Wednesday, February 26, 2020

Gaya Hidup Milenial Bikin Susah Menabung

Jebakan Gaya Hidup Ini Bikin Milenial Kehilangan Tabungan Usia Produktif

Saat ini, banyak anak muda masih minim pengalaman, tetapi dibayar mahal oleh perusahaan karena keahliannya. Namun, banyak juga yang kehilangan tabungan di usia produktif.

Padahal, gaji besar akan memberikan keleluasaan untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya, kebutuhan gaya hidup, hingga menyiapkan kebutuhan masa depan lebih mapan dengan tabungan yang banyak.

Akan tetapi, dengan mendapatkan penghasilan dan keleluasaan finansial juga memberikan ancaman yakni lupa diri untuk mengontrol keuangan secara bijak.

Bahkan, jika tidak hati-hati dan bijak mengelola keuangan meski berpenghasilan besar, maka akan menimbulkan masalah. Seperti merasa kekurangan penghasilan, dan memiliki utang, dan masalah finansial lainnya.

Memiliki gaji besar, tetapi rekening tabungan kecil, investasi gak punya, asuransi juga gak punya, inilah menjadi titik paling penuh tantangan bagi milenial.

Padahal, dengan gaji double digit seharusnya memiliki kemampuan cukup untuk menyiapkan masa depan, dan menyimpan aset dengan baik.

Generasi millenial lahir di zaman dengan akses yang mudah ke lembaga keuangan. Milenial adalah generasi pertama yang tumbuh dengan komputer dan internet, akan lebih mudah bagi milenial memelajari sektor keuangan dengan cepat dan menerapkannya dalam kehidupan.

Untuk  berinvestasi, milenial cukup mengakses segala hal yang dibutuhkannya melalui internet di gadget mereka.

Buat yang memiliki gaji besar tapi gak punya tabungan, investasi, dan asuransi sebaiknya menghindari jebakan gaya hidup yang menyebabkan menjadi lebih boros dan membahayakan finansial.


1. Hobi Nongkrong

Memiliki hobi nongkrong untuk menghabiskan waktu sepulang kerja atau saat akhir pekan semakin populer, terlebih dengan adanya era sosial media banyak orang terus mencari perhatian untuk di-posting dalam media sosialnya.

Biasa disebut dengan hangout atau nongkrong di tempat-tempat hits dan kekinian seperti coffee shop, kafe, hingga mal membuat seseorang gak sadar bahwa pengeluaran untuk kebutuhan tersebut tidaklah kecil apalagi dengan intensitas yang tinggi.

Kebutuhan hangout untuk bertemu teman-teman, berkumpul bersama kerabat, mengisi waktu saat akhir pekan memang sudah menjadi salah satu kebutuhan penting sebagai makhluk sosial.

Namun, demikian sebaiknya perlu melakukan kontrol dan membuat batasan anggaran agar tidak berlebihan.

Jika dengan ilustrasi sekali hangout bisa menghabiskan dana Rp 250 ribu, dan dilakukan rutin setiap akhir pekan, maka dalam satu bulan akan memakan biaya Rp 1 juta, dan selama satu tahun akan mencapai Rp 12 juta per tahun.

Bukan jumlah yang sedikit jika dana tersebut disiapkan untuk masa depan, mulai dari investasi, menabung, dan memproteksi diri dengan asuransi.

Bahkan, jika melebihi bujet Rp 250 ribu sekali hangout, maka akan ada dana yang lebih besar lagi terbuang percuma hanya untuk sekadar ngopi-ngopi, dan nongkrong di kafe saja.

Untuk menghindari hal ini sebaiknya buat batasan atau bujet anggaran untuk hangout per pekan hanya Rp 100 ribu saja.


2. Gadget

Generasi milenial saat ini sangat dekat dengan gadget. Pasalnya, generasi yang berusia 20 sampai 35 tahun ini memiliki akses informasi luas dan hobi berselancar di internet.

Dengan habit atau kebiasaan tersebut, memiliki gadget yang paling canggih dan keluaran terbaru, serta brand ternama jadi hal yang diinginkan banyak generasi muda. Bahkan, ada juga yang rela berutang atau pinjaman demi membeli gadget terbaru.

Jika tak ingin terjebak dalam hal ini, yang harus diutamakan sebelum memiliki gadget adalah sesuaikan kebutuhan dan fungsi atau manfaat gadget itu dengan pekerjaan. Bukan hanya mengutamakan gengsi ataupun demi gaya-gayan semata.


3. Belanja Online

Fenomena belanja online saat ini semakin populer, harga yang murah, banyak promosinya, hingga gratis ongkos kirim jadi daya tarik bagi banyak orang untuk berbelanja online.

Bahkan, banyak orang yang gak sadar kalau belanja online bisa membuatnya tidak memiliki tabungan atau dana lebih yang bisa diinvestasikan.

