Friday, June 7, 2013

Memangkas Anggaran Belanja



Memangkas pengeluaran harian merupakan salah satu cara efektif menghemat dan memiliki tabungan demi masa depan. Salah satu yang dapat dilakukan adalah dengan memangkas tagihan harian dari belanja lauk pauk. Anda berminat untuk mewujudkan rencana berhemat, berikut beberapa strategi yang dapat dilakukan.

Atur Strategi Sebelum Pergi Belanja

Aturan pertama agar dapat berhemat adalah mengupayakan perencanaan  makan efektif dan sederhana. Kuncinya, Kenali diri Anda sendiri dan keinginan.

Pikirkan kembali  bagaimana makan malam Anda dalam 3 minggu belakangan. Seberapa sering Anda makan malam di rumah. Apakah Anda dapat menikmati sup atau loaf dari sisa makanan yang diolah kembali. Cobalah cocokkan daftar belanja lauk pauk dengan gaya makan Anda yang mampu atau tidak mampu  mengonsumsi makanan sisa. Jika Anda mampu, buat rencana belanja beberapa bahan makanan yang sesuai rencana membuat makanan baru. Jika Anda tak suka mengonsumsi olahan makanan sisa, jangan berbelanja lebih sehingga tidak ada makanan sisa.

Jika sumber pemborosan ada pada kebiasaan makan malam diluar, cobalah kurang jadwal makan diluar mulai minggu ini. Belanjalah lebih agar Anda dapat lebih sering makan malam di rumah.

Jaga Agar Tetap Dingin

Musuh terbesar dari daging (sapi/ikan/unggas), susu, dan produk olahan susu adalah kehangatan.  Jadi, mengupayakan mereka tersimpan dalam suhu dingin  dapat  membuat penghematan semakin baik.

Ketika berbelanja, rencanakan untuk memulai dari barang-barang non-beku sehingga bahan makanan beku dapat tetap terkondisi dengan baik.
Harold McGee, penulis buku Keys to Good Cooking, menyarankan agar para Ibu menjaga pendingin di mobil  dan pastikan suhu cukup sejuk sehingga daging, seafood, dan susu tetap aman dalam perjalanan pulang. Anda juga dapat meminta beberapa bahan tak tahan lama, misalnya, ikan dan kerang, untuk dikantongi di atas es.

Jika Anda tidak memiliki ruang untuk pendingin mobil, McGee menyarankan mengantongi makanan beku dan dingin bersama-sama. Di rumah, periksa suhu kulkas dan freezer (pastikan suhu mencapai antara 1,6 hingga  4,5 derajat Celcius). Untuk mengujinya, letakkan es krim di dalam freezer. Jika melembut, berarti freezer Anda terlalu hangat untuk produk tersebut.

Simpan Makanan Layaknya Profesional

Ketahui di mana harus menyimpan bahan makanan sehingga akan memperpanjang umur penyimpanan. Susu dan telur tidak boleh ditempatkan di pintu lemari es, di mana temperatur dapat berfluktuasi. Mereka sebaiknya diletakkan dalam wadah dan ditaruh di bawah chiller.  Masukkan kacang kupas dan tepung gandum pada bagian chiller untuk kesegaran maksimum.

Letakkan buah dalam mangkuk buah lebar dan dalam agar buah tak mudah semakin memar atau membusuk. Letakkan buah pada bagian Wide store. Sedangkan buah yang masih butuh suhu ruangan (seperti: pisang, alpukat, apel, dan pir) untuk proses pematangan, biarkan mereka selama 3 hari diluar. Lalu, pindahkan ke dalam lemari es untuk menjaga kesegarannya selama 3 hari ke depan.

Jika Anda mampu mengelola makanan dan lingkungan penyimpanan secara optimal, akan didapat penghematan yang maksimal dari menekan pembuangan makanan yang tak layak konsumsi.

Atur Pengelolaan Makanan Sisa

Ayo, perangi tumpukan Tupperware yang menggunung selama seminggu karena  "sisa makan malam"  yang terus bertambah.  Cobalah selalu mengolah makanan sisa untuk dimanfaatkan sebagai makan pagi atau siang.  Misalnya, membuat loaf, frittatas, risotto dan lain-lain. Cobalah cari resep di internet yang dapat digunakan untuk mengolah ulang makanan sisa.  Beberapa chef seperti Tamar Adler pernah menulis An Everlasting Meal, yang menyarankan evolusi makanan cara mudah. "Saya hanya memotong dan memasak secepat kilat. Dari selusin ubi panggang di hari Minggu menjadi kukus ubi jalar  potong kotak  yang dicocol vinaigrette jeruk limau. Bisa juga dengan dijadikan salad dingin di hari selasa maupun sup bubur hari Rabu," ungkap Adler.

