dan Minuman
Untuk makanan dan minuman, Anda dapat memilih yang enak dan sehat namun harganya terjangkau. Usahakan untuk tidak menghabiskan gaji bulanan Anda hanya untuk berburu kuliner. Meskipun Anda menyukai makanan dan minuman yang ada di restoran berbintang, usahakan untuk makan di tempat yang biasa namun terjamin kebersihan dan kesehatannya. Untuk memanjakan diri Anda pada kuliner, Anda dapat meng-agendakan makan di restoran mewah setidaknya satu bulan atau dua minggu sekali.

Sisihkan Sebagian Gaji Untuk Berbisnis
Bagi Anda yang bekerja menjadi pegawai, tidak ada salahnya Anda mencoba menambah peruntungan dengan berbisnis. Sisihkan sebagian gaji Anda untuk memulai bisnis. Bisnis dapat dilakukan dengan cara online, misalnya menjual tas, baju atau sepatu melalui sosial media. Perkembangan teknologi yang semakin pesat, juga perlu Anda manfaatkan dengan merintis bisnis lho guys.

Apabila Anda salah satu wanita yang memiliki gaji pas-pasan, cobalah untuk tidak berkecil hati. Pada dasarnya, Anda masih tetap dapat menabung dengan gaji Anda. Asalkan ada niat yang baik dan kuat untuk menabung, dipastikan suatu saat nanti tabungan Anda akan lebih besar dari orang-orang yang bergaji besar, namun tidak pandai mengelola keuangannya. Selamat menabung ya Ladies?

http://www.vemale.com

Saturday, November 8, 2014

Hemat ala Fresh Graduate


Saat pertama kali bekerja, tentunya Anda tak bisa mengharapkan perusahaan menggaji Anda seperti gaji para manager. Umumnya perusahaan memberikan gaji bagi para fresh graduate sesuai upah minimum regional (UMR).

Masalah muncul ketika Anda bekerja jauh dari rumah. Uang transportasi yang membengkak atau Anda harus kost adalah masalah finansial yang harus dipenuhi sementara gaji Anda harus dibagi untuk hal lain. Ingin berhemat? Beberapa hal kecil ini bisa membantu menghemat uang bulanan Anda lho.


  1. Tak semua perusahaan memberikan uang makan atau menyediakan katering. Bawalah sendiri bekal Anda dari rumah. Memasak sendiri jauh lebih menghemat dan menyehatkan.
  2. Bagilah uang Anda dalam pos-pos tertentu, misalnya: uang bensin, uang makan mingguan, uang belanja bulanan, uang untuk pulsa dan lain-lain. Taatilah penggunaan pos-pos keuangan ini.
  3. Jika Anda tinggal bersama teman di kost atau kontrakan, memasak bersama akan menghemat uang lebih banyak daripada membeli makan sendiri-sendiri.
  4. Manfaatkan promosi toko-toko. Biasanya Anda bisa mendapatkan produk kebutuhan sehari-hari dengan promo "buy 2 get 2" dan sebagaiknya. Manfaatkan hal ini.
  5. Ngopi di coffee shop bisa diganti dengan membuat kopi sendiri di rumah atau ganti kebiasaan dengan minum air putih. It's chep and better for you.
  6. Buatlah rekening berbeda untuk kebutuhan sehari-hari dan tabungan. Ini akan menghindarkan Anda dari godaan memboroskan uang.
  7. Ikutilah asuransi atau jaminan kesehatan. Jika Anda mengalami sakit, setidaknya pengeluaran Anda dapat di-cover dan tidak membuat Anda harus berhutang pada orang lain.
  8. Kumpulkan barang-barang yang masih layak pakai dan buatlah garage sale daripada membuangnya.



Sumber :
http://www.vemale.com

5 Tips Memanage Penghasilan Bagi Karyawan Baru


Salah satu kenikmatan pekerjaan pertama adalah ketika kita bisa mendapatkan penghasilan secara mandiri. Namun mandiri secara penghasilan belum tentu mandiri secara finansial.

Anda punya uang, tapi belum bisa memanagenya, maka Anda perlu belajar untuk lebih teratur dan bijaksana dengan penghasilan Anda. Agar Anda tak mengalami fase yang umum dialami karyawan baru di mana tanggal tengah bulan serasa akhir bulan, Anda bisa mencoba tips berikut ini.

Menabung Sejak Dini
Selagi Anda masih baru, jangan lupa tabung uang Anda. Tak apa meski hanya sedikit, yang penting rutin dan konsisten jumlahnya. Buat prinsip bahwa tabungan itu hanya bisa digunakan dalam keadaan paling genting saja. Anda akan merasakan manfaat tabungan ini ketika setengah tahun sampai usai tahun pertama kerja.

'Me Time' Money
Pastikan Anda punya uang untuk quality time bagi diri Anda sendiri. Gunakan pada saat Anda jenuh. Misalnya untuk memasak, olahraga, belanja dan sebagainya. Uang ini berbeda dengan uang untuk kebutuhan pribadi Anda.

Fokus Pada Kebutuhan
Gaji yang cukup itu adalah gaji yang disyukuri. Dengan demikian Anda perlu menyadari kebutuhan dan kondisi Anda. Tak perlu mengikuti gaya hidup orang lain bila memang tak sesuai dengan kondisi keuangan Anda. Kalau Anda bisa mendapatkan hidup yang berkualitas dengan cara yang sederhana, why not?

Cara Menikmati Salary Anda
Agar Anda bisa menikmati salary yang Anda miliki, minimalisir hutang-hutang. Pilah pilih uang pada klasifikasi kebutuhan Anda, maka Anda akan membiasakan diri untuk disiplin pada keuangan Anda sendiri. Menikmati salary tak harus dengan menghabiskannya. Menjalankan sistem keuangan Anda dengan disiplin bisa membuat Anda jauh dari beban keuangan dan merasa 'bokek' di tanggal tua.

Tujuan Jangka Panjang
Buat sebuah tujuan jangka panjang. Umumnya berupa rencana liburan ke tempat yang jauh atau peluang usaha. Tujuan seperti ini bisa membuat Anda lebih terarah dan punya motivasi dalam menjaga alur keuangan yang Anda miliki.
Yuk lebih bijaksana dengan gaji pertama, agar Anda tak menyesal nantinya. Selamat mencoba dan semoga sukses dengan karir Anda yang baru.


Sumber :
http://www.vemale.com

Tips Mengatur Keuangan Bagi Yang baru Pertama Bekerja


Selamat buat Anda yang baru saja mendapatkan pekerjaan pertamanya. Anda tentu sudah menantikan saat-saat ini dalam hidup Anda, saat Anda akhirnya memiliki penghasilan sendiri.

Ini adalah momen penting dan cukup krusial dalam hidup Anda. Tanpa manajemen keuangan yang baik, impian Anda untuk hidup nyaman di masa yang akan datang akan tetap menjadi impian.


Hati-hati dengan jebakan keuangan

Usia yang masih muda membuat sebagian pekerja baru ini sedikit terlena dan membelanjakan uangnya untuk mengejar tren seperti gadget atau kendaraan terbaru. Mereka juga seringkali kesulitan untuk membedakan keinginan dan kebutuhan. Kebutuhan adalah sesuatu yang harus Anda miliki dan tidak bisa melakukan sesuatu tanpanya seperti makanan, rumah, dan pakaian. Keinginan adalah sesuatu yang ingin Anda dapatkan tetapi tidak terlalu diperlukan seperti berlibur ke luar negeri, mobil mewah, dan makan di tempat yang mewah.


Rencanakan keuangan Anda

Rencanakan keuangan Anda sedini mungkin. Pikirkanlah seberapa banyak Anda harus menabung setiap bulannya, dan berapa banyak untuk diinvestasikan. Sebisanya pertahankan pola hidup hemat ala mahasiswa meskipun Anda telah bekerja, agar Anda memiliki uang tambahan untuk hal-hal lain.

Jangan menganggap Anda terlalu muda atau terlalu dini untuk memikirkan perencanaan keuangan masa depan Anda. Demi impian dan kesuksesan Anda di masa depan, rencanalan keuangan Anda secara bijak mulai dari sekarang.


