Tuesday, September 29, 2020

RI Resesi Jadi Peluang Investasi

RI Resesi Jadi Peluang Investasi, Ayo Kaya Sebelum Tua!


Pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) adalah tragedi kesehatan dan kemanusiaan. Namun kemudian menyebar menjadi persoalan sosial-ekonomi.

Menangani virus corona, berbagai negara mengedepankan kebijakan pembatasan sosial (social distancing). Sebisa mungkin manusia dibuat berjarak antara satu dengan yang lain, agar risiko penularan virus bisa diminimalkan. Di Indonesia, kebijakan ini diterjemahkan dalam bentuk Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Aktivitas masyarakat dibatasi untuk sementara agar mengurangi risiko penyebaran virus corona. Pembatasan kegiatan masyarakat ini yang kemudian membuat pandemi Covid-19 menjadi problema sosial ekonomi.

Saat masyarakat diminta sebisa mungkin untuk #dirumahaja, maka aktivitas produksi akan terhambat. Permintaan konsumen pun berkurang, karena apa yang mau dibeli kalau ngendon di rumah?

Virus corona telah memukul ekonomi di dua sisi sekaligus, penawaran (supply) dan permintaan (demand). Hasilnya, ekonomi Indonesia menciut. Ukuran ekonomi yang dicerminkan dalam Produk Domestik Bruto (PDB) pada kuartal II-2020 turun 5,32%.

Kuartal III-2020 memang belum berakhir, tinggal hitungan hari. Namun kemungkinan besar kontraksi (pertumbuhan negatif) ekonomi akan kembali terjadi.

Jadi, Indonesia sedang di ambang kontraksi PDB selama dua kuartal beruntun. Ini adalah definisi dari resesi, sesuatu yang belum pernah terjadi sejak 1999.

Kita harus menerima kenyataan pahit, resesi sudah di depan mata. Siap atau tidak, kita harus menghadapi dan melaluinya.

Namun yakinlah bahwa 'badai' ini akan ada ujungnya. Tumpuan harapan dunia ada di vaksin anti-virus corona yang akan membentuk 'perisai' perlindungan tubuh dari serangan virus yang awalnya menyebar di Kota Wuham, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China tersebut.

Kemungkinan vaksin sudah tersedia tahun depan, awal atau pertengahan tahun. Begitu vaksin sudah ada dan didistribusikan, maka hidup akan berangsur normal kembali. Masyarakat bisa mulai beraktivitas dengan tenang.


Oleh karena itu, ada harapan ekonomi bisa bangkit dari nestapa pada tahun depan. Memang harus menunggu sekitar setahun, tetapi bagi yang mampu bertahan akan mendapat ganjaran yang luar biasa.

Berbagai lembaga internasional memperkirakan ekonomi Indonesia akan kembali tumbuh positif pada 2021. Bukan sekedar tumbuh, tetapi melesat.

Pandemi Covid-19 yang menyeret ekonomi dunia tentu mempengaruhi pasar keuangan dunia, termasuk Indonesia. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan nilai tukar rupiah melemah.

Sejak awal tahun ini, IHSG sudah anjlok 21,49%. Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah nyaris 7%.


Namun kembali lagi, harapan akan pemulihan ekonomi akan membuat aset-aset di pasar keuangan Tanah Air akan bangkit. Justru sekarang harga aset keuangan di Indonesia sudah sangat murah, dan dengan prospek kebangkitan ekonomi nilainya bakal naik pada masa mendatang.

Ambil contoh saham-saham perbankan nasional. Harga saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) secara year-to-date sudah terkoreksi 16,08%. Saat ini harga saham BCA berada di Rp 28.050.

Harga ini masih sangat jauh dari target yang diperkirakan pelaku pasar. Mengutip data Refinitiv, konsensus pasar untuk harga saham BBCA bisa mencapai Rp 33.412,16. Artinya ada potensi kenaikan 19,12%.

Kemudian saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) yang sekarang harganya Rp 5.350. Target harga perkiraan pelaku pasar ada di Rp 6.797,05 yang menggambarkan potensi lonjakan 27,05%.


Pilihan investasi lainnya yang mudah dan menjanjikan keuntungan adalah reksa dana. Jangan dilihat dalam jangka pendek, reksa dana adalah investasi berhorizon jangka menengah panjang. Jika nanti pasar keuangan Tanah Air bangkit, maka Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksa dana juga bakal terangkat.

Belajar dari krisis keuangan global 2008-2009, saat itu NAB reksa dana pun ambles. Namun pada 2010, NAB sudah pulih dan melampaui level sebelum krisis.

Pandemi virus corona juga membuat NAB reksa sana terkoreksi. Akan tetapi dengan harapan pemulihan ekonomi tahun depan dan 2022, nilainya akan kembali terangkat. Jadi kalau beli reksa sana sekarang, maka kemungkinan cuan pada 2021 dan 2022 lumayan tinggi. 


Resesi memang berat, bahkan sangat berat. Namun periode ini bisa menjadi peluang untuk memupuk keuntungan pada masa mendatang.

Bagi Anda yang masih beruntung bisa memperoleh penghasilan, apalagi ada dana berlebih, maka ada baiknya mulai disisihkan untuk berinvestasi. Bisa dengan 'menyerok' saham, memborong reksa dana, dan sebagainya. Mumpung harga sedang diskon.

Jika Anda sabar, plus harapan pemulihan ekonomi benar-benar terwujud, maka niscaya nilai aset yang dibeli sekarang akan berlipat-lipat nilainya. Ini adalah kesempatan untuk menjadi kaya sebelum tua, jangan mau jadi tua sebelum kaya...


Sumber :

https://www.cnbcindonesia.com/investment/20200927082954-21-189761/ri-resesi-jadi-peluang-investasi-ayo-kaya-sebelum-tua/3

Sunday, September 6, 2020

Intrinsically Dangerous

Warren Buffett: ‘Don’t ask the barber whether you need a haircut’

FEB 12 2019


Warren Buffett doesn’t trust forecasts or projections, especially from someone who has a financial interest in making those projections.

“I do not understand why any buyer of a business looks at a bunch of projections put together by a seller...or his agent,” he said.

Legendary investor Warren Buffett is no stranger to billion-dollar business deals. Regardless of size or scope of a transaction, the “Oracle of Omaha” uses the same research philosophy: Don’t trust forecasts or projections, especially from someone who has a financial interest in making those projections.

Whether you’re buying a stock or a house or a business, the chairman and CEO of Berkshire Hathaway advises to do your own research. Don’t trust the “experts.”

“Don’t ask the barber whether you need a haircut,” Buffett told the audience at Berkshire’s 1994 annual meeting.

Buffett’s longtime partner Charlie Munger recalled him and Warren being offered a thick book of $2 million worth of projections during the process of buying a business.

“We almost paid $2 million not to look at it,” Buffett joked to the audience.

“I do not understand why any buyer of a business looks at a bunch of projections put together by a seller...or his agent,” he continued.

Obtaining information or trusting analysis from someone who has an interest in a particular deal is detrimental due to its innate bias. Munger called projections “intrinsically dangerous.” Buffett reviews annual reports and other filings to draw his own conclusions. He believes you should stick with businesses that you can evaluate yourself.

The 88-year-old’s methodology proved to be not only insightful but successful. Berkshire has returned 20 percent annually over the last 40 years, double the return of the S&P 500 over that same time span, according to FactSet.


Sumber :
https://www.cnbc.com/2019/02/12/warren-buffett-dont-ask-the-barber-whether-you-need-a-haircut.html

Thursday, August 27, 2020

Saham Blue Chip di Indonesia

10 Saham Blue Chip Terbaik di Indonesia Tahun 2020


Ada banyak sekali instrumen investasi yang dikenal oleh masyarakat. Semuanya memiliki tujuan jelas yakni mendulang keuntungan. Karena memang bagaimanapun juga, manusia tentu ingin memiliki kehidupan yang lebih sejahtera di masa depan, terutama jika menyangkut perihal finansial.

Bahkan demi mencapat tujuan kemakmuran itu, banyak yang sudah mulai menabung dan mengelola keuangannya secara lebih bijak sedari masih muda.

Investasi memang menjadi salah satu pilihan terbaik untuk memiliki kehidupan keuangan yang lebih baik di masa depan. Ada banyak sekali jenis investasi yang mungkin sudah pernah Anda dengar seperti investasi reksadana, investasi emas, investasi properti (tanah, rumah), investasi deposito dan tentunya investasi saham.

Dari semuanya memang menawarkan keuntungan tetapi kalau boleh memilih, investasi saham memiliki peluang untung paling besar.


Benar, ada banyak sekali investor saham yang sukses meraup untung berkali-kali lipat dan kaya mendadak berkat saham yang dimiliki. Namun satu hal yang harus diketahui, saham memang punya peluang untung sangat besar tapi begitu pula dengan risikonya.

Yap, jika Anda memilih untuk investasi saham tentu harus siap jika memang untung dan ruginya memiliki peluang yang sama-sama besar.

Tapi meskipun demikian, jangan jadikan hal ini sebagai alasan untuk tidak memulai investasi saham. Jika memang tujuan jangka panjang yang Anda inginkan, Anda bisa mencoba menanamkan modal pada perusahaan-perusahaan pemilik saham blue chip.


Dalam dunia pasar modal, saham blue chip memang selalu jadi primadona baik investor senior maupun yang masih pemula karena cenderung lebih rendah risikonya. Nah, supaya lebih memahami saham blue chip, ada baiknya jika Anda mempelajari ulasan dari kami berikut ini.


Pengertian Saham Blue Chip

Bagi para investor saham pemula, tentu nama saham blue chip tidaklah asing. Banyak analis saham yang merekomendasikan pembelian saham blue chip kepada calon investor baik untuk investasi jangka panjang atau jangka menengah, karena peluang untung yang jauh lebih besar.


Memang, apa sih saham blue chip ini? Banyak yang mengartikan bahwa saham blue chip adalah saham-saham papan atas atau saham unggulan dalam pasar modal.

Tidak keliru memang, karena saham blue chip dimiliki perusahaan dengan kualitas terbaik yang ada di bursa efek. Dianggap paling aman dan menjanjikan keuntungan yang stabil, tak heran kalau saham blue chip diburu oleh banyak investor, terutama mereka yang baru ingin bermain saham.

Bahkan jika disesuaikan dengan kondisi di Bursa Efek Indonesia (BEI), banyak yang menyebutkan kalau saham blue chip ini sama dengan LQ45. Sekadar informasi, LQ45 ialah indeks pasar saham di BEI yang mencakup 45 perusahaan berfundamental cemerlang dan tentunya kapitalisasi pasar sangat besar.

Apakah saham blue chip ini adalah LQ45? Tidak sepenuhnya tepat karena faktanya memang saham-saham emiten bergengsi ini masuk indeks LQ45. Namun tak semua saham dalam LQ45 adalah blue chip, karena bisa saja sektor perdagangannya tengah ramai dan perusahaannya bagus sehingga masuk indeks LQ45.

Sehingga jika bisa diartikan secara umum, saham-saham blue chip adalah saham milik perusahaan yang sudah diakui secara nasional dan sudah cukup mapan, serta sehat dalam hal keuangannya.

Di mana pada umumnya perusahaan-perusahaan blue chip ini menjual produk dengan layanan yang sangat berkualitas dan diterima oleh masyarakat luas.

Karena fakta inilah, perusahaan blue chip memiliki pendapatan yang stabil dan liabilitas wajar sekalipun sektor yang diperdagangkan sedang bermasalah. Jika bicara kaitannya dengan kapitalisasi pasar, saham blue chip tentu punya nominal yang sangat besar yakni di atas Rp40 triliun.


Ciri-Ciri Saham Blue Chip

Jika melihat nilai pasar saham blue chip, tentu begitu terperangah lantaran sangat besar. Tak heran kalau julukan blue chip tak bisa diberikan secara sembrono karena perusahaannya bukanlah abal-abal.

Hanya perusahaan besar dengan etos kerja yang sangat baik dan dikelola secara profesional berhak disebut demikian. Nah, supaya bisa memilih dengan tepat, berikut ini adalah beberapa ciri saham blue chip:


1. Perusahaan Lawas yang Leader di Sektornya dan Diakui

Salah satu ciri paling mudah untuk melihat saham tersebut blue chip atau tidak adalah dengan melihat profil perusahaan. Jika perusahaannya sudah lama beroperasi dan memperoleh pengakuan baik secara nasional hingga global, bisa dipastikan kalau saham mereka adalah blue chip.

Salah satu perusahaan yang memenuhi syarat ini adalah Astra International (ASII). Emiten dari Astra Group ini selalu berhasil membuat produk mereka top brand di kelasnya yang bisa dilihat dari merk-merk kendaraan bermotor di Indonesia hingga lingkup Asia.

Sama seperti ASII, saham TLKM milik PT Telkom dengan produk Telkomsel serta saham UNVR dari Unilever juga berhak disebut blue chip karena sudah pasti leader di sektornya, sekaligus diakui hingga luar negeri.