Sumber : tabloidnova.com

Wednesday, June 5, 2013

4 Tipe Kepribadian dalam Mengelola Uang



Rasanya, gaji Anda bulan ini selalu minus sebelum akhir bulan. Akibatnya, Anda harus "mengais-ngais" sisa saldo rekening. Kenapa sih, kok susah banget mengatur rencana keuangan sementara teman Anda masih bisa menabung setiap bulan?

Perencana keuangan yang juga penulis buku Financial Freedom: Seven Secrets to Reduce Financial Worry, Ray Linder, mengungkapkan kemahiran seseorang dalam mengatur keuangan dipengaruhi oleh kepribadiannya. Linder membagi empat tipe kepribadian dalam mengelola keuangan, yaitu Protectors, Planners, Pleasers, dan Players. 


1. "Protectors" (Si Penjaga)

Jumlah orang bertipe Protector adalah 38 persen dari seluruh populasi. "Orang dengan tipe kepribadian seorang Protector akan sangat konservatif menjaga uangnya. Mereka sangat memikirkan masa depan mereka," ungkap Linder. Jika sudah mengetahui kualitas suatu barang, tipe Protector selalu berbelanja pada toko dan merek yang sama.

Mereka tipikal orang yang sangat berhati-hati saat merencanakan pemasukan dan pengeluaran. Sepintas memang terkesan ideal dalam mengatur keuangan, namun sebenarnya tidak. Mereka cenderung bersikap ekstrim mengenai apa yang boleh dan tidak boleh dibeli. "Mereka sulit melepaskan imajinasi akan masa depan yang sempurna. Ini akan membuat mereka jadi sulit untuk sedikit menikmati kehidupan sekarang, termasuk menjadwalkan liburan," tambahnya.


Saking hematnya, seringkali Protector dianggap sebagai orang yang pelit. Ini menunjukkan, sikap over protected terhadap keuangan juga akan menimbulkan masalah, yang bisa mengancam kehidupan perkawinan. Mereka cenderung mengalami kesulitan dalam mengantisipasi perubahan, dan kadang membuat keputusan yang salah pada saat-saat seperti itu.


2. "Planners" (Si Perencana)

Karakteristik orang-orang ini hampir mirip dengan karakter Protector. Perbedaannya, "Orang dengan karakteristik ini cenderung melakukan investasi jangka panjang, dan mereka lebih mampu mengambil risiko dengan kemungkinan-kemungkinan yang ada," jelasnya.

Namun, Linder mengungkapkan tipe Planners yang jumlahnya 12 persen dari seluruh populasi ini juga punya kelemahan. Salah satunya adalah terlalu berpaku pada perencanaan keuangan jangka panjang, dan ingin tahu secara mendetail apa yang bisa ia dapatkan setiap hari. Ia begitu fokus pada masa depan sehingga cenderung melewatkan peluang yang bisa didapatkan hari ini. Tak ada salahnya kok, si Planner ini membuat investasi jangka panjang, dan membuat tabungan lain untuk menyimpan uang "hura-hura".


3. "Pleasers" (Si Pencari Kesenangan)

Orang-orang ini memiliki karakteristik gemar berbelanja dan menikmati hidup. "Cara mereka menghabiskan uang adalah cara mengekspresikan identitas mereka," jelas Linder.

Karakter ini sebenarnya mendekati pola hidup yang menyenangkan. Apalagi orang-orang berkarakter ini tidak hanya memikirkan diri sendiri, tapi juga memerhatikan kebutuhan orang lain. Tak salah jika mereka disebut sebagai golongan orang yang peduli.


Sayangnya, seringkali mereka berbelanja tanpa perhitungan dan cenderung boros. Selain itu, sifat mereka yang suka menyenangkan orang lain akan dimanfaatkan oleh orang-orang di sekitar mereka. "Karena sifatnya yang peduli ini mereka akan menempatkan kebutuhan orang lain dibanding kebutuhan sendiri," ungkap Linder. Menurutnya, tipe Pleasers yang suka bersenang-senang karena merasa diri punya uang harus lebih rutin menabung dan menghitung pengeluaran.