Sumber :
http://www.vemale.com

Friday, October 3, 2014

Investasi Emas


Menyimpan emas sudah dianggap sebagai investasi paling menjanjikan dan aman – di samping tanah – sejak zaman nenek-kakek kita. Tak salah memang, emas selalu menjadi primadona bagi masyarakat yang ingin berinvestasi, terutama yang tidak mau memasuki dunia saham atau bisnis yang besar resikonya. Namun sejujurnya, tak ada investasi yang tanpa resiko, termasuk emas. Sebelum Anda memutuskan untuk menengok emas sebagai investasi, kami berikan plus minus dari investasi ini.

Emas memiliki nilai (value) yang tetap, sehingga relatif lebih aman dibandingkan reksadana ataupun saham. Perlu diingat, value bukan berarti harga. Harga emas bisa naik dan turun sesuai dengan inflasi, namun nilainya (bisa diartikan bebas sebagai daya belinya) akan terus mengikuti kenaikan tersebut.

Harga emas juga menggunakan kurs dollar Amerika (USD) sehingga apabila kurs USD naik, harga emas juga naik, begitu juga selanjutnya. Namun, dalam jangka waktu panjang harga emas akan cenderung stabil.

Likuiditas emas juga menjadi nilai plus bagi investasi emas. Emas mudah diperjualbelikan dan digadaikan sehingga dapat menjadi solusi bila ada kebutuhan mendadak atau bila ada lonjakan harga yang drastis secara tiba-tiba.

Investasi emas juga relatif mudah. Sederhananya, investasi ini berbentuk jual beli jangka panjang. Anda memang perlu melihat perkembangan harga pasar, namun Anda tak perlu mengamatinya secara intens dan terus-menerus seperti dalam investasi saham.

Namun demikian, seperti halnya investasi lain, di mana prinsip low risk-low gain, high risk-high gain, investasi emas tidak memberikan margin profit sebesar investasi lain yang lebih agresif seperti properti. Selain itu, penyimpanan emas, terutama dalam ukuran besar, membutuhkan biaya yang cukup besar. Penyimpanan emas yang baik sangat diperlukan agar emas tidak teroksidasi dan berubah warna.

Kini ada banyak pilihan untuk investasi emas bila Anda memutuskan untuk melakukannya. Pilihannya mulai dari membeli emas batangan, membeli perhiasan, hingga melakukan cicilan pembelian emas. Pilihan ketiga menjadi hal yang marak dilakukan masyarakat beberapa tahun terakhir. Cicilan dapat dilakukan melalui berbagai lembaga keuangan seperti bank syariah atau lembaga gadai. Bila Anda ingin melakukannya, kami sarankan Anda memperhatikan harga emas yang dijadikan acuan oleh lembaga tersebut (karena setiap lembaga punya pilihan produsen dan harga acuan yang berbeda), uang muka yang dibutuhkan, biaya administrasi, periode cicilan, dan fleksibilitas cara pembayaran. Yang paling penting, pilih skema cicilan sesuai dengan keadaan Anda, jangan memaksakan diri untuk melakukannya. Sekali lagi, investasi tidak boleh mengganggu kehidupan pokok Anda.

Sumber :
http://mywealth.co.id

Investasi Setelah Pensiun


Bagi Anda yang terbiasa aktif dan selalu menyibukkan diri dengan berbagai rutinitas, memasuki masa pensiun bisa membuat Anda merasa terbatasi dalam banyak hal. Tapi jangan khawatir, ada banyak hal baru yang bisa mulai Anda lakukan, dan salah satunya adalah investasi. Investasi memungkinkan Anda untuk tetap produktif di usia lanjut, serta membuat Anda tetap stay up to date dengan informasi terkini untuk kebutuhan investasi Anda.

Jika Anda ingin memulai investasi sekarang, Anda mempunyai banyak waktu luang yang bisa dimanfaatkan untuk mencari informasi seputar produk-produk investasi yang ditawarkan oleh berbagai lembaga keuangan. Anda juga dapat mengurus investasi Anda sendiri secara aktif. Untuk modal awalnya, bisa menggunakan sebagian dari tabungan Anda atau dana pensiun Anda. Tapi ingat, jangan pakai semua tabungan atau dana pensiun Anda ya! Yang paling penting adalah memenuhi kebutuhan hidup Anda sehari-hari. Baru kemudian sisanya Anda alokasikan untuk investasi.

Nah, sebelum Anda memutuskan untuk berinvestasi, ada beberapa hal yang perlu Anda pertimbangkan.

1. Lakukan brainstorming

Jangan ragu untuk meminta saran mengenai pilihan investasi, termasuk pada yang lebih muda. Diskusikan ide bisnis atau tren produk investasi terkini serta kondisi ekonomi agar rencana Anda matang dan resiko dapat diminimalisasi. Brainstorming ini dapat dilakukan dengan kawan, anak, kenalan, atau dengan penasehat keuangan.

2. Collaborate!

Anda dapat berkolaborasi dengan pihak lain, baik dari segi dana maupun manajemen investasi. Anda bisa mengajak mantan kolega anda atau bahkan keluarga anda. Dengan kolaborasi, beban Anda akan sedikit berkurang dan kemungkinan investasi Anda berkembang akan semakin besar. Yang penting, pastikan bahwa secara visi, rekan Anda adalah orang yang cocok dengan kebutuhan investasi Anda, dan bahwa Anda dan rekan dapat bekerja sama dengan baik.

3. Pilih investasi yang mudah cair

Likuiditas adalah faktor penting yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan investasi di masa pensiun. Pilih investasi yang likuid, relatif aman, dan bila memungkinkan memiliki interest yang tinggi. Contoh investasi seperti ini adalah obligasi pemerintah dan deposito yang memiliki hasil yang jelas dan aman. Jangan berinvestasi pada tanah yang sulit dicairkan atau kendaraan yang harganya terus turun.

4. Do your thing

Bila Anda memutuskan untuk membuka bisnis, pilihlah bisnis dimana Anda merasa senang melakukannya, dan Anda merasa yakin akan kemampuan Anda untuk mengelolanya. Kebanyakan pensiunan memilih bisnis properti seperti kos-kosan, agrobisnis, dan transportasi. Namun, Anda juga dapat melakukan hobi anda. Misalnya, Anda dapat membuka taman bacaan bila Anda memiliki koleksi buku yang berlimpah atau membuka kursus piano bila Anda handal dalam memainkannya.

Seberapapun keinginan Anda untuk “menghasilkan uang” setelah memasuki masa pensiun, ingatlah bahwa yang terpenting saat ini adalah berbahagia dan menikmati hidup Anda. Saat anak dan cucu sudah bisa memenuhi kebutuhannya sendiri, maka yang perlu Anda pikirkan adalah diri Anda dan pasangan saja. Jangan tergoda dengan hasil yang besar dalam waktu singkat, karena pada dasarnya prinsip investasi adalah high risk-high gain, low risk-low gain. Jika Anda ingin mendapatkan hasil yang besar, otomatis resikonya besar. Sementara saat ini Anda tidak terlalu membutuhkan hasil yang besar, dan sebaiknya tidak mengambil investasi yang beresiko besar.

So, enjoy life and enjoy your investment!


Sumber :
http://mywealth.co.id

Student Financing

Alternatif Pembiayaan Pendidikan dengan Pinjaman Lunak Jangka Panjang


Mahalnya biaya pendidikan tinggi di negara ini menjadi momok buat para calon mahasiswa maupun orangtua. Sudah menjadi rahasia umum bahwa uang pangkal untuk masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) pun kini bisa mencapai puluhan hingga ratusan juta rupiah.

Bagi para siswa berbakat dan berprestasi tersedia skema beasiswa dan program bantuan sekolah dari berbagai pihak. Bagi mereka yang kurang mampu bisa ‘kasak-kusuk’ untuk meminta keringanan biaya pendidikan di PTN. Dan bagi mereka yang orangtuanya sudah sempat menyiapkan investasi dana pendidikan sangat beruntunglah, karena tidak perlu putus sekolah.