Karena memang siapa sih orang di Indonesia (bahkan Asia Tenggara) yang tidak mengenal Pepsodent atau Clear? Bukan hanya produk yang populer, perusahaan pemilik saham blue chip pada umumnya juga sudah beroperasi dalam jangka waktu lama.

Salah satu contohnya ialah saham PGAS milik PT Perusahaan Gas Negara (PGN) yang sudah berjalan lebih dari setengah abad. Tetapi selama apapun perusahaan ini berjalan, tetap harus mampu menghasilkan laba dengan konsisten.


2. Kapitalisasi Pasar Besar dan Sangat Likuid

Dengan profil perusahaan yang sangat cemerlang, bisa dipastikan pula kalau saham-saham blue chip ini sangatlah likuid.

Ciri saham yang sangat likuid adalah selalu masuk dalam daftar saham teraktif di pasar modal, karena memang ramai diperdagangkan di bursa baik oleh investor perorangan maupun lembaga.

Dengan saham yang begitu likuid, blue chip jelas memiliki kapitalisasi pasar yang begitu besar. Hal ini bisa diketahui dari nilai jumlah saham yang beredar dengan harga saham yang terbaru sangatlah tinggi.


3. Rasio Hutang dan Aset Stabil

Ciri berikutnya dari saham blue chip adalah memiliki rasio antara hutang aset yang cukup stabil.

Contohnya bisa dilihat dari saham-saham blue chip di sektor perbankan yang memiliki DER (Debt-to-Equity Ratio) tidak lebih dari 15%.

Tentu jika saham perusahaan memiliki DER yang sangat tinggi, bisa dipastikan risiko usahanya semakin besar terutama jika menghadapi masalah likuiditas yang berat. Bukan hanya DER, saham blue chip juga memiliki perbandingan ROE (Return On Equity) dan ROA (Return On Assets) yang tinggi.

Hal ini terlihat dari kemampuan perusahaan menghasilkan laba maksimal atau minimal, cukup melalui aset yang dimiliki.


4. Konsisten Bayar Dividen

Dividen alias pembagian laba adalah hal yang jelas sangat dinantikan oleh investor saham.

Seorang investor Amerika legendaris sekaligus ekonom dunia, Benjamin Graham menyebutkan bahwa seorang calon investor sebisa mungkin mencari perusahaan yang terbukti secara konsisten membayar dividen dalam kurun waktu 20 tahun.

Jika sebuah perusahaan mampu melakukannya, terbukti jika mereka rutin menghasilkan laba maksimal setiap tahunnya. Sehingga tak berlebihan kalau disebut jika perusahaan tersebut memiliki saham blue chip.


5. Kinerja Usaha Solid

Saham blue chip dimiliki oleh perusahaan yang mampu mencetak laba maksimal secara rutin setiap tahunnya. Hal ini menjadi bukti jika kinerja perusahaannya sangatlah solid.

Meskipun begitu ada perusahaan yang sudah bisa dibilang cukup mapan tapi sempat mengalami kinerja menurun karena daya beli masyarakat yang berkurang.

Contohnya seperti saham UNTR milik perusahaan penjualan alat berat dan pertambangan batu bara, PT. United Tractors Tbk yang memiliki pertumbuhan laba konsisten yakni rata-rata 14,3% per tahun selama satu dekade terakhir.


Dalam Bursa Efek Indonesia, terdapat lebih dari 600 saham yang terdaftar. Dalam kurun waktu beberapa bulan, biasanya ada update daftar saham blue chip yang bisa dipilih investor dan memang selalu direkomendaiskan.

Dan jika boleh memilih, berikut ini adalah 10 rekomendasi saham blue chip terbaik di Indonesia untuk tahun 2019, sesuai dengan sektor masing-masing:


1. BBCA – Bank BCA (Sektor Bank)

Sudah menjadi rahasia umum bahwa BCA (Bank Central Asia) adalah bank swasta terbesar di Indonesia.

Berstatus sebagai salah satu bank terbaik di Tanah Air, jaringan ATM BCA bisa dibilang paling luas sehingga tak heran kalau jumlah nasabahnya menyentuh jutaan orang.

Berdiri pada 21 Februari 1957 oleh Sudono Salim, kini bank yang berusia 62 tahun itu dimiliki oleh Djarum.

Di lantai BEI, saham BBCA memiliki volume 11.378.100 lembar saham dengan harga saham terakhir pada penutupan hari Jumat (4/10) sore kemarin adalah Rp30.225.

Pada 30 April 2019 kemarin, BCA membagikan total dividen tunai untuk tahun 2018 yang bernilai total Rp8,3 triliun. Dengan status fundamentalnya yang begitu solid, BBCA jelas menjadi salah satu saham blue chip idaman banyak investor.


2. BBRI – Bank BRI (Sektor Bank)

Jika BCA adalah bank swasta terbaik, maka untuk bank ‘plat merah’ status itu diraih oleh BRI (Bank Rakyat Indonesia).

Menjadi bank dengan laba terbesar di Tanah Air, BRI memiliki kemampuan yang luar biasa dalam produk kredit mikro dan UMKM (Usaha Mikro, Kecil, Menengah) yang membuat bank lain kalah telak. Bahkan bisa dibilang produk kredit mikro dan UMKM dari BRI hampir tidak bisa disaingi.

Didirikan oleh Raden Bei Aria Wirjaatmadja pada 16 Desember 1895, bank yang pada 2019 ini berusia 124 tahun itu memiliki 93.849.800 lembar saham di BRI.

Pada harga penutupan terakhir hari Jumat (4/10) siang kemarin, saham BBRI tercatat sebesar Rp3.950. Ketika pembagian dividen tunai tahun 2018 pada tanggal 13 Juni 2019, BRI menggelontorkan dana lebih dari Rp16,1 triliun kepada para pemegang saham.


3. ASII – PT Astra International Tbk (Sektor Manufaktur)

Salah satu saham blue chip terbaik di Indonesia yang berasal dari sektor manufaktur adalah ASII.

Berdiri pada tahun 1957 oleh William Soerjadjaja dan dua rekannya, kini Astra sudah menjelma menjadi perusahaan multinasional diversifikasi dengan sekitar 58 anak perusahaan. Di lantai saham, Astra mengenalkan ASII yang termasuk kategori blue chip.

Dalam pasar modal, ada volume 10.680.600 lembar saham ASII dengan harga pada penutupan hari Jumat (4/10) menyentuh Rp6.425.

Jika sesuai dengan jadwal, Astra akan membagikan dividen tunai saham ASII tahun ini kepada para investor mereka pada 30 Oktober 2019. Sebelumnya pada 24 Mei 2019, Astra sudah membagikan dividen tunai sebesar Rp6,23 triliun dari laba bersih tahun 2018.


4. JSMR – Jasa Marga (Persero) Tbk (Sektor Insfrastruktur)

Dari banyaknya Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Jasa Marga adalah perusahaan pemilik saham blue chip yang banyak dipilih investor.

Lewat saham JSMR, perusahaan yang resmi berdiri pada 1 Maret 1978 ini fokus membangun dan mengoperasikan jalan tol di Indonesia. Hingga saat ini, Jasa Marga adalah pemimpin pengelolaan lebih dari 531 km atau 76% dari total jalan tol di seluruh Tanah Air.

Sebagai market leader, saham JSMR jelas sangatlah likuid dan begitu menarik perhatian investor. Di lantai BEI, JSMR memiliki volume 1.533.300 lembar saham dengan harga penutupan pada Jumat (4/10) sore kemarin adalah Rp5.550 per lembar saham.

Jasa Marga tercatat terakhir kali melakukan pembagian dividen tunai pada 11 Mei 2018 sebesar Rp440 miliaran berdasarkan laba bersih 2017.


5. PGAS – PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (Sektor Energi)

Perusahaan milik pemerintah lainnya yang tercatat memiliki blue chip adalah PT Perusahaan Gas Negara alias PGN.

Bergerak di sektor energi, PGN yang awalnya adalah sebuah perusahaan gas swasta milik Belanda ini resmi berdiri pada 13 Mei 1965.

Merupakan anak perusahaan Pertamina, saham PGN yakni PGAS cukup menarik investor karena begitu likuid dan prospek masa depan gas bumi sebagai energi terbarukan begitu potensial.

Di pasar modal, PGN memiliki volume total 30.098.100 lembar saham dengan harga terakhir pada penutupan hari Jumat (4/10) sore adalah Rp2.100.

Sekadar informasi, PGN yang kini sudah memiliki jalur pipa transmisi gas bumi sepanjang lebih dari 2.160 km di seluruh Indonesia ini telah membagikan dividen tunai pada 28 Mei 2019. Berdasarkan laba bersih tahun 2019, dividen tunai milik PGAS menyentuh angka Rp1,3 triliun.


6. UNVR – PT Unilever Indonesia Tbk (Sektor Manufaktur)

Rasa-rasanya hampir seluruh penduduk Indonesia mengenal yang namanya Pepsodent, Lux, Lifebuoy, Dove, Sunsilk, Clear, Rexona, Vaseline, Rinso, Molto, Sunlight sampai Bango, Royco dan es krim Wall’s.

Ya, hampir seluruh produk kebutuhan sehari-hari itu merupakan keluaran Unilever. Perusahaan multinasional yang berpusat di Belanda ini memiliki anak perusahaan di Tanah Air yakni Unilever Indonesia dengan saham blue chip-nya, UNVR.

Didirikan pada 5 Desember 1933, Unilever Indonesia resmi melepas 15% sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya pada 1981.

Hingga saat ini, perusahaan yang memiliki ribuan distributor di seluruh Indonesia itu memiliki total 795.700 lembar saham di BEI. Dengan harga terakhir pada penutupan Jumat (4/10) menyentuh Rp45.425 per lembar saham.

Diketahui dividen tunai UNVR dibagikan terakhir kali pada 18 Juni 2019 sebesar Rp5,9 triliun sesuai laba tahun 2018.


7. TLKM – PT Telekomunikasi Indonesia Persero Tbk (Sektor Infrastuktur)

Selain JSMR, sektor infrastruktur juga memiliki saham blue chip lainnya yakni TLKM milik Telkom. Perusahaan informasi dan komunikasi sekaligus penyedia jasa dan jaringan telekomunikasi ini mengklaim bahwa mereka adalah yang terbesar di Tanah Air.

Hingga sejauh ini ada lebih dari 15 juta pelanggan telepon tetap dan 104 juta pelanggan telepon seluler yang menjadi pasar utama Telkom.

Sebagai perusahaan milik negara berstatus BUMN, sekitar 52,09% saham Telkom dimiliki oleh pemerintah Indonesia dan sisanya adalah 47,91% milik publik.

Di pasar modal, volume TLKM adalah 34.082.000 lembar saham dengan harga per lembar terakhir pada penutupan Jumat (4/10) sore menyentuh Rp 4.190.

Sebagai perusahaan yang begitu solid, Telkom juga tercatat sebagai pemegang saham mayoritas terhadap 13 anak perusahaan termasuk Telkomsel.

Dengan neraca perdagangan yang begitu menggiurkan, saham TLKM memang begitu naik daun di pasar modal dan sangat menarik perhatian investor.

Apalagi dalam pembagian dividen tunai pada 27 Juni 2019 kemarin, TLKM membagikan lebih dari Rp16,2 triliun untuk seluruh pemilik saham. Total dividen tunai ini bahkan lebih besar daripada dividen tunai saham BBRI milik bank BRI.

Fakta bahwa sektor teknologi komunikasi mengalami perkembangan yang sangat pesat, membuat saham TLKM sangatlah aktif dan likuid dibandingkan blue chip lainnya.


8. PTBA – PT Bukit Asam (Persero) Tbk (Sektor Pertambangan)

Sebagai negara dengan kekayaan bumi yang begitu melimpah ruah, sektor pertambangan juga memiliki pengaruh besar pada perekonomian Indonesia.

Tak heran kalau perusahaan-perusahaan tambang selalu mampu mencatat laba menggiurkan sehingga saham-saham mereka laris manis di pasar modal. Salah satu yang berstatus blue chip adalah PTBA milik Bukit Asam.

BUMN yang berpusat di Tanjung Enim, Sumatera Selatan ini resmi berdiri pada 1950 dan memiliki 46 anak perusahaan.

Dengan fundamental yang sangat kuat, ada sekitar 11.964.400 lembar saham PTBA di BEI dengan harga penutupannya hari Jumat (4/10) kemarin menyentuh Rp2.200.

Meskipun batu bara yang menjadi industri utama Bukit Asam termasuk energi yang tak bisa diperbaharui, Bukit Asam sukses mencatat laba bersih sekitar lima triliun rupiah pada 2018 silam.

Tak heran kalau akhirnya dividen tunai saham PTBA yang dibagikan pada 29 Mei 2019 mencapai Rp3,7 triliun.