4. "Players" (Si Pemain)

Karakteristik ini ditandai dengan kecenderungan menjadi orang yang kompulsif dan tak berpikir jangka panjang. Dalam mengatur keuangan mereka cenderung berani mengambil risiko. Mereka tidak khawatir saat harus berinvestasi jangka panjang, sekalipun sering gagal. Mereka memang lebih memikirkan kesenangan saat harus "bermain" dengan uang mereka.

Tak salah memang mengambil risiko dalam berinvestasi dan mengatur rencana keuangan. Hanya saja jangan terlalu sering bermain-main. Anda juga harus serius saat merencanakan keuangan agar lebih terkontrol.


Sumber : kompas.com

Mengelola Profit Bisnis untuk Investasi


Dengan memahami dan menentukan tujuan keuangan, bisnis yang Anda jalankan bisa menjadi investasi jangka panjang. Berapa pun profit bisnis Anda, jika dikelola dengan baik lantaran adanya tujuan keuangan yang jelas, Anda bisa mendapatkan manfaat finansial darinya untuk kebutuhan di masa mendatang. 

Jika Anda berencana memulai bisnis, jangan dulu menyerah ketika profit yang Anda dapatkan tidak bernilai besar. Dengan kata lain, jangan pernah meremehkan berapa pun profit yang Anda dapatkan dari bisnis yang sedang dijalankan kini. 


Perencana keuangan Ligwina Hananto mengatakan, dengan memiliki tujuan keuangan yang jelas, profit yang didapatkan dari bisnis bisa meningkatkan penghasilan dan dimaksimalkan untuk perencanaan keuangan ke depan.


"Apa tujuan finansialnya, apakah untuk dana pensiun, liburan, pergi haji, biaya pendidikan anak. Harus dipikirkan ke mana uang dari hasil bisnis akan digunakan," jelasnya seusai jumpa pers peluncuran program "Smart Shopper Berbisnis" dari BelowCepek.com di Hong Kong Cafe, Jakarta, Selasa (26/11/2012).


Ligwina mencontohkan, dengan untung bisnis Rp 30.000 sekalipun, jika pebisnis memiliki tujuan finansial yang jelas, uang ini bisa dikumpulkan sebagai dana pendidikan anak atau dana pensiun, dengan perencanaan keuangan yang jelas.


Sumber : kompas.com 

Berhenti Kerja Setelah Bayi Lahir



Kehadiran anak merupakan anugerah yang tak terhingga nilainya. Jika muncul keinginan berhenti kerja setelah bayi lahir namun khawatir tak dapat hidup hanya dari satu penghasilan (suami), apa yang sebaiknya dilakukan?

Diana Sandjaja, RFP dari MRE Finansial & Business Advisory memberikan saran berikut ini.


Sebelum memutuskan berhenti kerja, mantapkan niat Anda untuk apa berhenti bekerja. Biasanya agar lebih dekat dengan anak-anak dan bisa mengurus anak dengan baik. Nah, dengan itulah Anda sebenarnya sudah "dibayar", melihat anak bisa tersenyum dan bergembira serta dapat bertumbuh dengan baik.


Masalah sumber pendapatan yang hanya satu sebenarnya tak perlu dikhawatirkan karena bisa disiasati dengan mengubah gaya hidup.


Tentu aja dengan adanya Anda di rumah maka ada beberapa pos pengeluaran yang bisa dipangkas, semisal pengeluaran untuk pengasuh anak, pembantu rumah tangga, guru les, dan transport ke sekolah bila Anda bisa mengantar sendiri.


Bahkan, juga kunjungan ke dokter bila Anda cermat dalam menyiapkan makanan untuk keluarga dan mengurus anak dengan baik. Jadi, jangan terlalu khawatir dengan finansial bila niat Anda tulus untuk keluarga.


Sumber : kompas.com

Pelajaran Keuangan dari Kebiasaan Masa Kecil



Usia dan gaya hidup memang mengubah seseorang. Ingat sewaktu duduk di bangku sekolah, Anda bisa menabung (meski hanya sedikit) karena membawa bekal makanan dari rumah? Ingat juga bagaimana Anda harus bersusah payah menyisihkan uang saku demi membeli barang incaran? 