Namun, bila memang kebiasaan belanja online bisa mengganggu keuangan setiap bulan, maka  diperlukan tindakan atau menghapus aplikasi marketplace.

Ini bisa dilakukan agar aktivitas  melihat-lihat toko online hingga promo-promo yang digencarkan marketplace dapat berkurang intensitasnya.

Selain itu, banyaknya metode pembayaran yang disediakan situs belanja online, seperti digital payment, internet banking, e-money, dan e-wallet membuat banyak orang gak

sadar memakai uangnya untuk beli pakaian atau barang yang hanya mengutamakan  keinginan dan bersifat konsumtif.

Jika diasumsikan setiap bulan menghabiskan dana untuk belanja online Rp 1 juta, maka dalam setahun sudah mencapai Rp 12 juta, dengan dana Rp 1 juta per bulan padahal bisa digunakan untuk beli logam mulia setiap bulan satu gram, atau membeli saham, dan produk asuransi.

Dampaknya malah lebih baik, memiliki investasi buat masa depan, dan memproteksi diri dengan asuransi.


4. Liburan

Kebutuhan liburan ini memang penting buat me-refresh pikiran ataupun rehat sejenak dari segala aktivitas. Akan tetapi, dengan tingginya fenomena media sosial saat ini banyak generasi milenial yang saling adu gengsi untuk kebutuhan traveling.

Semakin jauh destinasi yang dituju, dan semakin keren foto destinasi yang didatangi, maka milenial akan semakin bangga akan prestasi liburannya.

Padahal, dengan mengutamakan adu gengsi di media sosial dalam hal liburan bisa membuat jebol kantong setiap bulan atau setiap tahunnya.

Meski liburan merupakan kebutuhan, cara bijak dalam mengontrolnya ialah membuat perencanaan yang baik untuk menyiapkan biaya traveling. Ini bisa juga dilakukan dengan membuat rekening tabungan terpisah untuk biaya liburan.

Jika dalam satu kali liburan membutuhkan biaya kurang lebih Rp 2 juta setiap tiga bulan sekali, dalam satu tahun bisa menghabiskan dana Rp 8 juta.

Kondisi sosial ekonomi juga turut menyebabkan gaya hidup anak muda di Jakarta konsumtif. Namun tak  berarti sama dengan mereka yang sosial ekonominya berlebihan. Sekarang dengan kemudahan yang diberikan dengan cicilan, yang gak punya uang pun bisa gaya.

Faktor lain yang juga mempengaruhi adalah informasi yang didapat dengan cepat melalui media online, akibat adanya teknologi yang semakin maju.

Orang dapat dengan mudah mendapatkan informasi, dan dengan  mudah melalukan transaksi dengan cepat dan supermudah.

Dorongan menjadi konsumtif terjadi karena dua hal, internal dan eksternal. Dari internal, kehidupan dan cara hidup yang mereka lihat di dalam keluarga.

Sementara itu, faktor  eksternalnya pergaulan dan kemajuan teknologi yang dengan mudah dapat diakses dan adu gengsi di media sosial.


Sumber :
https://lifepal.co.id/media/jebakan-gaya-hidup-ini-bikin-milenial-kehilangan-tabungan-usia-produktif/

Wednesday, February 12, 2020

Tips Keuangan buat Generasi Milenial

11 Des 2019, 06:00 WIB

Jakarta Generasi milenial memiliki posisi yang baik untuk menghasilkan kekayaan pada tahun-tahun mendatang. Meski para generasi muda harus benar-benar mulai mempersiapkan diri sejak dari sekarang.

Sebuah studi baru-baru ini menunjukkan, generasi milenium akan melihat kekayaannya tumbuh lima kali lipat pada tahun-tahun mendatang. Kemudian mewarisi USD 68 triliun kekayaan pada dekade berikutnya.

Namun untuk menggapai itu generasi milenial harus tetap memiliki usaha. Berikut pandangan yang lebih dalam tentang hal yang bisa dilakukan para milenial untuk mengatur panggung bagi masa depan keuangan menjadi lebih baik dibandingkan para orang tua dan kakek-nenek mereka.


Simak 6 tips keuangan untuk generasi milenial seperti mengutip thestreet.com:

1. Periksa Status atau Skor Kredit
Generasi milenial akan membutuhkan skor kredit yang baik untuk melakukan hal-hal yang diperlukan untuk menumbuhkan kekayaan. Seperti membeli rumah, mendapatkan kartu kredit dan pinjaman yang bagus, serta mendapatkan pekerjaan yang baik.

2. Ketahui Rasio Utang Terhadap Penghasilan
Mengetahui berapa banyak uang yang masuk dan berapa banyak yang keluar adalah hal terpenting untuk kesehatan keuangan pribadi Anda. Sederhananya, siapkan uang untuk membayar pengeluaran.