9. AALI – PT Astra Agro Lestari Tbk (Sektor Perkebunan)

Hingga saat ini, Indonesia adalah negara penghasil minyak kelapa sawit (CPO) terbesar di dunia dengan jumlah produksinya pada tahun 2015 saja menyentuh angka 31,1 ton.

Bisa disebut sebagai market leader, tak heran kalau perusahaan yang bergerak di produksi CPO ini mampu mencatatkan sahamnya menjadi blue chip seperti Astra Agro Lestari dengan saham AALI.

Memiliki sekitar 317.700 lembar saham di pasar modal, saham AALI mencatatkan harga Rp10.750 per lembar pada penutupan hari Jumat (4/10) kemarin.

Sebagai perusahaan yang neraca perdagangannya sangat solid, Astra Agro Lestari sudah memiliki puluhan anak perusahaan yang mengelola perkebunan kelapa sawit, karet dan komoditas lainnya. Untuk perkebunan kelapa sawit, anak perusahannya tersebar di Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi.

Pada 16 Mei 2019 kemarin, saham AALI resmi membagikan dividen tunai sesuai perhitungan laba tahun 2018 dengan nilai total lebih dari Rp646 miliar.

Meskipun saat ini produsen CPO tengah memperoleh kritikan tajam karena kasus kabut asap di berbagai provinsi, tetap saja saham AALI masih dianggap begitu likuid dan mampu menghasilan keuntungan besar untuk seluruh pemegang sahamnya.


10. INDF – PT Indofood Sukses Makmur Tbk (Sektor Manufaktur)

Kalau ada produk makanan yang begitu menggambarkan ciri khas masyarakat Indonesia, maka Indomie adalah jawabannya.

Ya, mie instan yang sangat dicintai warga Indonesia ini memang begitu ikonis dan seolah tak tergantikan. Sekalipun ada produk mie-mie instan baru, Indomie tetap mampu kokoh menjadi pilihan dan sampai meraih pengakuan global.

Melalui Indomie pula, PT Indofood Sukses Makmur mencatatkan diri sebagai salah satu perusahaan pemilik saham blue chip dalam waktu relatif singkat.

Resmi dibentuk pada 14 Agustus 1990 oleh Sudono Salim sang pendiri BCA, Indofood kini telah menjelma menjadi perusahaan total food solutions yang produknya bisa ditemukan di seluruh pelosok Indonesia.

Bahkan produk Indofood pun sudah diekspor hingga Australia, Asia dan Eropa yang pastinya akan membuat omzet perusahaan makin meningkat sehingga membuat investor jatuh hati.

Melalui saham INDF, Indofood pun melantai di pasar modal dengan total volume 3.454.800 lembar saham. Pada penutupan hari Jumat (4/10) kemarin, harga saham INDF tercatat sebesar Rp7.850 per lembar.

Dalam sesi pembagian dividen tunai terakhir pada 8 Juli 2019, saham INDF menggelontorkan Rp1,5 triliun dari laba bersih tahun 2018 kepada seluruh investornya.

Anda bisa memantau setiap saham blue chip tersebut di situs resmi IDX Indonesia.

Bagaimana? Sungguh luar biasa sekali bukan kemampuan finansial dan laporan keuangan singkat yang dimiliki saham-saham blue chip?

Tak heran kalau akhirnya perusahaan mereka mampu mendapat pengakuan publik dan menjadi pilihan utama para investor. Beruntung saat ini perkembangan investasi saham semakin inovatif, sehingga para calon investor yang masih pemula bisa lebih mudah dalam mengelola keuangannya di pasar modal.


Sumber :
https://www.folderbisnis.com/saham-blue-chip-terbaik

Monday, June 15, 2020

8 Orang Kaya Paling Pelit Sepanjang Sejarah

Saat hidup bergelimang harta, Anda tentu tak perlu khawatir saat mengeluarkan uang. Anda bisa membeli apapun yang Anda mau. Apalagi kalau harta itu sangat banyak dan tidak akan habis tujuh turunan.

Sejumlah orang terkaya dunia seperti Bill Gates atau Warren Buffet bahkan rutin menyumbangkan uang yang dimiliknya untuk kegiatan-kegiatan sosial.

Namun, ada juga orang kaya yang pelit. Mereka tak pernah membawa uang atau jika pergi ke restoran untuk makan, mereka ogah membayar.

Seperti dikutip dari laman Time, Kamis (19/11/2015), ini orang kaya paling pelit sepanjang sejarah.


1. Charlie Chaplin (1889 – 1977)

Komedian pantomin Charlie Chaplin termasuk orang paling kaya di masanya. Pada 1916, Chaplin meraup US$ 10.000 dolar per minggu atau US$ 219.000 per minggu jika dikonversi pada waktu sekarang.

Meski dia punya banyak uang di bank, penulis biografi Kenneth S Lynn menyebut, Chaplin selalu terlihat tak punya uang. Bahkan saat makan dengan teman, dia juga selalu meminta temannya yang bayar.

Aktor Marlon Brando menyebutnya tirani yang egois. Sementara Orson Welles mengatakan dia adalah orang terpelit yang pernah hidup.


2. J Paul Getty (1892 – 1976)

Miliarder pengusaha minyak ini selalu senang bepergian dengan pesawat kelas mewah, tapi enggan membayar tiket. Saat tinggal di hotel, Getty biasanya memilih kamar terkecil dan termurah.

Saat dia membeli rumah mewah di luar London, banyak pihak mengira Getty sudah agak berubah, tapi tak lama media setempat mengabarkan dia memasang telepon berbayar untuk para tamunya, dan mengunci semua saluran telepon lainnya.


3. Cary Grant (1904 – 1986)

Cary Grant adalah aktor yang cukkup terkenal di AS pada era 1930-an. Tak hanya jadi aktor yang dibayar mahal, tapi Grant juga menikah dengan wanita terkaya dunia kala itu, Barbara Hutton.

Meski kaya, dia terkenal kikir. Ia diduga menandai botol susu miliknya agar tidak diminum para pembantunya. Selain itu, Grant juga menagih uang cuci jika ada tamu yang menginap dan mencuci.

Bahkan Grant mematok tarif US$ 25 sen untuk setiao tandatangan yang ia beri pada penggemarnya. Dia mengklaim uang itu akan disumbangkan untuk amal.


4. Hetty Green (1834 – 1916)

Hetty Green dinilai jenius karena bisa meraup kekayaan lebih dari US$ 2 miliar pada kurs sekarang ini, dan dianggap sebagai wanita terkaya di Amerika Serikat kala itu. Dia juga dikenal sebagai Witch of Wall Street atau penyihir Wall Street, bursa saham AS.

Ketika dia perlu ke dokter, dia akan mengenakan pakaian kumuh ke sebuah klinik gratis, masuk dengan nama palsu untuk menghindari membayar.

Sebuah cerita beredar luas menyatakan bahwa anaknya kehilangan kaki karena Green tidak mau membayar biaya perawatan.

Dibanding tinggal di rumah mewahnya di New York, Boston, Chicago, dan St Louis, wanita ini lebih memilih tinggal di apartemen murah dan rumah kos. Ia juga dikenal suka tawar menawar harga dengan pelayan restoran sebelum memesan.


5. Leona Hemsley (1920 – 2007)

Ada ungkapan menyebutkan 'Kita tidak bayar pajak. Hanya rakyat kecil yang membayar pajak'. Itu sepertinya ungkapan yang cocok bagi mantan istri pemilik The New York hotel ini. Suatu waktu dia juga pernah dituntut oleh delapan kontraktor.

Helmsley dilaporkan meminta pembayaran kembali pada pemasok, melakukan penipuan terkait penjualan dan pajak penerimaan, dan membebankan semua biaya pribadinya ke hotel.

Dia sudah melewati batas dan berbuat jahat pada banyak orang, dan pada akhirnya dia kena batunya kemudian menghabiskan 18 bulan di penjara.


6. H.L. Hunt (1889–1974)

Miliarder pengusaha minyak HL Hunt sering dilaporkan intik menjadi model JR Ewing, patriarki licik di serial televisi di Dallas. Namun, Hunt dikenal karena sangat irit.

Dia membeli pakaian dari rak, mengambil cokelat untuk makan siang, memotong rambutnya sendiri, dan mengemudikan mobilnya sendiri.

Hunt juga dilaporkan memarkirkan kendaraannya beberapa nblok dari kantornya untuk menghidari biaya parkir US$ 50 sen dan menikmati reputasi sebagai orang yang membeli tip sedikit.


7. John F. Kennedy (1917 – 1963)

Presiden ke-35 AS ini yang terkenal tampan dan kaya raya ini juga dikenal sangat kikir. Kennedy, panggilannya tidak kekurangan uang tunai.

Ayahnya juga telah memberikan dana perwalian sebesar US$ 170 juta dengan kurs dolar sekarang, tapi dia jarang sekali membawa uang sepeser pun. Bahkan dia membiarkan temannya, Fagen rahasianya atau siapapun untuk membayar tagihan ke manapun ia pergi.

Sifat irit ini berlanjut hingga ia jadi Presiden AS. Saat ia dan istrinya Jacqueline Kennedy dilaporkan membenarkan pengeluarannya berbelanja pakaian masuk ke tagihan bahan pokok gedung putih.

Meski demikian, pria ini banyak kontradiksi. Kennedy juga menjadi salah satu di antara Presiden paling dermawan, karena menyumbangkan seluruh gajinya untuk sumbangan.


8. Aristotle Onassis (1906 - 1975)

Onassis tak hanya dikenal pelit memberikan uang tips, dia juga bahkan mencari cara untuk tidak memberikannya sama sekali. Contohnya, dia menolak untuk memakai jas pergi ke klab malam, bahkan di saat musim dingin.

"Karena Saya dikenal sebagai orang kaya, Saya harus mengeluarkan US$ 5 unntuk tip setiap kali melepaskan jas," katanya. "Lebih dari itu, Saya harus memakai jas yang sangat mahal, dan itu harus diasuransikan," imbuhnya.


Sumber :
https://www.liputan6.com/bisnis/read/2369761/8-orang-kaya-paling-pelit-sepanjang-sejarah

Wednesday, June 3, 2020

Mengatur Keuangan di Tengah Pandemi

Lebih Bijak Mengatur Keuangan di Tengah Pandemi

Pandemi COVID-19 telah mengubah banyak hal dalam kebiasaan dan kehidupan sehari-hari. Anjuran untuk physical distancing pun berdampak pada sistem kerja yang didorong untuk dikerjakan dari rumah (work from home).

Kondisi ini tak ayal berdampak pada berbagai industri dan ekonomi secara menyeluruh. Demi bisa bertahan, berbagai upaya efisiensi pun diambil perusahaan, yang berakibat pada pendapatanmu yang kian penuh ketidakpastian.

Nah, di tengah kondisi tersebut, kamu harus lebih bijak dalam mengatur keuangan. Tapi bagaimana caranya? Tenang, perencana keuangan Bareyn Mochaddin berikan tipsnya berikut ini


Hindari Menambah Utang  

Dalam kondisi normal, membuat utang baru seringkali menjadi pilihan dalam mengatasi selisih antara pendapatan dan pengeluaran. Namun, di tengah ketidakpastian, terutama dari sisi penghasilan, hindari membuat utang baru, ya. 

Utang baru justru akan menjadi beban keuangan di masa depan. Pikirkan cara lain. Tempatkan keputusan menambah utang di urutan paling terakhir dalam skala prioritasmu. 


Petakan Aset Keuangan Berdasarkan Situasi dan Kondisi 

Lihat dan hitung kembali semua aset kamu hari ini. Petakan secara detail jumlah simpanan dan tabungan kamu, aset yang sudah dimiliki, serta beragam investasi yang pernah dilakukan. 
Dari sana, kamu akan memiliki gambaran yang lebih utuh dan komprehensif. Adakah satu-dua pekerjaan atau investasi yang membuahkan penghasilan? Dana tersebut bisa dialokasikan untuk pengeluaran kamu sementara. 


Ketahui Kebutuhan dan Buat Anggaran Detail 

Perencanaan yang baik adalah setengah kesuksesan. Begitu juga dalam hal keuangan. Buatlah skala kebutuhan kamu dan berapa anggaran yang dibutuhkan untuknya. Catatlah anggaran tersebut dengan detail. kamu  juga bisa membuat batas anggaran. Misalnya, belanja untuk kebutuhan pokok sehari-hari, dibatasi maksimal Rp 3 juta per bulan. 

Dalam membuat anggaran, dahulukan kebutuhan pokok dan prioritas. Selain itu, sisir lagi semua pos pengeluaran bulan lalu. Pos pengeluaran apa yang bukan prioritas sehingga bisa dikurangi atau dihilangkan sementara? Apakah kamu dapat menjalankan kewajiban tanpa mengeluarkan uang untuk anggaran tersebut? 

Setelah menentukan prioritas dan anggaran, kamu juga harus berkomitmen dan disiplin. Selama setidaknya satu bulan, usahakan, kamu mematuhinya. Jangan mudah mengubah anggaran untuk sesuatu yang tidak penting dan mendesak.