Namun, bagi mereka yang kecerdasannya ‘biasa-biasa saja’ namun belum menyiapkan dana pendidikan, bagaimana nasibnya? Bagaimana pula dengan mereka yang sudah hidup mandiri dari orangtua tetapi tidak memiliki dana yang cukup untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi? Siapa yang akan membiayai sekolah mereka? Apa orang yang ‘biasa-biasa saja’ tidak boleh menempuh pendidikan tinggi? Bukankah menuntut ilmu itu adalah hak semua orang?

Pertanyaannya, dari mana biaya kuliah ini bisa kita peroleh? Banyak yang akhirnya menyerah dan memilih untuk putus sekolah karena merasa tidak mampu untuk membiayai jenjang pendidikan tinggi dan tidak mampu pula untuk bersaing mendapat beasiswa. Jika mereka tetap memaksakan untuk kuliah maka hanya akan menambah beban keluarga.

Benarkah tidak ada alternatif jalan keluar yang lain?

Mungkin di Indonesia istilah student financing atau student loan masih belum populer, tetapi di negara lain ini menjadi salah satu pilihan utama untuk bisa menempuh pendidikan tinggi. Biasanya skema student loan bervariasi, ada yang dikelola oleh pemerintah, bank, universitas, atau perusahaan-perusahaan dan pihak swasta. Apapun programnya, prinsipnya kurang lebih sama yaitu pinjaman pendidikan yang diberikan untuk dilunasi nanti setelah si peminjam lulus dan mendapat pekerjaan. Ada yang pinjamannya tanpa bunga tetapi ada juga yang memberikan bunga yang rendah, tergantung dari institusi pemberi pinjaman.

Ternyata bukan hanya negara maju di Amerika dan Eropa saja yang menawarkan student loan, di negara tetangga yang dekat seperti Malaysia dan Singapura pun skema student financing ini sudah cukup populer. Salah satu alasan utamanya adalah membantu kalangan muda untuk bisa membiayai pendidikan tinggi mereka sendiri adalah bagian dari kepentingan nasional. Alasan kedua adalah pemberian pinjaman pendidikan adalah bagian dari investasi untuk membentuk kelas menengah yang kuat, dan pada akhirnya kelas menengah yang kuatlah yang akan menopang perekonomian bangsa.

Salah satu contoh skema student financing di Indonesia adalah program Dana Siswa Bangsa bagi mereka yang perlu solusi pembiayaan pendidikan di universitas idaman tanpa perlu membebani keluarga. Dana Siswa Bangsa menggunakan sistem Ganti Bantu berupa pinjaman bergulir tanpa bunga, tanpa agunan dan sesuai syariah sehingga sangat membantu siswa mendapatkan akses pendidikan berkualitas di Indonesia maupun di luar negeri. Proses pengembalian pinjaman dilakukan setelah siswa lulus kuliah dan telah mendapatkan pekerjaan, dan dapat diangsur hingga maksimal 14 tahun.

Walau masih tergolong baru, ternyata di Indonesia sudah mulai ada tawaran skema pembiayaan pendidikan.  Andaikan ada lebih banyak institusi yang bisa menawarkan student financing atau student loan, tentu semakin banyak rakyat Indonesia yang dapat menempuh jenjang pendidikan tinggi dan semakin sedikit yang putus sekolah karena alasan tidak ada biaya. Semakin banyak rakyat Indonesia yang menempuh pendidikan tinggi maka semakin kuat pula struktur kelas menengah nasional yang akan menyokong dan memimpin roda perekonomian bangsa.

Sumber :
http://mywealth.co.id

Sunday, September 14, 2014

Mengatur Gaji dalam Satu Bulan


Kerja kurang lebih 22 hari, lalu gaji habis dalam waktu tujuh hari. Akhirnya, selama 15 hari ke depan, Anda hidup dengan langkah berat, senyum getir, dan tatapan mata nanar. Tak dimungkiri, kondisi ini benar-benar buat kepala terasa berat dan nafas pun seolah tertahan.

Jika setiap bulan Anda selalu berhadapan dengan situasi yang demikian. Selain tak sehat, juga bisa membuat konsentrasi kerja menurun. Percayakah Anda bahwa mencari kerja dengan gaji yang lebih besar bukan solusi terbaik. Sebab, persoalannya bukan pada nominal penghasilan, melainkan pada bagaimana Anda mengelola keuangan bulanan.

Dahulukan pengeluaran untuk kebutuhan primer
Saat menerima gaji bulanan, segera pisahkan dana prioritas untuk kebutuhan sehari-hari. Mulai dari tagihan kartu kredit, kebutuhan rumahtangga, biaya transportasi, dan cicilan rutin.

Mungkin masukan di atas terdengar basi, tetapi kenyataannya banyak orang yang sulit untuk menerapkan teori sederhana tersebut. Jangankan untuk merencanakan anggaran, menyisihkan penghasilan untuk ditabung saja, selalu gagal. Maka dari itu, Anda harus melatih dan menahan diri untuk tidak langsung foya-foya usai menerima gaji.

Anggaran realistis
Waktu terbaik menganggarkan rencana adalah sebelum gajian. Cara ini memudahkan Anda untuk menjalankan dan mengimplementasikan rencana serta anggaran saat gaji sudah ada dalam rekening Anda.  Dengan demikian, Anda bisa tahu mana pos-pos yang harus dihemat atau dihilangkan sama sekali.

Selanjutnya, lakukanlah peninjauan setiap tiga bulan sekali. Tujuannya, untuk mengetahui pos anggaran mana yang sering membuat Anda defisit di tengah bulan. Misalnya Anda lebih banyak mengeluarkan biaya hiburan dan bersenang-senang, berarti untuk menghindari kondisi bangkrut menjelang hari gajian, cobalah untuk berkompromi untuk mengurangi berpergian dan berbelanja.
Anda tak harus menghilangkannya sama sekali. Anda hanya perlu mengontrol dan mengurangi frekuensinya.

Siapkan biaya tak terduga
Jangan lupa untuk menyiapkan biaya tidak terduga atau dana candangan. Pisahkanlah dari tabungan dan rekening harian. Tujuannya tentu saja untuk membiayai kebutuhan mendadak, seperti biaya dokter, ke bengkel, dan sebagainya.

Alternatif lain untuk menyediakan dana candangan adalah dengan memiliki asuransi. Asuransi kesehatan, asuransi pendidikan, hingga asuransi jiwa berjangka adalah produk-produk keuangan yang bisa Anda pilih untuk dana cadangan Anda. Dengan memiliki asuransi, berarti Anda sudah menyadari betapa pentingnya mengantisipasi setiap kejadian yang tak terduga di masa depan.

Sumber :
Readers Digest
http://female.kompas.com

Wednesday, June 25, 2014

Memisahkan Keuangan Bisnis dengan Pribadi


Bisnis Usaha kecil terkadang merupakan bisnis yang dilakukan secara tradisional, mengalir begitu saja sesuai dengan kebiasaan dan naluri pelakunya. Tetapi sesunggunya menjalankan bisnis Usaha Kecil tidak bisa dielakkan dari sebuah perencanaan bisnis yang matang. Salah satu perencanaan yan penting bagi kelangsungan bisnis Usaha kecil adalah Merencanakan Keuangan Bisnis Usaha Kecil.

Biasanya pada usaha kecil keuangan pribadi dan keuangan perusahaan bercampur menjadi satu, pengeluaran untuk usaha sulit dibedakan dengan pengeluaran untuk keperluan pribadi. Karena Usaha kecil adalah sebuah bisnis pribadi tentu saja menjadi hak dan tanggung jawab penuh pelaku bisnis untuk menggunakan keuangan. Hal inilah yang seringkali membuat bisnis usaha kecil menjadi tidak maju dan bahkan gulung tikar.