Lalu saat memasuki dunia kerja, Anda memiliki kartu kredit pertama kali dan berjanji akan menggunakannya dengan bijak karena tahu akibatnya jika bersiap konsumtif dengan uang plastik ini. Namun, berjalannya waktu, janji itu pun terlupakan. Begitu pula pelajaran keuangan lain yang pernah didapat sewaktu kecil. 


Sebelum gaya hidup membuat keuangan makin kacau, ingat kembali pelajaran penting ini:


* Menabung dengan motivasi. 

Di masa anak-anak, Anda mungkin sering membantu ibu mencuci piring atau membantu ayah mencuci mobil demi mendapatkan uang jajan lebih. Uang itu pun tidak benar-benar Anda gunakan untuk jajan, melainkan ditabung untuk membeli mainan atau buku bacaan baru. Sebagian dari Anda mungkin pernah melewati pengalaman ini.

Dari kebiasaan masa kecil ini bisa diambil sebuah pelajaran penting bahwa membeli barang incaran bisa menjadi motivasi besar dalam menabung. Jadi selalu tetapkan tujuan dan rencanakan keuangan saat menerima gaji bulanan atau bonus tahunan. Ini akan membantu Anda menjalani kehidupan sehari-hari dengan tenang dan menjaga keuangan tetap sehat hingga tahun depan. 


* Ada yang lebih murah mengapa harus bayar mahal? 

Butuh hiburan untuk menghilangkan penat? Jika selama ini Anda berpikir hiburan harus didapat dengan biaya mahal, ini saatnya mengubah pola pikir tersebut. Ada banyak kegiatan menghibur yang tidak mahal, bahkan tidak perlu mengeluarkan uang.

Ingat bagaimana sewaktu kecil, Anda merasa senang dan terhibur dengan hanya menonton film kartun kesayangan di televisi? Sekarang Anda pun bisa mendapatkan hiburan serupa. Anda bisa menikmati ragam jenis tayangan berseri di televisi atau lewat keping DVD. Anda juga bisa menikmati tayangan film dan serial dari TV kabel berlangganan dengan pilihan biaya yang semakin terjangkau.


Jadi, Anda tak perlu bersedih saat harus berhemat dengan mengurangi anggaran hiburan. Menciptakan kesenangan juga bisa murah.


* Bekal makanan tak selalu membosankan. 

Sewaktu kecil Anda mungkin tak diberi pilihan untuk membeli makan siang sendiri. Namun, cara ini justru membuat Anda menjadi tahu bahwa isi bekal makan siang dari rumah itu terkadang membosankan. Dulu Anda mungkin tak punya pilihan selain menikmati bekal apa pun yang dibawa dari rumah. Namun, sekarang Anda bisa menentukan sendiri isi bekal makan siang sesuai keinginan.

Membawa bekal makan siang, setidaknya tiga hari dalam seminggu, Anda bisa menghemat banyak pengeluaran. Apalagi jika Anda memasaknya sendiri. 


* Hadiah terbaik tak harus beli. 

Memiliki uang banyak rasanya seperti mimpi sewaktu kecil. Jadi, untuk menghadiahi ayah atau ibu, kita pun berpikir sekreatif mungkin untuk menciptakan hadiah tanpa harus membeli. Entah dengan membuat makanan atau gambar hasil kreasi sendiri. 

Cara ini masih bisa Anda lakukan sekarang. Jika memang tak ada banyak dana untuk menghadiahi orang-orang tersayang, mengapa tidak memberikan hadiah berupa makanan kesukaan atau membuat syal rajutan sendiri? Pasti mereka akan menghargai usaha Anda layaknya mendapatkan hadiah mahal. 


* Teman lebih penting dari uang. 

Mungkin ini sedikit sentimentil, tapi harus diakui bahwa setelah dewasa hubungan Anda dengan uang bisa memengaruhi hubungan pertemanan. Kehadiran uang juga bisa menggantikan keberadaan teman-teman Anda. 

Jika saat anak-anak, kita mungkin lebih memilih bermain dengan teman-teman daripada membantu ibu belanja ke warung (meski ada imbalan upah). Setelah dewasa, kita justru lebih memilih bekerja lembur atau bekerja sambilan di akhir pekan demi tambahan uang dan "mengalahkan" acara pertemuan dengan teman dan keluarga. 


Tak ada yang melarang Anda mencari uang sebanyak-banyaknya, tapi jangan juga melupakan teman dan keluarga yang telah mendukung Anda selama ini. Anda juga bisa mendapatkan hiburan dengan bertemu teman dan keluarga.