Berdamai dengan Gengsi  

Sebelum membuat anggaran, kamu juga harus melakukan evaluasi. Dalam menyusun kebutuhan prioritas dan anggaran, kamu harus bisa menyingkirkan gengsi. Di tengah situasi sulit, kamu juga harus pandai menyesuaikan antara kebutuhan dan kemampuan keuangan. Buka semua peluang untuk mendapatkan barang atau jasa dengan harga yang lebih murah tanpa menyampingkan kualitas. 
Singkirkan semua keinginan untuk membeli barang yang sifatnya tersier. Kesampingkan semua keinginan untuk tampil lebih keren dan menarik hanya demi unggahan media sosial. 


Lakukan Evaluasi 

Lakukan evaluasi atas pengeluaran yang telah dilakukan, lihat catatan keuangan apakah pengeluaran sesuai dengan rencana ataukah ada pengeluaran-pengeluaran siluman yang tidak pernah direncanakan? Ke depan, singkirkan pengeluaran siluman tersebut, jangan sampai diulang, agar kondisi keuangan kita tetap terjaga.


Memanfaatkan Diskon, Bukan Dimanfaatkan 

Kamu bisa mencari dan menemukan berbagai cara untuk mendapatkan barang dengan harga yang lebih murah. Bandingkan harga di berbagai e-commerce. Selain itu, kamu juga bisa menggunakan berbagai program yang ditawarkan. Teliti dan gunakan semua kode promosi, status keanggotaan, cashback, atau promo gratis pengiriman yang sedang berlangsung. 
Namun, kamu juga harus bijak dan teliti. Hindari penjual yang hanya memberikan diskon sebagai kamuflase untuk membeli lebih banyak. Pertimbangkan dan kembalikan pada rencana anggaran yang sudah kamu buat. Cobalah untuk disiplin dalam mematuhi setiap detailnya ya!


Kreatif  

Masa pandemi dapat menjadi salah satu kesempatan untuk mengasah kreativitas dan keterampilanmu. Selama WFH, kamu bisa curi-curi waktu luang untuk mengasah keterampilan baru. Siapa tahu dari situ, kamu bisa mendapat penghasilan tambahan.

Berbagai platform pendidikan online atau perpustakaan tersedia untuk diakses tanpa biaya atau gratis. Para profesional yang mempunyai jam terbang tinggi juga sering membagikan berbagai pengalaman dan triknya melalui siaran langsung di media sosial.


Gunakan dan Simpan THR dengan Bijak  

Di tahun-tahun sebelumnya, kamu terbiasa menggunakan THR untuk belanja dan memenuhi berbagai kebutuhan selama ramadhan dan hari lebaran. Akan tetapi, tidak ada satu pihak pun yang dapat menjamin kapan pandemi ini akan berakhir. Untuk itu, kelola dana THR yang kamu terima dengan bijak. 

Kamu bisa menggunakan THR untuk kebutuhan pokok dan tidak bisa ditunda. THR juga bisa dialokasikan untuk membayar zakat fitrah dan sedekah di bulan Ramadhan. 

Biasanya untuk zakat fitrah, sudah diatur jumlahnya. Lalu, jika kamu masih memiliki kelonggaran, tidak ada salahnya  menambah porsi untuk sedekah, berbagi kebahagiaan dengan orang-orang yang membutuhkan. 

Jika kamu termasuk orang yang rutin melakukan mudik pada saat Lebaran, maka tahun ini anggaran mudik bisa kamu simpan. Gunakan untuk menambah dana darurat atau menambah asuransi bagi Anda dan keluarga.


Sumber :
https://kumparan.com/millennial/lebihbijak-mengatur-keuangan-di-tengah-pandemi-1tS6YqFs7A1

Sunday, May 31, 2020

Lebih Hemat Saat WFH Corona

5 Alasan Kamu Bisa Lebih Hemat Selama Masa WFH Pandemi Corona

Pandemi virus Corona membuat pekerja kantoran harus melakukan tugasnya dari rumah. Hal itu memang belum tentu mempermudah tapi bisa buat kamu paling tidak lebih menghemat biaya. Masa-masa karantina pun patut dijadikan momen untuk mengatur keuangan.

Berikut alasan yang buat gajian kamu bisa sisa lebih banyak selama WFH sebagai bahan acuan untuk mengatur keuangan dan motivasi agar semakin berhemat.

1. Hemat Uang Makan
Kamu mungkin berpikir jika WFH malah bikin boros karena tingginya biaya listrik atau banyaknya produk kesehatan yang perlu dibeli sebagai langkah pencegahan Corona. Namun satu hal yang bisa jadi mengurangi beban pengeluaran tersebut adalah hematnya uang makan. Selama tidak bekerja di kantor, kamu pasti lebih banyak makan masakan rumah. Apalagi jika kamu yang tak pernah absen beli makanan dan jajanan ketika di kantor.

2. Jarang Pesan Kopi
Belakangan kopi hampir sama pentingnya dengan komputer atau laptop ketika bekerja. Beberapa pekerja merasa sulit melakukan tugasnya tanpa segelas kopi di pagi hari yang biasanya dibeli di kafe. Saat Corona, tentu kamu tetap bisa beli kopi tapi mungkin tidak di coffee shop yang harganya mahal. Karenanya, keuangan bisa sedikit hemat.

3. Tidak Keluar Uang Transportasi
Harus berada di rumah seharian selama berminggu-minggu memang bisa membosankan. Tapi sisi positifnya kamu bisa menghemat uang tranportasi. Terlebih jika kamu biasa pulang-pergi dengan mobil pribadi dan harus melalui kawasan macet. Tentu uang tersebut bisa disimpan atau dialokasikan untuk sesuatu yang lebih berarti di tengah pandemi Corona ini.

4. Tidak Nge-gym
Tempat fitness juga ditutup selama pandemi Corona masih menghantui. Kamu pun bisa mengeksplor latihan-latihan fisik sendiri di rumah yang tak butuh banyak biaya.

5. Akhir Pekan di Rumah
Tak sedikit orang yang selalu menghabiskan akhir pekan di luar rumah untuk nonton bioskop atau makan di restoran. Hal tersebut pastinya jadi berkurang selama masa-masa karantina. Momen ini pun cocok dijadikan acuan untuk melihat seberapa banyak biaya hiburan yang biasa dihabiskan. JIka kamu sadar dua bulan ini bisa hemat banyak, tak ada salah untuk lebih mengurangi jalan-jalan di bulan-bulan ke depan.


Sumber :
https://wolipop.detik.com/money-hacks/d-4967302/5-alasan-kamu-bisa-lebih-hemat-selama-masa-wfh-pandemi-corona

Sunday, May 24, 2020

Latte Factor, Kebiasaan Belanja 'Receh'

Siasati Latte Factor, Kebiasaan Belanja 'Receh' yang Bikin Boros

Pernah dengar istilah latte factor? David Bach, penulis buku Finish Rich sekaligus motivator keuangan di Amerika Serikat mencetuskan istilah latte factor, yaitu kebiasaan kecil tetapi rutin menghabiskan penghasilan. Istilah latte itu sebenarnya bermaksud untuk mengkritik kebiasaan masyarakat kota besar utamanya milenial yang kerap menghabiskan waktu dan uang untuk menyeruput kopi di kafe atau restoran.

Istilah latte factor sendiri sebenarnya tidak hanya soal nongkrong di kafe atau minum kopi saja. Istilah ini relevan juga untuk pengeluaran kecil lainnya, seperti beli air mineral kemasan, persediaan camilan, belanja online, dan nonton bioskop.

Jadi, apakah Anda penasaran seberapa banyak uang yang Anda keluarkan untuk latte factor? Untuk itu, simak cara-caranya berikut ini.

1. Ketahui jenis pengeluaran 
Seperti dipaparkan sebelumnya, latte factor identik dengan pengeluaran kecil yang kerap Anda lakukan sehari-hari. Sebelum mengetahui seberapa besar pengeluaran Anda, Anda harus tahu terlebih dahulu jenis pengeluaran yang Anda beli.

"Setiap orang memiliki latte factor dan jenisnya bisa berbeda. Apa saja latte factor-mu? Anda harus mengetahuinya," kata Chief Agency Officer Sequis Franky Nayoan dalam siaran pers, Jumat (18/10/2019).

2. Hitung jumlahnya 
Setelah mengetahui apa saja pengeluaran Anda, kata Franky, selanjutnya Anda mesti menghitung berapa banyak yang Anda keluarkan. Memang biasanya Anda akan lupa dan tidak terpikirkan, mengingat pengeluaran ini hanya hitungan receh. Apalagi, kalau penghasilan cukup besar dan belum punya tanggungan. Tetapi, jika kebiasaan ini dibiarkan, tanpa disadari total pengeluaran bisa sangat besar.

"Mari kita menghitungnya dengan cara sederhana. Anggap saja kopi kekinian yang termurah harganya Rp 18.000. Karena ukuranya kecil rasanya perlu beli lagi untuk minum sore. Berarti, sudah Rp 36.000 keluar dari kocekmu," ucap Franky.

"Belum lagi barista kadang menawarkan extra shot hanya Rp 5.000 saja. Jumlah uang yang dikeluarkan sudah Rp 41.000," imbuhnya.

Rp 41.000 masih Anda anggap kecil, coba Anda tambahkan dengan beli makanan camilan lain di hari itu juga, misalnya camilan sore sebagai teman minum kopi. Kalau kemarin sudah beli donat Rp 10.000, sekarang menu pisang goreng kekinian harganya lebih murah Rp 8.000. Anda biasanya akan membeli lebih dari satu karena ukurannya yang kecil.

"Begitu saja uang yang sudah kita keluarkan Rp 57.000. Untuk membelinya, manfaatkan jasa ojek online, toh hanya Rp 7.000. Jadi total hari ini Rp 64.000," papar Franky. Angka ini mungkin masih kecil bagi milenial yang telah sukses berkarier. Bila ditambah dengan naik taksi atau transportasi lain dan makan sehari-hari, pengeluaran Anda bisa membengkak hingga ratusan ribu dalam sehari. Belum lagi jika Anda mengalikannya dalam sebulan.

"Apalagi angka ini tidak selalu sama setiap harinya. Ditambah lagi bagi yang memiliki cicilan KPR atau KPA, bisa jadi sepuluh juta habis begitu saja," kata Franky.

3. Manfaatkan 
Alih-alih membelanjakan uang untuk latte factor, Anda bisa menyisihkannya untuk berinvestasi, seperti saham, emas, dan sebagainya yang bisa Anda jangkau.  Melengkapi diri dengan asuransi juga termasuk investasi di masa depan. Jika pengeluaran latte factor dikurangi, tentu bisa bantu milenial mendapat hari esok yang lebih baik.

"Apalagi usia terbaik membeli asuransi adalah usia milenial. Karena biaya premi masih terjangkau dan memiliki kemampuan membayar di jangka panjang. Daripada uangmu habis sia-sia hanya untuk latte factor, lebih baik buat asuransi," sebut Franky.


Sumber :
https://money.kompas.com/read/2019/10/18/083800426/siasati-latte-factor-kebiasaan-belanja-receh-yang-bikin-boros?page=all#page2.

Thursday, March 19, 2020

Menabung Metode Kakebo ala Orang Jepang

Unik dan Efektif! Yuk, Menabung Pakai Metode Kakebo ala Orang Jepang

Menabung adalah salah satu cara terbaik dalam pengelolaan keuangan yang turut menjadi penentu kebahagiaan di masa depan. Namun, masih banyak orang merasa sulit membiasakan diri untuk menabung.

Masih banyak juga yang beranggapan menabung memiliki beban tersendiri dalam melaksanakannya.

Banyak orang tak bisa membiasakan diri menabung karena selalu saja ada pengeluaran yang harus dibayarkan setiap bulan, termasuk biaya-biaya yang tak terduga, beberapa kebutuhan juga harus dibeli di luar rencana.

Itu menyebabkan rencana menabung selalu gagal di tengah jalan. Padahal sesungguhnya jangan jadikan menabung sebuah beban, tapi jadikan kebiasaan baik yang manfaatnya akan dirasakan ke depannya.

Jika cermat mengontrol pengeluaran, menyisihkan uang di tabungan bukan hal yang sulit dilakukan. Pasalnya, kini terdapat beragam instrumen tabungan yang bisa dipilih.

Tak hanya disimpan di bank, menabung juga bisa dilakukan dengan menyicil uang pada beragam investasi seperti emas atau membeli surat utang negara.

Jika kurang cocok dengan instrumen di atas, kamu bisa menjadikan ajang menyisihkan uang terasa lebih ringan dan mudah dengan cara menabung mudah yang unik dan efektif seperti orang Jepang.

Yaitu, menggunakan metode Kakebo, sudah dipopulerkan sejak tahun 1904 dan masih bertahan hingga saat ini.