Secara sederhana sebuah bisnis yang sehat bisa dilihat dari aliran kas keuangan masuk dan keluarnya, idealnya arus uang masuk harus lebih besar dibandingkan arus kas keluar. Merencanakan Keuangan Bisnis penting untuk membuat arus kas berjalan dengan baik dan benar. Dengan perencanaan keuangan bisnis yang baik aliran dana dapat terkontrol dan dapat dievaluasi secara mudah dan terukur. Selanjutnya dapat diambil tindakan-tindakan dengan segera jika terjadi kekeliruan atau penyimpangan. Setelah memiliki Rencana Keuangan Bisnis yang baik tinggal proses manajemen keuangan. Manajemen Keuangan adalah aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan bagaimana memperoleh dana, menggunakan dana, dan mengelola asset sesuai dengan tujuan perusahaaan secara menyeluruh

Sebelum Merencakan Keuangan Bisnis, langkah pertama yang bisa dilakukan adalah melakukan identifikasi rencana alokasi pendapatan. Dengan membuat identifikasi awal akan membantu kita membuat rencana keuangan yang cukup realistis dan mungkin untuk dilaksanakan.

Berikut adalah langkah-langkah yang harus anda lakukan untuk Merencanakan Keuangan Bisnis :

1. Buat perhitungan cermat mengenai pengeluaran anda selama sebulan, disini anda harus memisahkan antara pengeluaran pribadi dan bisnis anda
2. Hitung seluruh penghasilan anda, disini untuk pembiayaan keuangan pribadi anda dan keluarga anda dapat menggaji diri anda sendiri dan dari gaji itu anda dapat membiayai pengeluaran pribadi
3. Tulis dengan cermat selisih diantara keduanya

Beberapa saran untuk membuat Rencana Keuangan yang baik

1. Hitung ulang seluruh hutang anda dan pisahkan antara hutang untuk konsumsi pribadi dan bisnis. Apabila jumlah hutang anda diatas 30% dari total penghasilan, hal ini mengindikasikan bahwa keuangan anda tidak sehat

2. catat seluruh penghasilan yang anda terima dan pengeluaran anda selama beberapa bulan dan cermati hasilnya. Disini anda dapat melihat pengeluaran apa saja yang memang menjadi kewajiban seperti transportasi, belanja bulanan, makan dll dan yang sifatnya hanya terjadi sewaktu-waktu.

3. Targetkan seberapa besar pengeluaran dan jangan melebihinya

4. Mulailah untuk memisahkan sejumlah uang untuk ditabung, dalam hal ini anda juga harus memisahkan antara tabungan pribadi tentunya untuk tujuan pribadi dan profit bisnis.

5. Anda harus menetapkan tujuan keuangan anda baik untuk pribadi maupun untuk bisnis misalnya saja anda berencana untuk menikmati liburan di Bahama 3 tahun lalu dan untuk bisnis , anda berencana untuk membuka 10 outlet tambahan dalam jangka waktu 3 tahun.

6. Pisahkan antara tabungan pribadi dan tabungan bisnis, buatlah rekening bank berbeda. Bahka anda dapat membuat beberapa rekening bank untuk beberapa tujuan misalnya rekening A untuk rencana liburan, rekening B untuk profit bisnis, rekening C untuk dana pendidikan anaka, rekening D untuk dana pensiun dll.

7. Jangan lupakan investasi untuk dana pensiun anda. Buatlah perencanaan kapan anda ingin pensiun dan hitung berapa biaya hidup nantinya serta seberapa besar yang harus anda sisihkan untuk dana pensiun.

8. Bijaklah terhadap hutang dan pengeluaran tak perlu. Apabila anda berhutang untuk menambah modal maka anda harus menghitung risiko serta keuntungan yang anda terima apabila anda meminjam uang untuk modal.

9. Disiplin terhadap apa yang anda targetkan dan tertulis di perencanaan keuangan anda.


Sumber :
http://finplanner-jauhari.blogspot.com
http://edwardmushalli.wordpress.com

Saturday, May 24, 2014

Cara Mengelola Uang


Mengelola uang tidak hanya soal menabung. tetapi juga bagaimana attitude dan habit kita memperlakukan uang. Simak tip langkah dewasa mengelola uang dari perencana keuangan, Ligwina Hananto.

Attitude
Banyak orang yang merasa tidak punya uang. Ternyata, masalahnya bukan soal tidak bisa menghasilkan uang, tetapi tidak bisa mengapresiasi nilai uang dalam hidupnya. Sejauh mana kita mau bersyukur atas apa yang sudah kita miliki?

Habit
Segala sesuatu  jadi biasa jika menjadi sebuah habit atau kebiasaan. Good money habit bisa kita bentuk dengan memperhatikan cara kita hidup. Misalnya, dengan memiliki kebiasaan menabung secara rutin. Juga dengan memberlakukan aturan hemat energi di rumah dan kantor. Hal-hal kecil yang kita lakukan sehari-hari akan sangat membantu kita membentuk kebiasaan finansial yang baik.

Purpose
Perhatikan cara kita memperlakukan uang. Apakah uang yang menjadi ‘tuan’? Atau kita sudah berhasil menaklukkannya dengan menjadikan uang sesuai fungsi sebagai alat pembayaran? Dengan cara ini kita pun lebih fokus pada pentingnya memperbaiki kualitas hidup dibandingkan mengejar-ngejar kekayaan. Karena, ada saja orang yang tidak bisa mensyukuri apa yang ia miliki karena menggunakan uang sebagai tujuan.

Learning
Nikmati proses belajar. Ilmu soal keuangan begitu luas dan membutuhkan keingintahuan yang besar agar kita tidak berhenti pada satu titik saja. Anda sudah memulai proses belajar dengan selalu mengikuti kolom ini. Tapi, tentu saja ada banyak lagi cara untuk belajar, mulai dari talkshow di radio dan televisi, membaca buku, hingga mengikuti training dan seminar. Tentu saja itu semua baru di level menambah ilmu. Berikutnya, yuk, kita mempraktikkan semua ilmu tadi!

Sumber :
http://www.femina.co.id

Sukses Mengatur Keuangan Keluarga


Manajemen keuangan adalah hal yang tidak kalah penting dalam sebuah keluarga. Bila tidak pandai-pandai mengaturnya maka berapapun pemasukan yang didapatkan akan tidak pernah cukup untuk kehidupan keluarga selama sebulan penuh. Berikut ini adalah tips mengatur keuangan keluarga agar mencukupi kebutuhan hidup seluruh anggota keluarga.

Mulailah dengan membuat rencana pemasukan dan pengeluaran. Catatlah berapa pemasukan yang diterima selama satu bulan penuh.

Sebelum mulai mencatat rencana pengeluaran, mulailah dengan pembayaran zakat atau pajak penghasilan. Setelah itu dahulukan untuk membayar hutang yang ada. Jangan pernah menunda untuk membayar hutang ke bank atau badan keuangan lainnya.

Sisihkan 10% dari total penghasilan untuk tabungan. Hal ini harus dilakukan sebelum membelanjakan penghasilan untuk hal-hal lain. Bila menunggu sampai akhir bulan utuk menabung sisa uang yang ada maka dapat dipastikan bahwa tidak akan ada uang yang tersisa.

Setelah itu baru buatlah daftar perkiraan pengeluaran selama sebulan penuh. Mulailah dengan pengeluaran bulanan yang sudah pasti seperti pembayaran listrik, air, gas, dan SPP anak perbulan.

Catat juga rencana pengeluaran sehari-hari misalnya untuk belanja bulanan, keperluan makan dan lain-lain. Jangan lupa sisihkan sebagian untuk hal-hal tidak terduga.

Setelah selesai membuat rencana pengeluaran, jangan lupa untuk mencatat setiap pengeluaran yang ada. Bandingkan antara rencana pengeluaran dan kenyataan sebagai bahan evaluasi kedepannya, sehingga tidak ada ketimpangan antara pemasukan dan pengeluaran.

Sumber :
http://keluargasakina.com

Rekening Keuangan Keluarga


Perencanaan keuangan sangat penting untuk zaman sekarang, karena tuntutan kebutuhan yang tinggi mengharuskan wanita Indonesia pintar-pintar untuk mengatur keuangan keluarga. Alangkah baiknya perencanaan ini didiskusikan bersama pasangan Anda, agar tidak ada kesalahpahaman terjadi di dalam keluarga.