Sumber : kompas.com

10 Persen untuk Dana Pensiun



Sisihkan 10 Persen untuk Jaminan Hari Tua

Saat menerima gaji bulanan biasanya Anda langsung memikirkan barang-barang dan kebutuhan yang ingin dibeli. Hal ini tidaklah salah, karena Anda punya hak khusus untuk menikmati hasil jerih payah yang sudah Anda lakukan selama satu bulan penuh. Hanya saja, jangan lupa untuk menyisihkan gaji untuk ditabung demi perencanaan masa pensiun.


"Mempersiapkan dana pensiun sejak dini merupakan langkah yang harus diperhitungkan oleh semua perempuan Indonesia, salah satunya dengan berinvestasi," jelas Harsya Prasetyo, Senior Vice President-Retail Investment and Consumer Treasury Head Citi Indonesia dalam talkshow keuangan di Jakarta, beberapa waktu lalu.


Dalam perencanaan keuangan jangka panjang, perempuan dianggap konservatif dan sangat berhati-hati dalam mengambil keputusan investasi, sehingga mereka kurang percaya diri untuk berinvestasi. Padahal ada cara yang lebih mudah dan sederhana untuk mulai berinvestasi.


"Menabung juga salah satu bentuk investasi. Biasakan untuk selalu menabung setiap bulannya. Misalnya dimulai dengan menabung Rp.50.000 per hari dan dikumpulkan selama satu bulan. Ini bisa membantu mengontrol pengeluaran secara bertahap," tukas Hario Soeprobo, President Director First State Investment Indonesia.


Jumlah tabungan setiap bulannya bisa disesuaikan dengan kebutuhan utama setiap bulan. Namun ia menyarankan untuk selalu menyisihkan minimal 10 persen dari pendapatan Anda setiap bulan untuk diinvestasikan.


Setelah tabungan yang terkumpul cukup banyak, langkah selanjutnya adalah dengan meningkatkan "level" tabungan menjadi deposito, reksadana, saham, emas, properti, dan lain-lain.


"Dengan demikian setidaknya Anda punya jaminan dan kemandirian finansial untuk mempersiapkan masa pensiun kelak," pungkas Hario.

Tips Investasi dari Warren Buffet


Tips Investasi dari Warren Buffet Orang Terkaya di Dunia


Miliarder Warren Buffet memang dikenal sebagai investor paling sukses dalam sejarah. Buffet pun membagi tips-tips sukses dalam berinvestasi terbaiknya.


Dalam setiap pembicaraannya di televisi, media cetak, media online, hingga di media sosialnya, Buffet sering melontarkan tips-tips berinvestasi yang pasti menjadi acuan investor di dunia. Berikut 10 tips Warren Buffet tentang investasi terbaiknya, sebagaimana dirangkum dari www.businessinsider.com:


1. Jauh lebih penting membeli perusahaan yang bagus di harga yang wajar daripada harga yang tinggi.


2. Anda tidak perlu jenius untuk berinvestasi bagus. Anda tidak perlu menjadi ilmuwan yang paham tentang seluk beluk investasi. Investasi bukanlah sebuah permainan bahwa orang yang punya IQ tinggi bisa mengalahkan IQ rendah. Namun untuk bisa berinvestasi, Anda hanya perlu mengerti dan paham tentang pasar, portofolio, dan seluk beluk perusahaannya.


3. Jangan beli saham hanya karena orang lain membencinya. Saat membeli saham, pikirkan dengan baik-baik saham tersebut. Lihat portofolio perusahaan dan potensi pasarnya.


4. Waktu terbaik beli perusahaan adalah saat perusahaan itu bermasalah.


5. Jangan tertipu keuntungan besar. Garis antara investasi dan spekulasi tidak berbeda jauh. Namun, garis itu tidak pernah terang dan jelas.


6. Berpikir jangka panjang. Investor berpikir jangka panjang, sedangkan spekulan adalah investor jangka pendek. Jadi, berinvestasilah minimal 5 tahun, 10 tahun, atau di atas 25 tahun.


7. Selamanya adalah waktu yang pas untuk memegang produk investasi. Ketika Anda memiliki porsi investasi bisnis yang bagus dengan manajemen yang bagus, maka cara terbaiknya adalah memegang (investasi tersebut) selamanya.