Metode kakebo cara menabung ala orang Jepang

Masyarakat Jepang menjalani kakebo dengan tujuan untuk mengontrol pengeluaran seminimal mungkin, dan mencatat setiap pengeluaran dengan cermat untuk kemudian dievaluasi setiap minggu. Lantas, bagaimana cara kerjanya?

Setiap awal bulan, mencatat pemasukan atau uang yang dialokasikan untuk satu bulan. Selain itu, harus juga mencatat semua pengeluaran yang sifatnya sudah pasti seperti kebutuhan harian.

Umumnya, seseorang akan mengeluarkan uang untuk keperluan dasar seperti makanan, kebutuhan transportasi, kesehatan, kebutuhan rumah tangga, rekreasi dan keperluan darurat.

Dengan mencatat secara detail setiap kategori di atas, kamu akan mendapati keuangan yang seimbang di akhir minggu karena sudah tahu berapa uang yang dihabiskan dan bisa disimpan.

Menulis pemasukan dan pengeluaran dengan rinci juga bisa membantu mengatur keuangan, sehingga penting untuk menghindari masalah darurat.

Gak cuma itu saja, langkah tersebut juga akan membuat kamu jtermotivasi untuk mencapai sesuatu yang sudah lama ingin dicapai.


Empat kategori cara menabung ala orang Jepang

Dalam praktik menabung kakebo biasanya orang Jepang membagi jenis pengeluaran dalam empat kategori.

Kategori pertama adalah survival yang terdiri dari biaya sekolah, makan, transportasi, kesehatan, dan kebutuhan pokok lain.

Kategori kedua, menuliskan kebutuhan opsional seperti belanja dan makan di luar. Untuk kategori ketiga ialah hiburan seperti internet, buku, langganan majalah, tamasya dan sebagainya.

Sementara kategori keempat adalah pengeluaran ekstra yang merupakan pengeluaran tak terduga.


Evaluasi akhir minggu cara menabung ala orang Jepang

Setelah menetapkan kategori pengeluaran, baru kamu mulai mencatat berapa uang yang tersedia, dan berapa yang akan disisihkan untuk tabungan.

Semua itu harus ditulis di awal bulan agar mudah dalam pencatatan dan mengoreksinya.

Setelah memiliki catatan di awal bulan tentang rencana pengeluaran, baru kamu bisa menulis detail semua pengeluaran untuk pembayaran yang dilakukan di setiap hari.

Di akhir setiap minggu, kamu bisa melakukan evaluasi sejauh mana uang yang sudah dikeluarkan benar-benar dipakai sesuai peruntukan yang direncanakan.

Catatan yang rapi dari waktu ke waktu memungkinkanmu bisa memiliki gambaran pengeluaran harian, mingguan, dan bulanan.

Gambaran ini yang bisa dipakai untuk memutuskan seberapa besar uang yang bisa ditabung dan dipakai untuk pemenuhan kebutuhan lain yang sudah direncanakan jauh-jauh hari.

Nah, untuk mendukung pengelolaan keuangan dengan metode kakebo ini kamu juga harus selalu menyimpan struk belanjaan karena akan membantu jika suatu hari lupa.

Meski terdengar kuno, cara ini bisa kamu jalani untuk menyisihkan uang di tabungan. Awalnya memang akan terasa sulit, tapi jika dilakukan dengan sabar dan konsisten dijamin tabungan yang bisa disimpan setiap bulan akan membuat senyummu mengembang.


Sumber :
https://lifepal.co.id/media/menabung-pakai-metode-kakebo-ala-orang-jepang

Monday, March 16, 2020

Tabungan Hari Tua

Apa Itu Tabungan Hari Tua? Ini Pengertiannya dan Cara Cerdas Mempersiapkannya

Tabungan hari tua pengertian dan cara siapkannya

Setelah sekian lama bekerja demi hasil yang terbaik, promosi yang dinanti akhirnya datang juga. Gaji pun otomatis naik menyesuaikan dengan jabatan. Nah, kalau begitu, saatnya optimalkan tabungan hari tua.

Tabungan hari tua? Bukannya ada Jaminan Hari Tua (JHT) dari BPJS Ketenagakerjaan ya? Memangnya JHT saja belum cukup buat memenuhi kebutuhan selama hari tua nanti.

Justru dengan adanya tabungan buat hari tua nanti, JHT makin optimal. Terus kekhawatiran pada masa tua nanti jadi sirna karena kebutuhanmu selama pensiun telah tercukupi.

Ingat, inflasi itu terus ada dan selalu ada. Nilai uang yang kamu simpan saat ini mungkin gak berarti lagi akibat inflasi di masa pensiun nanti.

Itulah alasannya kamu harus mempersiapkan sebaik-baiknya dana buat hari tua. Dengan begitu, nilai uang yang kamu simpan terus menjamin kehidupan selama masa pensiun.

Apalagi dengan usia 25 – 30 tahun yang terbilang sangat produktif, mempersiapkan dana hari tua pada usia-usia tersebut sangat dianjurkan para financial advisor.

Agar lebih memahami pentingnya tabungan di hari tua nanti, simak terus ulasan berikut ini buat mengetahui informasi lengkapnya.


Ini pengertian tabungan hari tua yang perlu kamu pahami

Sebenarnya, apa itu tabungan hari tua? Kalau didefinisikan berdasarkan tujuannya, tabungan hari tua adalah tabungan khusus yang dipersiapkan sebagai sumber pendapatan selama masa pensiun.

Karena penggunaannya dianjurkan pada hari tua kelak, tabungan ini dikembangkan selagi masih bekerja. Di Indonesia usia pensiun itu sesuai peraturan adalah 57 tahun.

Misalnya aja kamu sekarang berusia 30 tahun. Itu berarti waktumu buat mempersiapkan dana hari tua nanti tersisa 27 tahun lagi.

Boleh saja beranggapan 27 tahun itu waktu yang lama. Karena dianggap lama, cukup banyak orang yang kemudian menunda sisihkan uang buat tabungan di hari tua nanti.

Padahal, semakin cepat disiapkan, semakin tenang masa-masa pensiun mereka nantinya. Sayangnya, hasil survei membeberkan fakta mengejutkan mengenai kesiapan orang-orang Indonesia menghadapi hari tua.


Survei HSBC: 9 dari 10 responden Indonesia belum siap pensiun

Bank HSBC Indonesia pada 12 Februari 2019 yang lalu merilis hasil survei HSBC Future of Retirement. Hasilnya cukup mengejutkan sebab 9 dari 10 orang di Indonesia mengaku belum siap pensiun.

Alih-alih tetap bisa mandiri walaupun pensiun, rupanya ¾ responden yang masih produktif berharap anaknya membantu mereka saat masa pensiun nanti.

Lewat riset Future of Retirement, sekitar 68 persen dari total responden berharap masa pensiun mereka nyaman dan tenang. Sayangnya, cuma 30 persen responden yang menabung buat masa pensiun mereka.

Nah, Future of Retirement merupakan studi yang dilaksanakan HSBC global terhadap 17.405 orang di 16 negara.

Di Indonesia jumlah responden yang dilibatkan sebanyak 1.050 responden, yang terdiri dari mereka yang masih produktif dan pensiun.

Survei OJK: 6,3 persen responden pilih mempersiapkan hari tua sebagai tujuan keuangan
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga pernah melakukan survei pada tahun 2016. Hasilnya juga cukup mengejutkan, yaitu cuma 6,3 persen responden yang pilih mempersiapkan hari tua.

Di luar itu tujuan keuangan yang dipilih kebanyakan orang di Indonesia, yaitu:

memenuhi kebutuhan sehari-hari dan mempertahankan hidup: 69,0 persen.
membayar biaya pendidikan: 12,6 persen.
OJK pada tahun 2016 melakukan survei terhadap 100 orang di Indonesia. Dari survei tersebut, sebanyak 97 orang memiliki tujuan keuangan dalam hidupnya.


Apa saja kelebihan tabungan hari tua? Adakah kekurangannya?

Namanya tabungan pasti memiliki banyak kelebihan. Khusus tabungan buat hari tua nanti, inilah kelebihan yang perlu kamu ketahui.

Kelebihan tabungan hari tua:
Menjamin pemenuhan kebutuhan selama hari tua.
Menghindarkan diri dari ketidakjelasan di masa depan setelah pensiun.
Memberi keamanan finansial dan kenyamanan dalam menjalani hari tua.
Sulit menemukan kekurangan dari tabungan buat hari tua. Pasalnya, tabungan ini sangat diperlukan dan sebaiknya dimulai sewaktu usia produktif.

Kalau pun ada kekurangan, berikut ini kekurangannya dengan mengambil contoh JHT dari BPJS Ketenagakerjaan.

Kekurangan tabungan hari tua:
Ada potongan 2 persen dari gaji yang diterima tiap bulannya.
Penggunaannya dianjurkan ketika pensiun nanti.
Pencairan JHT cuma bisa dilakukan saat gak bekerja lagi (karena resign atau PHK).
Gimana cara mempersiapkan tabungan hari tua?
Seorang pria tua mempersiapkan tabungan buat hari tua

Kamu bisa mempersiapkan tabungan buat hari tua lewat beberapa cara. Berikut ini cara-cara yang bisa kamu pilih.


1. Menabung di Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK)

Instrumen keuangan yang satu ini bisa menjadi pilihan dalam mempersiapkan dana di hari tua. Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) sendiri telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992.

Apa itu DPLK? Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) adalah dana yang dibentuk bank atau perusahaan asuransi jiwa sebagai program pensiun buat karyawan atau pekerja mandiri.

Di Indonesia cukup banyak bank dan perusahaan asuransi yang menyediakan DPLK, yaitu:

DPLK BRI sebagai pilihan tabungan hari tua BRI,
DPLK BCA,
DPLK BNI sebagai pilihan tabungan hari tua BNI,
DPLK Muamalat,
DPLK Bank Jateng,
DPLK Allianz,
DPLK AIA,
DPLK Manulife,
DPLK Indolife, hingga
DPLK Axa Mandiri.


Berapa minimal setoran agar punya tabungan dalam bentuk DPLK?

Setoran awal umumnya: Rp 250.000
Setoran rutin tiap bulan: Rp 100.000
Satu hal yang harus kamu ketahui dari DPLK ini adalah adanya pajak yang dikenakan, dan wajib dibayar.


2. Menabung dalam bentuk reksa dana

Pilihan tabungan buat hari tua selanjutnya adalah reksa dana. Instrumen investasi yang satu ini dapat memberi keuntungan melebihi keuntungan bunga deposito (rata-rata 5 persen per tahun) lho.

Reksa dana yang selama ini ditawarkan di Indonesia terdiri dari beberapa jenis:

Reksa dana pasar uang: komposisinya 100 persen berupa deposito, obligasi negara (kurang dari 1 tahun), Sertifikat Bank Indonesia (SBI), dan sukuk.
Reksa dana pendapatan tetap: komposisinya > 80 persen berupa obligasi negara dan sisanya berupa pasar uang (deposito atau SBI).
Reksa dana saham: komposisinya > 80 persen berupa saham dan sisanya berupa pasar uang.
Dengan pilihan reksa dana di atas, manakah yang cocok sebagai pilihan tabungan buat hari tua?

Pemilihannya bergantung dari profil risiko, tapi sangat disarankan buat memilih ketiganya dengan komposisi penempatan dana yang berbeda-beda sebagai bentuk diversifikasi.

Profil risiko adalah level seorang investor dalam mentoleransi risiko yang bisa aja timbul selama berinvestasi. Sebagai gambaran, inilah profil risiko investor:

Konservatif: lebih memilih risiko rendah meskipun tingkat pengembalian (return) setara dengan deposito.
Moderat: lebih memilih risiko sedang dan return di atas bunga deposito.
Agresif: lebih memilih return tertinggi meskipun berisiko tinggi.
Dari profil risiko di atas, kamu bisa menentukan komposisi reksa dana yang bakal dipilih. Berikut ini ilustrasinya.

Konservatif: tempatkan dana di reksa dana pasar uang sekitar 70 persen (lebih), sedangkan sisanya pendapatan tetap (komposisinya di atas saham) dan saham.
Moderat: tempatkan dana di reksa dana pendapatan tetap sekitar 70 persen (lebih), sedangkan sisanya saham (komposisinya di atas pasar uang) dan pasar uang.
Agresif: tempatkan dana di reksa dana saham sekitar 50 persen (lebih), sedangkan sisanya pendapatan tetap (komposisinya di atas pasar uang) dan pasar uang.
Khusus tabungan hari tua, berapa besar yang harus dialokasikan?
kalkulator menyiapkan tabungan buat hari tua

Pertama-tama, kamu harus alokasikan pengeluaran buat pemenuhan kebutuhan terlebih dahulu. Kalau kamu masih single, tinggal sendiri, dan tiap bulannya terima gaji Rp 15 juta, alokasikan Rp 6 juta sebagai biaya memenuhi kebutuhan.