Berikut ini beberapa cara yang bisa Anda lakukan bersama pasangan Anda untuk perencanaan keuangan keluarga Anda.

1. Tentukan Yang Membayar Tagihan Bulanan
Hal ini sangat membantu Anda dalam mengatur uang yang keluar, dengan menentukan siapa yang membayar maka akan mudah untuk memantau. Buat daftar pengeluaran untuk mempermudah di dalam pencatatan keuangan, sehingga pada akhir bulan Anda bisa lebih jelas dan bisa menjadi bahan untuk evaluasi Anda bersama pasangan.

2. Buat Rekening Bersama
Buatlah rekening yang bersama, yang dimaksud adalah benar-benar rekening sendiri dan bukan rekening suami atau istri. Sisihkan sebagian dari dari gaji ke dalam rekening bersama ini, untuk jumlahnya terserah Anda akan tetapi usahakan setiap bulan rekening ini terisi. Adanya rekening bersama ini dimaksudkan untuk investasi keluarga Anda serta untuk mengantisipasi dana dadakan yang harus Anda keluarkan.

3. Bicarakan Saat Menggunakan Uang Dalam Jumlah Banyak
Buatlah perjanjian dengan pasangan Anda, jika salah satu dari Anda ingin menggunakan uang dengan jumlah yang banyak agar bisa didiskusikan terlebih dahulu secara bersama. Hal ini akan membuat Anda dan pasangan Anda terhindar dari keuangan yang tiba-tiba susut dikarenakan penggunaan uang yang tidak tepat dalam jumlah yang banyak.

Selalu berkomunikasi dengan pasangan Anda merupakan hal terpenting di dalam perencanaan keuangan keluarga. Pastikan pasangan Anda mengetahui setiap pengeluaran yang Anda lakukan dan sebaliknya. Daftar pengeluaran sangat membantu dalam hal ini, jadi pastikan Anda membuatnya dan catat semua pengeluaran jangan sampai Anda lewatkan. Semoga artikel tentang perencanaan keuangan yang sudah disusun redaksi Dibalik Wanita bisa membantu Anda dalam perencanaan keuangan keluarga Anda.

Sumber :
http://www.dibalikwanita.com

Wednesday, May 14, 2014

Cara Berhemat ala Selebritas


Tak bisa dipungkiri kalau sejumlah seleb dan figur publik memiliki kekayaan cukup banyak. Dari punya private jet, mobil mewah, rumah megah, dan hidup yang nyaman. Namun, mereka masih mengatur keuangan dengan baik.

Menurut life coach dan presenter Georgina Burnett, mereka semua percaya akan pentingnya mengatur keuangan yang akan membuat hidup menjadi lebih baik. Selain mengontrol pengeluaran agar tidak melebihi pemasukan, mengatur keuangan juga bisa menjadi salah satu cara mengurangi stres dan menikmati hidup.

Berikut lima cara berhemat ala selebritas yang bisa diterapkan:

1. Punya rencana keuangan
Aktris Gwyneth Paltrow dan suaminya, Chris Martin, bisa jadi punya kekayaan hingga 100 juta dollar, tapi mereka masih tetap mengatur keuangan dengan baik. Gwyneth mengaku dirinya mengatur keuangan dengan cara membuat anggaran jangka pendek dan jangka panjang. Mulai dari anggaran untuk membeli rumah, memiliki anak, hingga anggaran untuk traveling. Penetapan rencana anggaran ini menentukan berapa total biaya yang harus dihabiskan.

Anda bisa meniru model Gwyneth ini dengan membuat road map atau pemetaan anggaran. Bisa mingguan, bulanan, atau tahunan. Sebagai contoh, deposit untuk investasi properti untuk masa lima tahun atau menyisihkan uang setiap bulan untuk mewujudkan keinginan di kemudian hari seperti berlibur dan lain sebagainya.

Penetapan rencana anggaran memberikan Anda waktu untuk memikir ulang mana yang benar-benar dibutuhkan dan tahu berapa yang harus ditabung dan dihabiskan.

2. Gunakan voucher belanja
Percaya atau tidak, sejumlah selebritas juga masih menggunakan voucher saat berbelanja, terutama untuk harga barang yang tinggi seperti yang dilakoni Nicole Schrzinger dan Kourtney Kardashian. Kourtney, ibu dari dua anak ini pernah menggunting kupon berbelanja dari sebuah majalah.

Menurut Georgina tidak ada salahnya mendapatkan penawaran terbaik dari barang yang diinginkan. jadi kenapa tidak menggunakan voucher atau potongan belanja yang entah di toko ataupun via online shop. Rasanya hampir semua toko baik online maupun offline yang hari ini memberikan potongan harga atau diskon, tinggal mau dimanfaatkan atau tidak.

3. Belanja sesuai kebutuhan
Anggota band McFly, Harry Judd, menghindari berbelanja dengan kartu kredit. Katanya ia ingin hidup sesuai dengan kebutuhan dan tidak mau menggunakan uang yang tidak ada di rekening bank miliknya sendiri.

Pada moneywise.co.uk, ia mengatakan lebih memilih menggunakan kartu debit daripada kartu kredit karena berbahaya begitu menggunakannya sekali, walau tergantung pada situasi mendesak sekalipun. Dengan kartu kredit dia takut lupa telah berbelanja apa saja dan mendapat masalah karenanya.

Georgina sepakat dengan itu. Kata dia, beberapa orang yang menggunakan kartu kredit kerap lupa telah memebelanjakan uangnya untuk apa tanpa pertimbangan yang matang. Kadang tidak sesuai kebutuhan, tapi masih berbelanja.

4. Daripada menghamburkan uang, lebih baik daur ulang
Ini berurusan dengan busana yang Anda kenakan. Mari lihat Michelle Obama dan Kate Middleton. Keduanya masih tetap modis, tapi tidak dengan busana dari top desainer, tapi bagaimana memadupadankan busana yang mereka miliki. Bahkan dari busana yang tidak harus mahal sekaipun.

Kate, misalnya, sudah dikenal dengan gaya berbusana yang modis dan tahu sekali cara padu padan yang baik. Daripada menghabiskan uang utuk beli busana terbaru, lebih baik siasati dengan cara lain. Misalnya cukup beli tas tangan, jaket, atau ikat pinggang baru lalu padu padan dengan busana yang sudah ada. Ini lebih menghemat anggaran.

Georgina menyampaikan, sering kali berbelanja busana hanya kenikmatan semata yang momennya cuma sebentar. Yang menarik ialah ketika Anda bisa menjadi kreatif dengan apa yang dimiliki, selain menghemat juga menyenangkan bila bisa dinikmati.

5. Baju turunan dari sulung ke bungsu
Punya anak bukan berarti menghabiskan banyak uang dan memanjakannya dengan hal-hal yang baru. Angelina Jolie justru memberikan baju yang masih layak pakai dari anak tertuanya ke anak bungsu. Begitu juga Jessica Alba memberikan apa yang pernah dibelikan untuk anaknya yang berumur empat tahun kepada Haven yang masih 18 bulan.

Selain berhemat, ini juga menjadi salah satu cara mendidik anak untuk menghargai apa yang mereka miliki, tidak memanjakan mereka dengan barang-barang mewah.

Sumber :
http://female.kompas.com

Wednesday, April 30, 2014

Generasi Muda Masa Kini Rajin Menabung


Salah besar kalau Anda berpikir generasi muda zaman sekarang memiliki gaya hidup boros dan hedonis. Kenyataannya, generasi milenium (rentang usia 18-33 tahun di 2014) justru lebih disiplin dalam mengatur arus keuangan mereka.

GE Capital Direct, penyedia tabungan online melakukan sebuah penelitian baru, yang membuktikan bahwa generasi milenium ternyata lebih disiplin menabung dibandingkan generasi X dan generasi baby boomer.