8. Belilah bisnis yang dapat dijalankan dengan mudah. Belilah saham atau investasi yang mudah dijalankan, bahkan oleh orang idiot sekalipun. Cepat atau lambat, investasi itu akan membuahkan hasil.


9. Investor harus bisa membedakan antara kegembiraan dan biaya yang harus ditanggung saat membeli investasi. Dua hal ini adalah musuh saat berinvestasi. Tipsnya, cobalah untuk menjadi takut saat orang lain serakah, tapi serakahlah hanya ketika orang lain takut.


10. Tidak harus berpindah saat ada kesempatan. Pasar saham adalah permainan. Jadi, tidak harus berpindah portofolio saat harga saham jatuh. Anda lebih baik menunggu atau berkonsultasi dengan manajer keuangan Anda. Jadi saat Anda memutuskan untuk pindah (portofolio), memang Anda memutuskan untuk mencari keuntungan terbaik.


Sumber : kompas.com

Titik Balik Perencanaan Keuangan


Kesadaran untuk merencanakan keuangan demi masa depan lebih baik semakin bertumbuh. Semakin banyak orang yang memahami pentingnya pengelolaan uang terencana. Meski begitu, tak sedikit orang yang masih perlu diingatkan bahkan perlu teguran keras agar bisa mulai mengelola uang lebih baik. Setiap orang punya titik balik sehingga akhirnya memiliki kondisi finansial lebih sehat.

Pembawa acara Cici Panda punya titik balik yang kemudian memotivasinya untuk mulai merencanakan keuangan lebih optimal. Cici Panda mengaku mulai merencanakan keuangan dengan berinvestasi sejak kondisi finansialnya menurun lantaran terkuras untuk membeli rumah.


"Titik baliknya rumah. Saat beli rumah mulai sadar ada yang nggak beres dengan keuangan. Karena saat beli rumah kadang lupa memperhitungkan isi rumah, perlu ada yang direnovasi dan lainnya, bukan sekadar membeli rumahnya. Setiap ada pendapatan masuk, langsung digunakan untuk rumah, akhirnya tidak ada tabungan," ungkapnya seusai peluncuran buku Make It Happen! karya perencana keuangan Prita Ghozie di Jakarta, Kamis (30/5/2013).


Menyadari bahwa ia bukan tipe pengambil risiko tinggi untuk urusan keuangan, Cici Panda dengan bantuan perencana keuangan, mulai berinvestasi. Reksa Dana menjadi pilihan Cici Panda untuk mulai berinvestasi sebagai caranya melangkah melakukan aksi mengimplementasikan rencana keuangan dan impiannya.


"Mimpinya mau punya rumah kedua, menyiapkan dana pensiun, dana pendidikan anak dan liburan. Saya nggak berani ambil risiko tinggi untuk investasi, setelah dijelaskan, reksa dana paling tepat untuk saya dan saya tipenya perlu 'ditampar' untuk melek soal investasi," ungkapnya.


Untuk tipe pribadi sepertinya, Cici Panda menyarankan sebaiknya pilih perencana keuangan yang bisa dipercaya karena dia lah yang mengalokasikan uang Anda. Dengan bantuan perencana keuangan, Cici Panda juga mengaku mulai bisa menabung dan lebih menghemat pengeluaran lantaran sudah memiliki tujuan yang lebih jelas.


"Sekarang saya bisa berhemat untuk menabung. Juga bisa menolak jika ditawari sesuatu, sudah nggak gampang tergoda karena ada gol yang lebih besar. Saya juga bisa bermimpi lebih tinggi, dan mulai zakat atau dalam agama saya perpuluhan," ungkapnya.


Lantaran punya motivasi besar untuk menabung, Cici Panda juga mengaku mengalami perubahan dalam gaya hidupnya. Kebiasaan makan di luar rumah berkurang dari hampir setiap hari menjadi seminggu dua kali. Belanja rumah tangga pun berhemat dengan memilih pergi ke pasar tradisional ketimbang supermarket. Satu lagi yang berubah, belanja kosmetik pun di rem agar bisa menyisihkan uang untuk berinvestasi demi sejumlah impiannya.


"Sebelumnya, banyak pengeluaran yang tidak terencana, lebih sporadis, sekarang lebih hitung-hitungan banyak yang di-cut, bukannya pelit tapi berhemat," tandasnya.


Bagaimana dengan Anda? Apa yang menjadi titik balik untuk merencanakan keuangan lebih optimal dan mulai berinvestasi?


Sumber : kompas.com

Related Posts