Setelah dikurangi biaya kebutuhan, gajimu masih tersisa Rp 9 juta. Nah, nominal yang cukup besar nih. Mumpung sisanya banyak, alokasikan dalam jumlah besar sebagai dana darurat (kalau belum ada), asuransi, investasi, dan tabungan buat hari tua.

Sebelum dialokasikan, kurangi Rp 1 juta buat memenuhi keinginanmu (pengeluaran gaya hidup). Itu berarti penghasilanmu tersisa Rp 8 juta.

Dari sisa penghasilan Rp 8 juta, alokasikan jaringan pengaman finansial tiap bulannya:

Asuransi jiwa (dengan UP Rp 1 miliar): Rp 300.000 (bagus kalau kurang).
Tabungan hari tua: Rp 1.000.000 (boleh naik sesuaikan inflasi asal gaji naik tiap tahun).
Investasi: Rp 2.000.000 (boleh naik sesuaikan inflasi asal gaji naik tiap tahun)
Dana darurat: Rp 4.700.000 (pastikan instrumen penempatannya likuid).
Jangan lupa buat mengambil asuransi jiwa. Sekalipun kamu belum berkeluarga, uang pertanggungan asuransi nantinya bermanfaat dan membantu kedua orang tuamu ataupun saudara-saudarimu.


Sumber :
https://lifepal.co.id/media/tabungan-hari-tua-pengertian-dan-cara-siapkannya/

Wednesday, February 26, 2020

Gaya Hidup Milenial Bikin Susah Menabung

Jebakan Gaya Hidup Ini Bikin Milenial Kehilangan Tabungan Usia Produktif

Saat ini, banyak anak muda masih minim pengalaman, tetapi dibayar mahal oleh perusahaan karena keahliannya. Namun, banyak juga yang kehilangan tabungan di usia produktif.

Padahal, gaji besar akan memberikan keleluasaan untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya, kebutuhan gaya hidup, hingga menyiapkan kebutuhan masa depan lebih mapan dengan tabungan yang banyak.

Akan tetapi, dengan mendapatkan penghasilan dan keleluasaan finansial juga memberikan ancaman yakni lupa diri untuk mengontrol keuangan secara bijak.

Bahkan, jika tidak hati-hati dan bijak mengelola keuangan meski berpenghasilan besar, maka akan menimbulkan masalah. Seperti merasa kekurangan penghasilan, dan memiliki utang, dan masalah finansial lainnya.

Memiliki gaji besar, tetapi rekening tabungan kecil, investasi gak punya, asuransi juga gak punya, inilah menjadi titik paling penuh tantangan bagi milenial.

Padahal, dengan gaji double digit seharusnya memiliki kemampuan cukup untuk menyiapkan masa depan, dan menyimpan aset dengan baik.

Generasi millenial lahir di zaman dengan akses yang mudah ke lembaga keuangan. Milenial adalah generasi pertama yang tumbuh dengan komputer dan internet, akan lebih mudah bagi milenial memelajari sektor keuangan dengan cepat dan menerapkannya dalam kehidupan.

Untuk  berinvestasi, milenial cukup mengakses segala hal yang dibutuhkannya melalui internet di gadget mereka.

Buat yang memiliki gaji besar tapi gak punya tabungan, investasi, dan asuransi sebaiknya menghindari jebakan gaya hidup yang menyebabkan menjadi lebih boros dan membahayakan finansial.


1. Hobi Nongkrong

Memiliki hobi nongkrong untuk menghabiskan waktu sepulang kerja atau saat akhir pekan semakin populer, terlebih dengan adanya era sosial media banyak orang terus mencari perhatian untuk di-posting dalam media sosialnya.

Biasa disebut dengan hangout atau nongkrong di tempat-tempat hits dan kekinian seperti coffee shop, kafe, hingga mal membuat seseorang gak sadar bahwa pengeluaran untuk kebutuhan tersebut tidaklah kecil apalagi dengan intensitas yang tinggi.

Kebutuhan hangout untuk bertemu teman-teman, berkumpul bersama kerabat, mengisi waktu saat akhir pekan memang sudah menjadi salah satu kebutuhan penting sebagai makhluk sosial.

Namun, demikian sebaiknya perlu melakukan kontrol dan membuat batasan anggaran agar tidak berlebihan.

Jika dengan ilustrasi sekali hangout bisa menghabiskan dana Rp 250 ribu, dan dilakukan rutin setiap akhir pekan, maka dalam satu bulan akan memakan biaya Rp 1 juta, dan selama satu tahun akan mencapai Rp 12 juta per tahun.

Bukan jumlah yang sedikit jika dana tersebut disiapkan untuk masa depan, mulai dari investasi, menabung, dan memproteksi diri dengan asuransi.

Bahkan, jika melebihi bujet Rp 250 ribu sekali hangout, maka akan ada dana yang lebih besar lagi terbuang percuma hanya untuk sekadar ngopi-ngopi, dan nongkrong di kafe saja.

Untuk menghindari hal ini sebaiknya buat batasan atau bujet anggaran untuk hangout per pekan hanya Rp 100 ribu saja.


2. Gadget

Generasi milenial saat ini sangat dekat dengan gadget. Pasalnya, generasi yang berusia 20 sampai 35 tahun ini memiliki akses informasi luas dan hobi berselancar di internet.

Dengan habit atau kebiasaan tersebut, memiliki gadget yang paling canggih dan keluaran terbaru, serta brand ternama jadi hal yang diinginkan banyak generasi muda. Bahkan, ada juga yang rela berutang atau pinjaman demi membeli gadget terbaru.

Jika tak ingin terjebak dalam hal ini, yang harus diutamakan sebelum memiliki gadget adalah sesuaikan kebutuhan dan fungsi atau manfaat gadget itu dengan pekerjaan. Bukan hanya mengutamakan gengsi ataupun demi gaya-gayan semata.


3. Belanja Online

Fenomena belanja online saat ini semakin populer, harga yang murah, banyak promosinya, hingga gratis ongkos kirim jadi daya tarik bagi banyak orang untuk berbelanja online.

Bahkan, banyak orang yang gak sadar kalau belanja online bisa membuatnya tidak memiliki tabungan atau dana lebih yang bisa diinvestasikan.

Namun, bila memang kebiasaan belanja online bisa mengganggu keuangan setiap bulan, maka  diperlukan tindakan atau menghapus aplikasi marketplace.

Ini bisa dilakukan agar aktivitas  melihat-lihat toko online hingga promo-promo yang digencarkan marketplace dapat berkurang intensitasnya.

Selain itu, banyaknya metode pembayaran yang disediakan situs belanja online, seperti digital payment, internet banking, e-money, dan e-wallet membuat banyak orang gak

sadar memakai uangnya untuk beli pakaian atau barang yang hanya mengutamakan  keinginan dan bersifat konsumtif.

Jika diasumsikan setiap bulan menghabiskan dana untuk belanja online Rp 1 juta, maka dalam setahun sudah mencapai Rp 12 juta, dengan dana Rp 1 juta per bulan padahal bisa digunakan untuk beli logam mulia setiap bulan satu gram, atau membeli saham, dan produk asuransi.

Dampaknya malah lebih baik, memiliki investasi buat masa depan, dan memproteksi diri dengan asuransi.


4. Liburan

Kebutuhan liburan ini memang penting buat me-refresh pikiran ataupun rehat sejenak dari segala aktivitas. Akan tetapi, dengan tingginya fenomena media sosial saat ini banyak generasi milenial yang saling adu gengsi untuk kebutuhan traveling.

Semakin jauh destinasi yang dituju, dan semakin keren foto destinasi yang didatangi, maka milenial akan semakin bangga akan prestasi liburannya.

Padahal, dengan mengutamakan adu gengsi di media sosial dalam hal liburan bisa membuat jebol kantong setiap bulan atau setiap tahunnya.

Meski liburan merupakan kebutuhan, cara bijak dalam mengontrolnya ialah membuat perencanaan yang baik untuk menyiapkan biaya traveling. Ini bisa juga dilakukan dengan membuat rekening tabungan terpisah untuk biaya liburan.

Jika dalam satu kali liburan membutuhkan biaya kurang lebih Rp 2 juta setiap tiga bulan sekali, dalam satu tahun bisa menghabiskan dana Rp 8 juta.

Kondisi sosial ekonomi juga turut menyebabkan gaya hidup anak muda di Jakarta konsumtif. Namun tak  berarti sama dengan mereka yang sosial ekonominya berlebihan. Sekarang dengan kemudahan yang diberikan dengan cicilan, yang gak punya uang pun bisa gaya.

Faktor lain yang juga mempengaruhi adalah informasi yang didapat dengan cepat melalui media online, akibat adanya teknologi yang semakin maju.

Orang dapat dengan mudah mendapatkan informasi, dan dengan  mudah melalukan transaksi dengan cepat dan supermudah.

Dorongan menjadi konsumtif terjadi karena dua hal, internal dan eksternal. Dari internal, kehidupan dan cara hidup yang mereka lihat di dalam keluarga.

Sementara itu, faktor  eksternalnya pergaulan dan kemajuan teknologi yang dengan mudah dapat diakses dan adu gengsi di media sosial.


Sumber :
https://lifepal.co.id/media/jebakan-gaya-hidup-ini-bikin-milenial-kehilangan-tabungan-usia-produktif/

Wednesday, February 12, 2020

Tips Keuangan buat Generasi Milenial

11 Des 2019, 06:00 WIB

Jakarta Generasi milenial memiliki posisi yang baik untuk menghasilkan kekayaan pada tahun-tahun mendatang. Meski para generasi muda harus benar-benar mulai mempersiapkan diri sejak dari sekarang.

Sebuah studi baru-baru ini menunjukkan, generasi milenium akan melihat kekayaannya tumbuh lima kali lipat pada tahun-tahun mendatang. Kemudian mewarisi USD 68 triliun kekayaan pada dekade berikutnya.

Namun untuk menggapai itu generasi milenial harus tetap memiliki usaha. Berikut pandangan yang lebih dalam tentang hal yang bisa dilakukan para milenial untuk mengatur panggung bagi masa depan keuangan menjadi lebih baik dibandingkan para orang tua dan kakek-nenek mereka.


Simak 6 tips keuangan untuk generasi milenial seperti mengutip thestreet.com:

1. Periksa Status atau Skor Kredit
Generasi milenial akan membutuhkan skor kredit yang baik untuk melakukan hal-hal yang diperlukan untuk menumbuhkan kekayaan. Seperti membeli rumah, mendapatkan kartu kredit dan pinjaman yang bagus, serta mendapatkan pekerjaan yang baik.

2. Ketahui Rasio Utang Terhadap Penghasilan
Mengetahui berapa banyak uang yang masuk dan berapa banyak yang keluar adalah hal terpenting untuk kesehatan keuangan pribadi Anda. Sederhananya, siapkan uang untuk membayar pengeluaran.

Setelah Anda tahu mengalkulasikan utang versus pendapatan, kemudian dapat mengambil langkah selanjutnya. Gunakan aplikasi seluler yang bagus untuk melacak utang agar lebih mudah dan efisien mengelola rasio utang terhadap pendapatan secara teratur.

3. Bangun Anggaran Rumah Tangga
Setiap bisnis yang sukses pasti memiliki anggaran dan setiap rumah tangga juga pasti membutuhkan anggaran. Anggaran adalah buku besar pemeriksaan dan saldo keuangan.

Seperti seberapa banyak uang yang diperuntukkan bagi kebutuhan rumah seperti tagihan, belanjaan, kuliah, perjalanan dan hiburan hingga biaya kesehatan.

Untuk membangun pengelolaan anggaran yang sehat, perkirakan pendapatan dan pengeluaran rutin Anda. Idealnya setiap bulan, karena saat itulah sebagian besar tagihan dibayarkan.

Beri perhatian khusus terhadap pengeluaran rumah tangga Anda. Cari cara terbaik untuk mengendalikan pengeluaran-pengeluaran itu.

4. Bangun Dana Darurat
Ya, saat ini Anda masih muda dan sehat. Namun tetap perlu mempersipakan diri bila suatu saat kehilangan pekerjaan, sakit atau cedera, perbaikan kendaraan atau rumah atau menghadapi bisnis kecil yang gagal. Hal-hal tersebut dapat menempatkan Anda dalam bahaya keuangan di masa yang datang (bila itu terjadi).

Di situlah dana darurat dapat membantu. Memiliki gaji dan penghasilan setara dengan tiga bulan (enam bulan akan lebih baik dari nilai ideal setahun) akan membantu Anda bertahan dalam kesulitan keuangan jangka pendek.

Mulailah membangun dana darurat dengan memotong (setidaknya) 10 persen dari pendapatan bulanan Anda dan mengalihkannya ke rekening tabungan.

5. Berinvestasi untuk Jangka Panjang
Penelitian demi penelitian menunjukkan bahwa semakin cepat Anda mulai menabung semakin banyak uang yang akan terkumpul di masa pensiun.

Tidak ada alasan Anda tidak dapat meningkatkan investasi bulanan Anda seiring bertambahnya usia dan semakin sukses secara finansial dalam karier. Lakukan itu dan saksikan dana tabungan Anda tumbuh lebih besar.