Penelitian yang melibatkan 2000 penabung di Inggris, menemukan bahwa generasi muda di rentang usia 18-24 tahun menyimpan hampir sepertiga dari pendapatan per bulan mereka. Kemudian, generasi muda di rentang usia 25-34 tahun, setidaknya menyimpan seperlima gaji bulanan mereka. Sedangkan generasi X, generasi senior di rentang usia 45-54 tahun, t

Kondisi tersebut bisa terjadi karena anak-anak generasi milenium lebih memegang teguh prinsip You Only Live Once. Artinya, mereka merasa sangat lapar dengan pengetahuan, pengalaman dan petualangan dalam hidup yang hanya bisa mereka nikmati sekali seumur hidup. Dengan demikian, tak heran jika 13 persen dari mereka, menabung untuk mendapatkan pengalaman hidup yang berharga.

Penelitian juga menyoroti kelompok generasi di usia 25-34 tahun, ternyata merasa khawatir tentang masa depan. Mereka bahkan berpikir kalau mereka tidak cukup menabung dibandingkan dengan seperempat kelompok silver savers (kelompok berusia 65 tahun ke atas). Alhasil, 42 persen dari kelompok usia 25-34 selalu menabung uangnya secara rutin.

"Anak muda jaman sekarang bekerja sangat keras dan suka menabung rutin. Mereka menuai hasil dari kebiasaan menabung sejak dini," kata Sheragh Beirne, CMO dan MD Retail Banking di GE Capital Inggris.

Berbeda dengan generasi lainnya, penelitian menunjukkan hampir sepertiga dari generasi baby boomers (berusia 55-64 tahun), mengaku tidak menabung sama sekali!

Sumber :
http://female.kompas.com

Saturday, April 12, 2014

Keranjang Investasi


“Don’t put all your eggs in one basket!” 

Peribahasa ini sering kita dengar dalam aturan berinvestasi. Artinya, jangan menempatkan semua uang kita pada satu jenis investasi saja, atau apa yang dikenal dengan diversifikasi investasi.

Banyak perencana keuangan yang menyarankan diversifikasi dalam portofolio investasi hanya pada investasi kertas. Sesungguhnya ini belum menjadi diversifikasi yang ideal menyangkut investasi. Saya sangat menyukai konsep diversifikasi portofolio seperti apa yang disampaikan Robert Kiyosaki, investor dan motivator asal Amerika Serikat.

Kiyosaki membagi investasi ke dalam empat jenis. Akan sangat ideal apabila seorang individu memiliki diversifikasi pada keempat jenis investasi ini:

Aset Kertas
Paper assets atau aset kertas adalah jenis aset yang ada di pasar uang dan pasar modal. Contoh instrumen pasar uang adalah valuta asing, surat utang negara atau obligasi. Sedangkan investasi di pasar modal berupa saham atau reksa dana. Kecuali kupon pada obligasi, jenis investasi kertas ini akan memberikan keuntungan pada saat kita menjual kembali aset tersebut dengan harga pasar yang lebih tinggi (margin on capital gain).

Risiko pada investasi di aset kertas ini berbeda. Surat utang negara cenderung lebih aman dibandingkan saham, mengingat pergerakannya yang relatif stabil dan kemungkinan gagal bayarnya sangat kecil. Sementara saham, kendati dalam jangka pendek lebih berfluktuasi dibandingkan surat utang, tapi bisa memberikan keuntungan yang jauh lebih tinggi dalam jangka panjang. Tentu saja pilihannya harus tepat, terutama terkait dengan fundamental perusahaan yang sahamnya dijadikan instrumen investasi.

Reksa dana juga merupakan bagian dari investasi aset kertas, yang di dalamnya juga menempatkan instrumen investasi di pasar modal. Mengenai reksa dana, akan kami tulis di artikel selanjutnya.

Properti
Sudah menjadi rahasia umum bahwa membeli properti adalah salah satu strategi berinvestasi yang jitu. Properti bisa memberikan pendapatan pasif apabila kita maksimalkan fungsinya menjadi properti sewa, misalnya untuk kos-kosan atau kontrak petakan, disewakan tahunan, atau properti komersial semacam ruko, hotel, perkantoran.

Membeli properti atau tanah dengan berharap harga akan naik terus, berarti kita harus cermat dalam membeli properti dengan lokasi yang strategis.

Komoditas
Yang dimaksud dengan komoditas dalam berinvestasi adalah barang yang diperjualbelikan di masyarakat. Kebutuhan terhadap barang tersebut semakin tinggi, sementara ketersediaan barangnya semakin terbatas. Instrumen komoditas yang paling umum dibeli untuk investasi adalah logam emas dan perak.

Bisnis
Di antara jenis investasi yang ada, bisnis merupakan investasi yang bisa memberikan keuntungan sangat tinggi. Tentu saja membangun bisnis bukan perkara mudah. Dibutuhkan kemauan, keahlian, serta konsistensi untuk menjadikan bisnis sebagai investasi yang bisa memberikan keuntungan dan penghasilan rutin yang konsisten.

Memulai investasi memerlukan niat yang sungguh-sungguh untuk bisa memperoleh hasil sesuai harapan. Tidak ada rumus yang tetap dalam memiliki portofolio investasi, semuanya sangat tergantung dari minat Anda terhadap instrumen investasi. Ada orang yang lebih besar porsi investasi di properti, karena instrumen itulah yang paling ia pahami dan menarik minatnya. Ada juga yang sangat menyukai bisnis, sehingga sulit untuk memiliki investasi saham dan lain-lain.

Saat Anda sudah memiliki keempat investasi tersebut, inilah yang disebut sebagai diversifikasi investasi sejati. Investasi membutuhkan ilmu pengetahuan yang cukup untuk memulai. Anda bisa memulai dengan membaca berbagai buku dan berbagai bacaan lainnya, mengikuti seminar keuangan dan lain-lain. Naikkan level kecerdasan finansial Anda untuk bisa berinvestasi dengan cerdas!

To Serenity,


Dwita Ariani, MM, RFA, RIFATwitter: @BundaWita
Financial educator dari Zelts Consulting

Sumber :
https://id.berita.yahoo.com

Thursday, March 13, 2014

Rumus Berbelanja


Kebiasaan berbelanja bisa merusak tatanan finansial yang sudah Anda bangun dari nol. Tak heran jika banyak perempuan, yang umumnya gemar berbelanja atau tergiur diskon, menderita dengan kondisi keuangan yang kusut. Penggunaan kartu kredit yang berlebihan hanya salah satu bagiannya. Masalah utamanya adalah pada kebiasaan buruk yang menguasai diri Anda dan ketidakmampuan mengelola uang dengan benar. 

Perencana keuangan Ligwina Poerwo-Hananto mengatakan tak perlu menahan keinginan berbelanja. Namun yang perlu dilakukan dan menjadi kebiasaan adalah cermat mengatur komposisi cashflow setiap bulannya. 

Ligwina menerangkan saat menerima gaji setiap bulan, Anda perlu memisahkan uang untuk sejumlah kebutuhan. Rumusnya, cicilan utang menjadi prioritas pertama yang harus segera dibayarkan dengan komposisi maksimal 30 persen. Lalu 20-40 persen perlu dialokasikan untuk premi asuransi, kebutuhan rumah tangga, transportasi, kebutuhan anak dan keluarga, juga kesehatan. Nah, hanya gunakan 20 persen untuk kebutuhan pribadi seperti perawatan di salon, belanja baju atau sepatu baru, juga ganti gadget, misalnya. Sisanya, sekitar 10-30 persen adalah untuk ditabung sebagai dana darurat.

"Komposisi untuk belanja jangan lebih besar dari komposisi tabungan," jelas Ligwina kepada Kompas Female beberapa waktu lalu. "Kalau masih mampu, tidak apa menggunakan uang untuk kebutuhan pribadi. Jangan bergaya seperti gaji sembilan juta dengan gaji yang hanya lima juta. Pekerjaan Anda sebagai manajer tak perlu bergaya sama seperti vice president. Jangan menjalani gaya hidup yang tak layak untuk Anda," tegasnya.

