Tantangan ketika menikah adalah bagaimana mengelola keuangan bersama. Maklum saja, selama ini hidup sendiri-sendiri, bebas menggunakan gaji untuk kesenangan masing-masing, mendadak harus saling berbagi dan menabung untuk tujuan bersama. Haruskah setiap pasangan menyatukan penghasilan dalam satu rekening, atau bisakah tetap hidup dengan rekening masing-masing?
Tidak ada satu cara pasti untuk mengelola keuangan atau mengatur penghasilan pasangan, karena semuanya tergantung dari situasi yang dialami masing-masing pasangan. Untuk Anda, perencana keuangan Sophia Bera dari Cahill Financial Advisors, Inc. memberi pilihan enam cara pengelolaan uang yang mungkin akan cocok untuk cara hidup Anda dan pasangan.
1. Membuka satu rekening bersama
Selain memiliki tabungan untuk menampung penghasilan masing-masing, Anda juga bisa membuka satu rekening bersama. Jumlah yang disetor masing-masing bisa sama atau berbeda. Cocok untuk: Pasangan yang memiliki penghasilan yang kurang lebih sama, untuk membayar sewa rumah, tagihan-tagihan, belanja kebutuhan sehari-hari, dan pengeluaran bersama lainnya.
"Memiliki rekening bersama memberikan masing-masing pasangan akses pada dana tersebut," ungkap perencana keuangan Sophia Bera. "Masing-masing harus percaya bahwa yang lain akan menggunakan uang dengan cara yang telah disepakati."
2. Menyisihkan persentase tertentu dari gaji
Caranya sama, membuka rekening bersama, namun jumlah setorannya ditentukan berdasarkan persentase penghasilan. Cocok untuk: Pasangan dengan penghasilan yang berbeda, baik dari jumlah maupun sumbernya. Jadi, meskipun Anda dan suami memiliki penghasilan yang jauh berbeda, masing-masing menyisihkan persentase yang sama dari gaji.
Idealnya, jumlah yang disetorkan di bawah 50 persen dari take-home pay masing-masing pasangan. Sebutlah misalnya 30 persen. Jadi jika gaji Anda Rp 5 juta, jatah setoran Anda Rp 1,5 juta. Sedangkan jika gaji suami Rp 10 juta, maka jatahnya Rp 3 juta. Tabungan semacam ini baik dilakukan untuk kebutuhan jangka panjang, misalnya biaya pendidikan anak di perguruan tinggi, naik haji, atau liburan. Di luar itu, Anda masih bisa membuka rekening pribadi dan menggunakannya untuk biaya hidup sehari-hari.
3. Salah satu membayar semua pengeluaran
Meskipun Anda dan suami sama-sama bekerja, hanya satu orang yang diputuskan untuk membayar semua pengeluaran. Cocok untuk: Pasangan yang salah satunya memiliki penghasilan jauh lebih besar, atau salah satu memutuskan untuk berhenti bekerja karena ingin mengasuh anak atau melanjutkan sekolah.
Cara ini dapat menguji apakah penghasilan salah seorang bisa mencukupi kebutuhan seluruh keluarga. Bila gaji suami lah yang bisa diandalkan untuk memenuhi kebutuhan keluarga, ia bisa bertanggung jawab sepenuhnya terhadap pengeluaran rumah tangga. Sebelum memutuskannya, Anda bisa berdiskusi lebih dulu. Jika suatu saat Anda kembali bekerja, apakah Anda harus ikut andil dalam membayar pengeluaran, atau menabung saja penghasilan Anda? Jenis pengeluaran seperti apa yang menjadi tanggung jawab Anda?
4. Masing-masing memilih jatah tagihan yang mampu dibayar
Cocok untuk: Pasangan dengan penghasilan yang sedang, sehingga masing-masing dituntut bertanggung jawab untuk membayar pengeluaran rumah tangga.
Setiap rumah tangga pasti memiliki pengeluaran dan tagihan yang harus dibayar, dari PAM, PLN, komunikasi (telepon dan internet), kartu kredit (yang digunakan untuk membeli peralatan rumah tangga), hingga cicilan mobil dan kontrakan rumah. Anda bisa memilih sendiri mana tagihan yang mampu Anda bayar, sesuai dengan penghasilan Anda. Misalnya, karena Anda punya penghasilan tetap dan lebih besar, Anda yang membayar kontrakan rumah, dan cicilan mobil. Sedangkan suami yang membayar kartu kredit, asuransi, PAM, PLN, dan komunikasi, karena ia bekerja di rumah dan selalu terhubung dengan internet.
“Yang paling penting, bicarakan hal ini lebih dulu, dan buat perencanaan yang efektif untuk Anda berdua," ujar Bera.
5. Menyatukan seluruh penghasilan dalam satu rekening
Cocok untuk: Anda yang ingin menyatukan milik berdua seutuhnya, atau untuk menghindari salah satu melakukan pemborosan terhadap rekening pribadi.
Ada dua cara yang bisa Anda pilih. Rekening ini digunakan untuk seluruh keperluan, dari membayar pengeluaran rumah tangga sampai tabungan bersama. Tantangannya: Anda harus disiplin menyisihkan uang di dalam rekening ini untuk ditinggalkan sebagai tabungan. Cara lain adalah membuat rekening bersama ini untuk pengeluaran tetap (seperti cicilan rumah dan kendaraan) dan tabungan, dan satu rekening lagi untuk biaya operasional sehari-hari termasuk untuk bersenang-senang atau liburan. Dengan pengelolaan seperti ini, Anda harus rajin membuat pembukuan bulanan untuk menghitung pengeluaran dan kemajuan nilai tabungan Anda.
6. Mengandalkan satu gaji saja
Cara ini mirip dengan cara nomor tiga di atas, namun dengan tujuan berbeda. Cocok untuk: Pasangan yang sama-sama bekerja, namun memutuskan untuk berhemat dan menabung lebih banyak. Misalnya, gaji suami digunakan untuk membiayai hidup sehari-hari, sementara gaji Anda ditabung untuk dana pensiun atau dana cadangan. Pengaturan ini bisa dilakukan untuk pasangan yang salah satunya memiliki penghasilan tidak tetap, belum mempunyai anak, dan jika sudah ada anak berencana menjadi ibu rumah tangga.
Gunakan gaji suami (atau gaji Anda, terserah gaji siapa yang akan digunakan) untuk membiayai seluruh pengeluaran, dari kebutuhan hidup sehari-hari, membayar tagihan-tagihan, gaya hidup, dan bila mungkin tabungan dan investasi. "Ini salah satu cara terbaik yang bisa dilakukan pasangan untuk keuangan mereka, karena memaksa mereka untuk menjaga pengeluaran tetap rendah dan berhemat, serta menabung untuk kondisi darurat dan saat pensiun nanti," ujar Bera.
Pada awalnya, cara ini mungkin akan sulit dilakukan. Tetapi jika Anda disiplin, Anda akan sukses menjalankannya. Bahkan, rumah, liburan, atau pendidikan anak di luar negeri yang Anda impikan bisa tercapai lebih cepat.
Penulis : Felicitas Harmandini
Editor : Dini
Sumber :
http://female.kompas.com
No comments:
Post a Comment