6. Menyewa Penasihat Keuangan
Seorang penasihat keuangan yang baik dapat membantu Anda dengan semua yang tercantum di atas, dan juga memandu Anda melalui titik-titik keuangan potensial.

Titik dimaksud seperti menikah dan memiliki keluarga, menabung untuk kuliah, membeli asuransi kesehatan dan jiwa yang tepat, membeli rumah , dan mengurangi beban pajak Anda setiap 15 April, di antara masalah keuangan seumur hidup lainnya.

Dengan menggunakan kiat-kiat yang tercantum di atas, Anda akan menyiapkan panggung untuk kehidupan finansial yang terkelola dengan baik bagi diri sendiri dan orang yang Anda cintai sekarang hingga 50 tahun dari sekarang.


Sumber :
https://www.liputan6.com/bisnis/read/4130881/tips-keuangan-buat-generasi-milenial

Tuesday, February 11, 2020

Cara Mengatur Gaji Bulanan Supaya Tabungan Selalu Penuh

Gimana ya cara mengatur gaji bulanan supaya selalu tersisa uang buat ditabung? Cukup banyak orang yang hingga saat ini masih sulit memiliki tabungan.

Selalu ada aja alasan kenapa sulit menyisihkan sebagian kecil dari penghasilan buat ditabung. Padahal, menabung itu faktanya menjadi salah satu faktor penting dalam menjaga kondisi keuangan stabil dan menghindarkan diri dari masalah keuangan.

Usut punya usut, kesulitan banyak orang buat menabung diakibatkan penghasilan bulanan yang telah habis sebelum waktu gajian tiba. Jangankan sebelum waktu gajian tiba, ada lho yang gak sampai dua minggu saldo rekeningnya telah menipis. Apa gak miris tuh?

Itulah kenapa perencanaan keuangan itu penting dan berperan dalam menghindarkan kita dari masalah keuangan, termasuk menghindarkan dari jeratan utang.  Nah, gimana cara mengatur gaji bulanan yang efektif tanpa perlu menggunakan hitung-hitungan yang rumit? Berikut ini cara-caranya.

1. Mulailah dengan menyusun bujet dengan rumus 50/30/20
Cara mengatur gaji bulanan yang tepat dimulai dengan menyusun bujet terlebih dahulu. Sekalipun udah mengetahui betapa pentingnya memiliki bujet, ada aja lho orang-orang yang gak memiliki bujet dengan alasan gak mau ribet dengan hitung-hitungan.

Sebenarnya, ada rumus menyusun bujet yang simpel dan mudah diaplikasikan, yaitu rumus 50/30/20. Apa itu rumus 50/30/20?

Rumus 50/30/20 adalah rumus pembagian penghasilan ke tiga bagian, yaitu 50 persen buat kebutuhan sehari-hari, 30 persen buat diri sendiri (termasuk kredit ataupun hiburan), dan 20 persen buat tabungan dan investasi.

2. Ada utang jangka pendek? Prioritaskan buat segera dilunasi
Dari rumus 50/30/20 di atas, kamu memiliki pos alokasi pengeluaran sebesar 30 persen dari penghasilan buat membayar kredit atau cicilan. Gunakan pos tersebut buat melunasi utang ataupun cicilan yang masih ada.

Tetapkan pembayaran cicilan atau utang sebagai prioritas dalam pengaturan keuangan. Memiliki utang itu pada dasarnya gak salah selama bisa dikelola dengan baik.

Menetapkan pembayaran utang sebagai prioritas menjadi langkah yang tepat dalam cara mengatur keuangan yang baik.

3. Batasi pengeluaran dan tahan diri buat gak menggunakan sisa penghasilan
Penerapan rumus 50/30/20 secara disiplin membuat kamu memiliki sisa penghasilan sebesar 20 persen tiap bulannya. Sisa penghasilan 20 persen ini seperti dikemukakan di atas berfungsi sebagai dana tabungan ataupun investasi.

Nah, tiap bulannya kamu punya dana tabungan, bukan? Gak cukup sampai di situ lho. Godaan belanja kadang bisa bikin kamu khilaf lalu memakai dana tabungan yang ada.

Di sinilah kamu harus bisa menahan diri dengan mengatakan, “‘Kalau gak menabung, nantinya bisa jatuh miskin.” Pokoknya, tanamkan dalam pikiranmu kata-kata menakutkan sehingga kamu enggan membelanjakan dana tabungan.

4. Lacaklah pengeluaran dengan memasukkannya ke daftar pengeluaran
Uang yang kamu habiskan sebagai pengeluaran sebaiknya dicatat dalam daftar pengeluaran agar nantinya bisa dilacak. Kamu bakal bingung dalam menentukan sampai di mana batas pengeluaranmu kalau gak punya daftar pengeluaran.

Perbarui selalu daftar pengeluaran tersebut tiap kali kamu belanja. Lebih baik lagi kalau kamu menyertakan pula bukti belanja.

5. Kalau pun harus kredit, hindari membayar cicilan lebih dari 30 persen tiap bulannya
Membayar dengan cara kredit gak melulu harus dihindari. Ada kalanya kamu mau gak mau membayar apa yang kamu belanjakan secara kredit. Namun, pastikan pembayaran kredit tiap bulannya gak melebihi batas.

Berdasarkan rumus 50/30/20, alokasi buat pembayaran kredit sebesar 30 persen dari gaji. Itu berarti batas kamu dalam membayar cicilan sebesar 30 persen dari gaji. Lebih dari itu bisa membahayakan kondisi keuangan.

Cara mengatur gaji bulanan yang telah dijelaskan di atas bisa aja gak berguna kalau gak dijalankan dengan disiplin. Kunci keberhasilan perencanaan keuangan adalah kedisiplinan. Dengan disiplin, tujuan-tujuan keuangan yang kamu buat bisa terwujud.


Sumber :
https://lifepal.co.id/media/deretan-cara-mengatur-gaji-bulanan-supaya-tabungan-selalu-penuh/

7 Cara Mengatur Keuangan Agar Hidup Bebas Was-Was

Anda pasti tidak mau dikatakan besar pasak daripada tiang. Namun kenyataannya, mengapa akhir bulan terasa berat karena kantong makin tipis? Bisa jadi masalahnya bukan pada gaji Anda, tetapi apakah cara Anda mengatur keuangan sudah tepat?

Agar bulan depan Anda tidak keteteran dan bebas was-was, mari simak 7 tips mengatur keuangan yang meliputi: budgeting, menabung, membayar tagihan tepat waktu, bijak menggunakan kartu kredit, merencanakan belanja bulanan, membuat dua rekening tabungan dan memanfaatkan promo.

Cara Mengatur Keuangan
Demi keuangan yang lebih terkontrol, Anda bisa mengatur keuangan Anda dengan 4 langkah berikut:

Budgeting
Langkah pertama untuk mengatur keuangan adalah dengan budgeting atau membuat perencanaan anggaran yang matang untuk mengetahui apakah lalu lintas keuangan Anda selama ini sehat atau tidak. Anda bisa mencatatnya secara manual di buku, atau dengan bantuan aplikasi pengatur keuangan, atau menggunakan budget calculator seperti yang tertera pada mappingyourfuture.org berikut.

Pertama, pahami dulu berapa jumlah pendapatan Anda setiap bulannya. Setelah itu, catat pengeluaran rutin Anda seperti cicilan mobil, cicilan rumah, bayaran sekolah, listrik, air, transportasi, asuransi dan sebagainya. Jika sudah, tetapkan pula budget konsumsi dan hiburan per bulan.

Lihatlah berapa jumlah uang sisa per bulan. Kalikan selama 1 tahun. Apakah jumlahnya cukup memuaskan? Bila belum, atur kembali anggaran Anda. Apakah ada anggaran yang bisa dipotong dan diminimalkan jumlahnya? Pertimbangkan pula untuk mencari celah menambah pendapatan dengan usaha lain.


Jangan lupa menabung!
Berapa pun gaji Anda, sisihkan minimal 10% untuk ditabung. Bila sulit mencapai presentase tersebut, pertimbangkan untuk mengurangi budget hiburan seperti menghemat jatah jajan di mal, mengganti paket televisi berlangganan dengan harga yang lebih murah, mengurangi belanja baju atau alih-alih memesan makanan di luar, Anda bisa berhemat dengan memasak makanan sendiri di rumah. Lebih sehat dan ekonomis juga, ya.

Sebab, tabungan ini tak hanya berguna sebagai dana talangan untuk kebutuhan mendesak, lebih dari itu dapat digunakan sebagai tabungan jangka panjang seperti dana pensiun. Banyak jenis tabungan atau investasi yang ditawarkan seperti menabung dalam bentuk logam mulia, reksa dana, saham dan lainnya. Pilihlah yang paling sesuai dan nyaman untuk Anda.

Bayar tagihan tepat waktu
Jangan berlama-lama menunda pembayaran tagihan Anda. Bayarlah sesaat setelah tagihan datang atau jangan sampai waktu jatuh tempo. Membayar tepat waktu tentu memberi keuntungan, diantaranya Anda terbebas dari biaya denda telat bayar.

Selain itu, hidup pun jadi lebih tenang karena bebas dari drama penagih hutang. Yang paling penting, Anda tidak masuk blacklist Bank Indonesia karena kredit macet. Dan bila di kemudian hari Anda mengajukan kredit lagi, prosesnya pun akan selalu mudah.


Bijak Menggunakan Kartu Kredit
Bila diperlukan, sah-sah saja menggunakan kartu kredit tapi Anda harus bijak menggunakannya. Anda bisa memanfaatkannya saat ada promo yang menguntungkan, namun jangan berlebihan. Ukurlah dengan kemampuan Anda membayar di bulan berikutnya. Bila terasa memberatkan, ada baiknya jangan berbelanja karena tergoda promo.

Hal lain yang harus diperhatikan adalah saat tagihan kartu kredit Anda datang setiap bulan, ada baiknya Anda membayar lunas dan bukan jumlah minimal. Dengan begitu, Anda tidak perlu membayar bunganya. Hindari pula mengambil uang tunai menggunakan kartu kredit Anda, karena setiap kartu kredit menetapkan suku bunga yang tinggi sekitar 2.25% per bulan.

Belum lagi, Anda dibebankan biaya penarikan tunai sebesar minimal Rp40.000 sampai Rp50.000 atau 4% dari jumlah penarikan. Dan bila Anda tak segera melunasinya di bulan pertama, jumlah hutang Anda akan semakin bertambah dengan bunga yang dibebankan.

Mengatur keuangan rumah tangga memang cukup menantang. Seringkali Anda sudah menetapkan budget untuk kebutuhan rumah tangga di awal bulan. Namun sebulan belum berakhir, uang sudah menipis. Salahnya dimana ya? Rasanya hanya membeli sayur-sayuran dan bahan makanan lain, kok habis ya?

Rencanakan Belanja Bulanan Dan Catat Setiap Pengeluaran
Di awal bulan, Anda bisa mencatat keperluan apa saja yang harus Anda beli. Buat estimasi anggaran yang akan dikeluarkan. Setelah semua kebutuhan dibeli, hitung ulang total pengeluaran dan catat dalam buku atau aplikasi pengatur keuangan yang Anda gunakan.

Bila di tengah bulan Anda perlu membeli keperluan tambahan, jangan lupa untuk selalu mencatatnya. Cara sederhana ini bisa mengontrol pengeluaran dan mengerem keinginan untuk berbelanja berlebihan, terutama bila jumlah saldo semakin menipis. Selain itu, dengan mencatat setiap pengeluaran pun Anda tidak penasaran lagi kemana saja uang menguap selama ini.

Membuat 2 rekening tabungan
Penting pula untuk membedakan antara rekening belanja dan rekening tabungan. Karena bila dijadikan satu, seringkali tidak sengaja kita membelanjakan uang tabungan. Begitu akhir bulan tiba, Anda sudah tidak memiliki uang untuk ditabung.

Untuk itu, di awal bulan selalu transfer uang tabungan ke rekening tabungan dan jangan diganggu gugat lagi. Untuk keperluan sehari-hari, gunakan rekening belanja Anda. Kalau pun uang dalam rekening ini habis, Anda tidak was-was karena Anda sudah berhasil menabung di awal bulan.

Manfaatkan Promo
Siapa yang tak suka promo? Bila memang menguntungkan, Anda bisa memanfaatkan promo dan voucher potongan harga agar belanja bulanan Anda lebih hemat. Cek supermarket tempat Anda biasa berbelanja, kartu apa saja yang memberi potongan dan pelajari promo menarik apa saja yang ditawarkan.

Bila perlu, Anda bisa menggunakan uang elektronik yang memberikan penawaran cashback. Dengan bijak memanfaatkan promo, Anda bisa berhemat saat berbelanja. Namun, ini bukan berarti Anda bisa berbelanja lebih banyak, ya. Disiplinlah dengan membeli apa yang Anda butuhkan dan sudah direncanakan saja. Sisa uang belanjanya, bisa langsung Anda masukan ke rekening tabungan.