Artinya, kalau gaji Anda satu bulan Rp 2 juta, lalu memisahkan uang sebesar 10 persen untuk ditabung, sekitar Rp 200.000 maka aturannya Anda tidak boleh berbelanja lebih dari angka tersebut untuk memenuhi keinginan yang bukan prioritas. Agar pengelolaan uang bisa berjalan mulus, pisahkan uang untuk setiap pos saat Anda menerima gaji. Caranya, bisa dengan menggunakan sistem amplop, jelas Ligwina. "Pilihan lain membuat the magical shopping account. Jadi setiap bulan setelah gajian pindahkan uang untuk belanja ke rekening lain," tambahnya. 

Nah, jika Anda menginginkan sebuah benda atau barang misalnya, kumpulkan uang dalam tiga bulan misalnya dalam rekening belanja. Uang yang terkumpul dalam rekening belanja ini bebas Anda gunakan untuk membeli barang yang Anda inginkan. Model pengaturan keuangan seperti ini juga bisa berlaku jika Anda berencana ingin liburan, jelas Ligwina. Dengan begitu, dana darurat yang Anda alokasikan setiap bulan tidak akan terganggu dengan kebiasaan berbelanja.

Sumber :
http://female.kompas.com

Thursday, February 13, 2014

Berbelanja Sembunyi-Sembunyi


Belanja memang menjadi salah satu kesukaan para perempuan. Tetapi sayangnya setelah menikah aktivitas ini menjadi salah satu hal yang sering disembunyikan dari pasangan.

Menyembunyikan tagihan belanja atau tidak jujur mengenai harga barang yang dibeli adalah salah satu hal yang kerap dilakukan karena takut atau malu jika suami mengetahui Anda menghamburkan uang untuk berbelanja.

Sebenarnya bukan cuma wanita yang kerap menyembunyikan hasil belanjanya. Para pria juga, tapi jenis barangnya yang berbeda.

Wanita umumnya menyembunyikan pakaian atau aksesoris yang mereka beli. Sementara para pria umumnya tidak terbuka mengenai uang yang mereka habiskan untuk makan di restoran atau ke bar.

Namun sikap tidak jujur tersebut sebaiknya dihentikan. "Berbelanja sembunyi-sembunyi atau tidak jujur tentang uang yang sudah dikeluarkan adalah indikator besar adanya masalah kepercayaan dalam perkawinan," kata Ian Kerner, pakar hubungan dan penulis buku Passionista.

Kalau mau jujur, sebenarnya apa ketakutan terbesar kita jika bersikap transparan mengenai kegiatan belanja tersebut? Apakah suami adalah orang yang memegang kontrol dalam perkawinan dan keuangan? Apakah Anda punya masalah dengan sifat kompulsif dalam belanja?

"Kita bisa belajar untuk berkomunikasi efektif dengan pasangan, tidak hanya dalam soal uang tapi juga hal lain yang berkaitan dengan apa yang diinginkan dan dibutuhkan," katanya.

Kerner juga menyarankan agar Anda dan pasangan bersama-sama merancang pengaturan keuangan dan membuat pos belanja khusus untuk kebutuhan pribadi atau hobi.

"Jangan lupa untuk membuat kesepakatan jika suatu kali ingin membeli barang yang harganya di atas anggaran maka akan didiskusikan dulu sebelum menggesek kartu kredit," katanya.

Sumber :
http://female.kompas.com

Thursday, January 16, 2014

Perencanaan Kondisi Keuangan Masa Depan


oleh Harris Turino




Sudah menjadi satu fenomena yang umum bahwa banyak di antara rekan-rekan kita, ataupun orang-orang di sekitar kita yang sering mengeluh bahwa kondisi keuangannya morat-marit.

Jumlah utangnya menggunung dan melebihi pendapatannya, bahkan melebihi jumlah asset yang dimilikinya. Dalam kondisi seperti ini yang biasanya menjadi kambing hitam adalah kecilnya jumlah pendapatan yang dimilikinya.

Padahal akar permasalahan yang sebenarnya bukan berada pada sisi pendapatan saja, tetapi kegagalan mengelola keuangan. Banyak di antara kita yang tidak memiliki perencanaan keuangan, bahkan tidak pernah berpikir untuk merencanakan kondisi keuangan, apalagi di masa mendatang.

Perencanaan keuangan sebenarnya merupakan aktivitas mutlak yang harus dilakukan oleh setiap orang dan inilah yang akan membedakan antara kelompok orang-orang yang selalu terjebak oleh kesulitan likuiditas dan kelompok orang-orang yang bisa menikmati hidupnya. Tulisan ini akan mencoba untuk membahas secara sederhana, bagaimana seseorang harus mulai merencanakan keuangannya.



Mendiagnosa kondisi keuangan

Langkah pertama yang perlu dilakukan dalam penyusunan rencana keuangan adalah mendiagnosa kondisi keuangan pribadi kita saat ini. Yang perlu diperhatikan dalam mendiagnosa kondisi keuangan adalah besarnya total pendapatan, total pengeluaran, besarnya aset dan kewajiban hutang yang kita miliki.

Secara umum jelas bahwa jumlah total pendapatan tidak boleh melebihi total pengeluaran. Bagi orang yang memiliki pendapatan tetap tiap bulan maka dengan mudah bisa diperkirakan besarnya total pendapatan dalam satu tahun, termasuk pendapatan non rutin seperti tunjangan hari raya dan bonus. Maka pengeluarannya harus diatur tidak melebihi total pendapatan rutin yang dimilikinya.

Pendapatan non rutin tidak boleh dialokasikan untuk menanggung total pengeluaran, tetapi harus dialokasikan untuk tujuan investasi atau memperkuat dana darurat. Sedangkan bagi orang yang memiliki jenis pendapatan variabel (tidak tetap) maka total pengeluarannya tidak boleh melebihi 80% rata-rata pendapatannya.
Pos berikutnya yang perlu dicermati adalah asset. Kita sering sekali keliru mendefinisikan tentang aset dalam kaitannya dengan perencanaan keuangan.

Aset sebenarnya adalah segala sesuatu yang memberikan hasil atau mendukung aktivitas produktif kita. Contoh yang sederhana adalah rumah yang kita tinggali dan kendaraan yang kita pakai bisa digolongkan ke dalam aset karena mendukung aktivitas produktif kita, sedangkan villa, stereo set, gitar akustik, tongkat golf dan kendaraan kedua yang jarang kita pakai, jelas bukan merupakan kategori aset. Tabungan dan investasi adalah salah satu ujud nyata aset yang memberikan imbal hasil.

Utang adalah hal yang jamak dilakukan dan sebenarnya bukan hal yang perlu ditakuti. Utang pada hakikatnya adalah menambah daya beli kita dengan menarik pendapatan kita di masa mendatang ke masa kini.

Yang perlu dicermati dalam hal utang adalah jenis utang dan besarnya kewajiban cicilan yang harus kita tanggung. Kredit rumah dan kendaraan produktif jelas merupakan jenis utang yang wajar dan bisa ditoleransi, tetapi utang kartu kredit adalah jenis hutang yang mutlak harus dihindari. Tingkat bunga utang kartu kredit rata-rata mencapai 35 – 48 persen per tahun dan ini jelas membebani likuditas keuangan kita.

Mengingat besarnya tingkat bunga kartu kredit, maka penggunaan kartu kredit harus diwaspadai sebatas demi kepraktisan dan kenyamanan saja dan bukan untuk meningkatkan daya beli kita dengan cara berutang.

Dalam hal mengelola utang, besarnya total kewajiban pembayaran cicilan utang kita tidak boleh melebihi 30 persen dari total pendapatan kita. Bila kita sudah terjebak pada kondisi kewajiban membayar hutang yang melebihi ambang batas tersebut, maka retrukturisasi utang mutlak harus dilakukan dengan memprioritaskan pada utang-utang yang memiliki bunga tinggi, seperti utang kartu kredit, kredit tanpa agunan dan sejenisnya.


Memiliki Dana Darurat

Langkah kedua dalam penyusunan rencana keuangan adalah memeriksa ketersediaan dana darurat yang kita miliki. Dana darurat adalah dana yang sewaktu-waktu harus tersedia bila muncul pengeluaran yang tidak terduga.