Nah, dengan bijak mengatur keuangan, Anda jadi tak was-was lagi kehabisan uang di akhir bulan dan bisa tidur nyenyak karena memiliki dana darurat untuk masa-masa genting.


Sumber :
https://www.rumah.com/panduan-properti/7-cara-mengatur-keuangan-agar-hidup-bebas-was-was-17080

Monday, January 6, 2020

Rekor Harga Emas Rp 783.000/Gram

Harga Emas Sentuh Rekor Lagi, Dijual Rp 783.000/Gram

Logam mulia atau emas batangan milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) hari ini dijual Rp 783.000/gram. Harga itu naik Rp 9.000 dari posisi sebelumnya.

Demikian dikutip detikcom dari situs perdagangan Logam Mulia Antam, Senin (6/1/2020). Harga tersebut tercatat yang paling tinggi sejak awal tahun.

Sementara harga buyback atau pembelian kembali emas Antam hari ini naik Rp 7.000 ke level Rp 700.000/gram. Harga buyback ini berarti, jika Anda ingin menjual emas, maka Antam akan membelinya dengan harga tersebut.

Harga emas batangan tersebut sudah termasuk PPh 22 sebesar 0,9%. Bila ingin mendapatkan potongan pajak lebih rendah, yaitu sebesar 0,45% maka bawa NPWP saat transaksi.

Berikut rincian harga emas Antam hari ini:
Pecahan 1 gram Rp 783.000
Pecahan 5 gram Rp 3.650.000
Pecahan 10 gram Rp 7.315.000
Pecahan 25 gram Rp 18.180.000
Pecahan 50 gram Rp 36.285.000
Pecahan 100 gram Rp 71.700.000
Pecahan 250 gram Rp 175.250.000
Pecahan 500 gram Rp 366.300.000


Sumber :
https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-4847751/harga-emas-sentuh-rekor-lagi-dijual-rp-783000gram

Sunday, January 5, 2020

Manajemen Finansial yang Bikin Tekor

Jangan Sampai Terulang! Manajemen Finansial Seperti Ini Bikin Kamu Tekor Sepanjang Tahun

Kesalahan manajemen finansial yang sering orang lakukan setiap tahunnya adalah menggabungkan antara uang pribadi dan usaha.

Perihal mengatur manajemen finansial adalah hal yang bisa dikatakan susah-susah gampang untuk dilakukan. Sebab untuk melaksanakannya membutuhkan ketekunan dan tekad yang bulat dari diri sendiri. Kalau gak upaya tersebut akan berbuah sia-sia.

Bagi orang indonesia, kebiasaan untuk mengelola finansial secara benar dan tepat mungkin masih terbilang minim. Itu bisa dilihat dari literasi keuangan yang relatif rendah jika dibandingkan negara lainnya seperti di Singapura dan Jepang.

Gak aneh mangkanya belakangan ini kita sering mendengar kasus pinjaman uang online dimana nasabah gak mampu membayar utangnya. Dimana ujung-ujungnya harus menggunakan debt collector untuk membayar secara paksa.

Bukan cuma mengintimidasi secara fisik, hal itu juga bisa menunda kamu untuk menjadi orang yang sukses kedepannya lho!

Nah daripada berlama-lama lagi mending kita simak langsung aja yuk kesalahan manajemen finansial yang harus kamu hindari di tahun ini, melansir dari Finance Monthly.

1. Selalu menghindari asuransi
Investasi itu ada berbagai jenis gak hanya melulu soal saham, emas dan juga properti. Salah satu jenis lainnya yang gak kalah penting adalah asuransi.

Meski uang yang harus kamu bayarkan jumlahnya banyak bisa sampai jutaan rupiah per bulan, asuransi bisa mengcover biaya gak terduga yang harus dikeluarkan di waktu tertentu seperti saat mengalami kecelakaan ataupun menderita penyakit serius.

Oleh karena itu ada baiknya untuk memperbaiki manajemen finansial mulai dari menggunakan asuransi kesehatan dan jiwa. Sekarang ini udah banyak kok perusahaan asuransi yang menawarkan berbagai macam polis sesuai dengan kebutuhan pelanggan.


2. Gak menyiapkan dana darurat
Tips atur manajemen finansial berikutnya supaya keuangan tetap stabil adalah dengan menyiapkan dana darurat. Seringkali kita memilih untuk mengalokasikan dana darurat untuk kebutuhan lainnya yang sebetulnya gak penting-penting amat.

Contohnya seperti berbelanja dan menambah anggaran kebutuhan dasar. Padahal dana darurat itu penting jika sewaktu-waktu kamu membutuhkan uang secara mendadak.

Skenario terburuk dari kesalahan ini adalah dengan meminjam uang ke pihak lain yang bisa menimbulkan kerugian lebih besar.


3. Telat bayar kredit dan utang
Siapa dari kamu yang suka telat bayar utang dan kewajiban bulanan? Kalau kebiasaan buruk tersebut masih terjadi sampai sekarang sebaiknya segera diubah karena bisa berdampak buruk ke isi dompet kamu.

Telat membayar kartu kredit biasanya akan menimbulkan bunga yang jumlahnya variatif, begitupun dengan abonemen telepon dan listrik bulanan. Ada biaya tambahan yang harus kamu bayarkan lebih sebagai denda.

Bila terus-terusan dibiarkan kamu bakal mengalami kerugian yang jumlahnya cukup banyak lho! Biasakan untuk membayar kebutuhan tepat pada waktunya agar manajemen finansial bisa sehat.


4. Gaya hidup yang melebihi pendapatan
Permasalahan seperti ini sering dialami oleh masyarakat metropolitan yang sulit mengendalikan arus uang karena bergaul dengan teman yang suka  ‘hedon’.

Alangkah baiknya kamu mengontrol pembelian yang kurang perlu seperti berbelanja dan mengevaluasi ulang biaya-biaya apa yang bisa ditekan setiap bulannya supaya gak membebani pendapatan bulanan.


5. Menggabungkan antara rekening pribadi dan usaha
Sebagian dari kamu mungkin ada yang bekerja sekaligus memiliki usaha sampingan untuk mendapatkan pemasukan lebih. Salah satu kesalahan yang rutin dilakukan adalah menggabungkan antara uang pribadi dan usaha.

Risiko yang bisa terjadi bila kamu gak memisahkan kedua hal ini adalah sulit menabung dan jika ada kebutuhan mendadak susah membedakan mana yang dialokasikan untuk pribadi serta menjalankan usaha.


Nah itulah 5 kesalahan manajemen finansial yang sering dialami oleh masyarakat setiap tahunnya. Sehubungan dengan momen tahun baru yang masih fresh , ada baiknya kamu mengubah kebiasaan buruk di atas ya!


Sumber :
https://www.moneysmart.id/kesalahan-manajemen-finansial-yang-harus-dihindari/

Saturday, January 4, 2020

Menabung Separuh dari Gaji

Supaya Bisa Menabung Separuh dari Gaji, Ikuti 7 Trik Mudah Ini!

Gak sedikit orang beranggapan, kalau ingin menabung tidak perlu mengikuti tips menabung karena hanya sekadar teori. Padahal, nyatanya masih banyak orang yang kerap gagal menyisihkan uang setiap bulan dialokasikan ke tabungan.

Berbagai alasan dilontarkan, mulai dari kebutuhan hidup yang semakin banyak hingga penghasilan yang masih pas-pasan.

Padahal, berapapun pendapatan yang kamu peroleh, kamu tetap harus menyisihkan untuk di tabung. Tujuannya adalah, demi masa depan yang lebih baik dan dapat mencapai kebebasan finansial.

Sayangnya, gaya hidup kerap membuat banyak orang menjadi kesulitan untuk menabung. Bisa menyisihkan uang setiap bulan aja udah bagus, jadi gak muluk-muluk kok bisa menabung setengah dari gaji. Meski terdengar sulit, bukan berarti gak bisa dilakukan.

Penasaran bagaimana tips menabung setengah dari gaji demi hidup nyaman di masa tua? Berikut, tujuh di antaranya:

1. Usai terima uang gaji, jangan langsung merasa kaya
Hayo, siapa di sini yang langsung merasa kaya sehabis gajian? Seperti langsung bergegas pergi ke mal buat beli baju, makan, hingga ngopi. Dalam sehari, bisa-bisa kamu menghabiskan uang hingga Rp 1 juta.

Supaya tujuan menabung setengah gaji berjalan lancar, mulai sekarang hapus perasaan itu dan biasakan langsung memasukkan setengah gaji kamu ke dalam rekening tabungan sebelum tergoda membeli ini itu.


2. Target diri sendiri, cuma boleh keluar uang Rp 200 ribu selama satu minggu
Tips menabung selanjutnya adalah, menargetkan diri sendiri. Gimana maksudnya? Ya, kamu memang perlu memberi target pada diri sendiri untuk mengerem keinginan, terutama dalam hal belanja konsumtif.

Salah satu caranya, dengan mematok pengeluaran hanya sebesar Rp 200 ribu selama satu minggu di luar transportasi ke kantor ya! Jadi, gimana pintar-pintarnya kamu mengelola pengeluaran setiap harinya.


3. Punya rekening khusus tabungan yang gak bisa ditarik
Memiliki dua rekening tabungan yang berbeda itu sebenarnya menjadi salah satu cara mudah untuk mengatur keuangan. Jadi, satu rekening untuk operasional kamu, dan satunya lagi memang dikhususkan untuk menabung.

Agar target menabung tercapai, sebaiknya pilih rekening tabungan yang gak bisa ditarik. Salah satunya, tabungan berjangka yang menjadi program perbankan.

Selain gak terpotong biaya administrasi, kamu justru malah mendapatkan bunga. Jadi, semakin banyak deh uang yang kamu tabung.


4. Bawa bekal makanan biar irit
Biaya uang yang biasa kamu keluarkan untuk makan siang? Kisaran Rp 20 ribu hingga Rp 30 ribu untuk sekali makan. Belum lagi kalau lembur, kamu harus mengeluarkan uang lagi membeli makanan untuk sore hari.

Anggaplah, dalam sehari kamu menghabiskan Rp 50 ribu untuk membeli makanan. Berarti dalam satu tahun kamu akan menggelontorkan uang sekitar Rp 50 ribu x 22 hari yaitu Rp 1,1 juta.

Biar lebih hemat. Kamu bisa membawa bekal ke kantor untuk makan siang dan juga camilan di sore hari. Dengan begitu, uangmu akan aman karena gak tergoda untuk jajan.


5. Beli paket data sedikit aja, selalu manfaatkan WIFI
Berapa uang yang biasa kamu keluarkan untuk membeli paket data internet setiap bulan? Rp 200 ribu dengan kuota 20 hingga 30 GB?

Mulai sekarang, lebih baik kamu mengurangi pembelian paket data dengan memilih yang lebih sedikit. Jadi, belilah kuota yang sewajarnya aja, dan manfaatkan WIFI yang ada terutama untuk melakukan hal yang akan memakan banyak kuota.

Misalnya, untuk update atau download aplikasi hingga menunggah foto di sosial media. Percaya deh, sepele memang, tapi cara itu bisa bikin kamu hemat tiap bulan.


6. Bawa uang tunai dalam pecahan kecil di dompet dan gak usah bawa debit atau credit card
Yang kerap membuat orang kebablasan mengeluarkan uang adalah, karena melihat ada banyak uang di dompet atau aman karena ada debit dan credit card.

Jadi, saat ada promo cicilan 0 persen bisa langsung tergoda tuh menggesek kartu kredit atau beli barang ini itu karena banyak uang cash. Ujung-ujungnya gigit jari, karena uang habis dan tagihan kartu kredit meledak.

Karena itu, sebaiknya biasakan untuk membawa yang yang secukupnya aja di dompet dan tinggalkan kartu debit atau credit card di rumah.

Langkah itu akan membuatmu tak tergoda untuk membeli barang yang gak perlu. Apalagi, jika kamu akan pergi ke tempat-tempat yang akan membuatmu tergoda untuk belanja.


7. Boleh beli camilan, tapi yang bikin kenyang
Di sore hari sekitar jam 15.00 atau 16.00 biasanya perut udah mulai lapar, dan camilan jadi pilihan paling tepat karena kalau makan berat terlalu mengenyangkan.

Boleh aja sih beli camilan, tapi daripada hanya membeli snack seperti Chiki, sebaiknya beli camilan yang benar-benar mengenyangkan seperti biskuit gandum atau crackers. Selain sehat, kamu juga akan lebih hemat.


Itu dia tujuh tips menabung yang bisa kamu lakukan untuk dapat menabung setengah dari gaji.

Mudah banget kan?

Yuk, mulai terapkan hidup sederhana demi hidup enak di masa tua nanti.


Sumber :
https://www.moneysmart.id/tips-menabung-setengah-gaji/

Related Posts