Banyak orang tidak memikirkan ketersediaan dana darurat dalam perencanaan keuangan mereka, sehingga ketika muncul pengeluaran tidak terduga maka yang sering dilakukan adalah menambah kemampuan daya beli dengan menciptakan hutang, dan biasanya jenis utangnya adalah utang dengan tingkat bunga tinggi seperti hutang kartu kredit dan kredit/pinjaman tanpa agunan.

Padahal jelas bahwa utang sebenarnya sama sekali tidak boleh dijadikan andalan untuk menutup pengeluaran tidak terduga ini. Di sinilah pentingnya ketersediaan dana darurat, sehingga kita tidak terjebak lilitan utang berbunga tinggi.

Besarnya dana darurat yang harus dimiliki dalam perencanaan keuangan bervariasi, mulai dari 5 sampai 20 kali total pengeluaran bulanan kita, tergantung dari beban yang kita tanggung. Bila kita masih single maka cukup memiliki dana darurat 5 bulan total pengeluaran, sedangkan semakin banyak anggota keluarga kita, maka semakin besar dana darurat yang harus kita siapkan.

Patokan yang sederhana adalah tiap anggota keluarga yang menjadi tanggunan kita harus memiliki dana darurat 5 bulan total pengeluaran. Sehingga bila kita sudah menikah dan memiliki 2 anak, maka total besarnya dana darurat yang kita miliki adalah 20 kali total pengeluaran bulanan kita. Dana darurat ini bukan termasuk kategori investasi, tetapi tetap dana darurat ini harus diinvestasikan agar berkembang.

Pilihan jenis investasi untuk dana darurat adalah investasi yang sifatnya likuid dan memiliki tingkat risiko investasi yang relatif kecil. Investasi pada dana darurat bukan untuk tujuan pertumbuhan tetapi lebih pada ketersediaan sewaktu-waktu dan tidak lekang oleh inflasi. Harus disadari bahwa besarnya dana darurat ini harus meningkat sejalan dengan meningkatnya taraf hidup kita. 


Membuat Daftar Pengeluaran

Langkah ketiga dalam penyusunan rencana keuangan adalah membuat daftar pengeluaran. Pada tahap ini yang mutlak dilakukan adalah memeriksa jenis pengeluaran yang selama ini kita jalani.

Secara garis besar jenis pengeluaran itu bisa dibagi menjadi empat bagian, yaitu membayar kewajiban hutang, pengeluaran rutin seperti biaya rumah tangga, listrik, telepon, dan lain-lain, investasi dan pengeluaran pribadi.

Seperti sudah dijelaskan pada langkah pertama di atas, besarnya kewajiban membayar utang (cicilan) tidak boleh melebihi 30 persen dari total pendapatan kita. Dan ini harus ditempatkan pada prioritas pertama dari sisi pengeluaran.

Menunda kewajiban pembayaran utang hanya akan menimbulkan peluang terciptanya utang baru di masa depan yang memiliki tingkat bunga lebih tinggi. Prioritas kedua dalam pengeluaran adalah mengelola pengeluaran rutin.

Harus dibedakan secara jelas antara pengeluaran rutin dan pengeluaran pribadi. Pengeluaran rutin adalah jenis pengeluaran yang mutlak harus dilakukan untuk mendukung aktivitas produktif kita, tidak bisa dihemat tanpa menurunkan kualitas hidup dan tidak bisa dihindari, sedangkan pengeluaran pribadi adalah jenis pengeluaran yang harus dikorbankan bila terjadi penurunan pendapatan.

Besarnya pengeluaran rutin harus dijaga pada kisaran 50 persen dari total pendapatan kita. Bila pengeluaran rutin sudah melebihi ambang batas 60 persen dari total pendapatan kita, maka kita tidak memiliki kesempatan untuk berinvestasi.

Akibatnya kita akan kehilangan kesempatan untuk memperbaiki kualitas hidup di masa yang akan datang. Jadi bila pengeluaran rutin sudah mendekati ambang batas, kita harus bekerja lebih giat lagi agar total pendapatan kita meningkat.

Investasi juga harus menjadi prioritas dalam alokasi “pengeluaran” kita. Investasi ini berguna untuk meningkatkan kualitas hidup kita di masa yang akan datang. Investasi akan menambah aset yang kita miliki dan menjadi sumber pendapatan pasif.

Budaya investasi harus mulai dilakukan sejak dini, seberapa kecilpun pendapatan kita. Besarnya alokasi “pengeluaran” untuk investasi minimal adalah 10 persen dari total pendapatan kita. Agar kondisi ini tercapai, maka alokasi investasi bukan dari sisa pendapatan kita setelah dikurangi dengan pengeluaran, tetapi memang sudah dialokasikan begitu kita menerima pendapatan.

Perlu dipahami bahwa investasi tidak sama dengan menabung, karena menabung hanya memberikan tingkat pertumbuhan asset yang relatif sangat kecil. Semakin muda usia kita semakin besar bobot (persentasi) investasi kita di instrumen-instrumen investasi yang mampu memberikan tingkat pengembalian yang tinggi untuk mendukung masa depan keuangan kita.

Harus disadari bahwa investasi yang memberikan tingkat imbal hasil tinggi selalu memiliki tingkat risiko yang tinggi dan tingkat resiko tersebut harus tetap sesuai dengan karakteristik toleransi risiko yang kita miliki. Semakin mapan kondisi ekonomi kita, maka alokasi aset dalam bentuk investasi harus semakin besar, sampai pada gilirannya kita bisa mencapai kebebasan finansial bila hasil yang kita terima dari kerja asset investasi kita sudah melebihi atau paling tidak mendekati hasil kerja produktif kita.

Pengeluaran pribadi adalah satu-satunya jenis pengeluaran yang boleh dan harus dikorbankan ketika terjadi kenaikan persentasi pengeluaran di ketiga pos pengeluaran yang lainnya. Penundaan dan pengurangan pada pos pengeluaran pribadi tidak akan mengurangi kualitas hidup kita dan tidak membahayakan kondisi keuangan kita di masa yang akan datang.

Hal ini jelas berbeda apabila kita mengurangi alokasi pengeluaran kita pada ketiga pos prioritas pengeluaran yang pertama. Salah satu cara untuk mengendalikan pengeluaran pribadi adalah dengan membuka akun khusus di bank yang digunakan untuk mendukung pengeluaran pribadi ini dan akun ini hanya berisi sisa dari pendapatan kita bulan sebelumnya setelah dikurangi dengan total pengeluaran kita di ketiga pos pengeluaran prioritas yang tidak boleh diganggu gugat.

Akun khusus inilah yang digunakan mendanai pengeluaran pribadi agar tidak menggerogoti ketiga pos pengeluaran prioritas. Dengan adanya akun khusus ini maka kita juga tidak perlu repot-repot untuk menghitung besarnya alokasi pengeluaran pribadi yang boleh dilakukan.

Setelah kita membenahi kondisi keuangan kita maka kita harus memasuki langkah keempat, yaitu merencanakan tujuan keuangan jangka pendek dan jangka panjang kita. Dalam menentukan tujuan keuangan jangka pendek dan jangka panjang harus jelas tergambar tujuan keuangan yang ingin dicapai dan kurun waktu untuk mencapainya.

Target tujuan tentu saja harus realistis dan disesuaikan dengan kondisi kita. Target jangka panjang kemudian dipecah-pecah menjadi target-target jangka pendek dan strategi mencapai tujuan tersebut.

Salah satu faktor yang paling menentukan keberhasilan pencapaian tujuan keuangan adalah komitmen dan ketertiban kita mematuhi strategi yang sudah ditentukan. Perencana keuangan profesional dari dunia perbankan bisa dilibatkan untuk menata tujuan keuangan kita.

Semoga tulisan ini memberikan inspirasi bagi kita untuk menata ulang dan memperbaiki kondisi keuangan pribadi kita. Selamat berinvestasi.


Harris Turino
Faculty Member Prasetiya Mulya Business School, Pelaku Bisnis dan Pengamat Pasar Modal serta Kandidat Doktor Manajemen Strategik Universitas Indonesia

Sumber :
http://female.kompas.com

Related Posts