Setelah Anda tahu mengalkulasikan utang versus pendapatan, kemudian dapat mengambil langkah selanjutnya. Gunakan aplikasi seluler yang bagus untuk melacak utang agar lebih mudah dan efisien mengelola rasio utang terhadap pendapatan secara teratur.

3. Bangun Anggaran Rumah Tangga
Setiap bisnis yang sukses pasti memiliki anggaran dan setiap rumah tangga juga pasti membutuhkan anggaran. Anggaran adalah buku besar pemeriksaan dan saldo keuangan.

Seperti seberapa banyak uang yang diperuntukkan bagi kebutuhan rumah seperti tagihan, belanjaan, kuliah, perjalanan dan hiburan hingga biaya kesehatan.

Untuk membangun pengelolaan anggaran yang sehat, perkirakan pendapatan dan pengeluaran rutin Anda. Idealnya setiap bulan, karena saat itulah sebagian besar tagihan dibayarkan.

Beri perhatian khusus terhadap pengeluaran rumah tangga Anda. Cari cara terbaik untuk mengendalikan pengeluaran-pengeluaran itu.

4. Bangun Dana Darurat
Ya, saat ini Anda masih muda dan sehat. Namun tetap perlu mempersipakan diri bila suatu saat kehilangan pekerjaan, sakit atau cedera, perbaikan kendaraan atau rumah atau menghadapi bisnis kecil yang gagal. Hal-hal tersebut dapat menempatkan Anda dalam bahaya keuangan di masa yang datang (bila itu terjadi).

Di situlah dana darurat dapat membantu. Memiliki gaji dan penghasilan setara dengan tiga bulan (enam bulan akan lebih baik dari nilai ideal setahun) akan membantu Anda bertahan dalam kesulitan keuangan jangka pendek.

Mulailah membangun dana darurat dengan memotong (setidaknya) 10 persen dari pendapatan bulanan Anda dan mengalihkannya ke rekening tabungan.

5. Berinvestasi untuk Jangka Panjang
Penelitian demi penelitian menunjukkan bahwa semakin cepat Anda mulai menabung semakin banyak uang yang akan terkumpul di masa pensiun.

Tidak ada alasan Anda tidak dapat meningkatkan investasi bulanan Anda seiring bertambahnya usia dan semakin sukses secara finansial dalam karier. Lakukan itu dan saksikan dana tabungan Anda tumbuh lebih besar.

6. Menyewa Penasihat Keuangan
Seorang penasihat keuangan yang baik dapat membantu Anda dengan semua yang tercantum di atas, dan juga memandu Anda melalui titik-titik keuangan potensial.

Titik dimaksud seperti menikah dan memiliki keluarga, menabung untuk kuliah, membeli asuransi kesehatan dan jiwa yang tepat, membeli rumah , dan mengurangi beban pajak Anda setiap 15 April, di antara masalah keuangan seumur hidup lainnya.

Dengan menggunakan kiat-kiat yang tercantum di atas, Anda akan menyiapkan panggung untuk kehidupan finansial yang terkelola dengan baik bagi diri sendiri dan orang yang Anda cintai sekarang hingga 50 tahun dari sekarang.


Sumber :
https://www.liputan6.com/bisnis/read/4130881/tips-keuangan-buat-generasi-milenial

Tuesday, February 11, 2020

Cara Mengatur Gaji Bulanan Supaya Tabungan Selalu Penuh

Gimana ya cara mengatur gaji bulanan supaya selalu tersisa uang buat ditabung? Cukup banyak orang yang hingga saat ini masih sulit memiliki tabungan.

Selalu ada aja alasan kenapa sulit menyisihkan sebagian kecil dari penghasilan buat ditabung. Padahal, menabung itu faktanya menjadi salah satu faktor penting dalam menjaga kondisi keuangan stabil dan menghindarkan diri dari masalah keuangan.

Usut punya usut, kesulitan banyak orang buat menabung diakibatkan penghasilan bulanan yang telah habis sebelum waktu gajian tiba. Jangankan sebelum waktu gajian tiba, ada lho yang gak sampai dua minggu saldo rekeningnya telah menipis. Apa gak miris tuh?

Itulah kenapa perencanaan keuangan itu penting dan berperan dalam menghindarkan kita dari masalah keuangan, termasuk menghindarkan dari jeratan utang.  Nah, gimana cara mengatur gaji bulanan yang efektif tanpa perlu menggunakan hitung-hitungan yang rumit? Berikut ini cara-caranya.

1. Mulailah dengan menyusun bujet dengan rumus 50/30/20
Cara mengatur gaji bulanan yang tepat dimulai dengan menyusun bujet terlebih dahulu. Sekalipun udah mengetahui betapa pentingnya memiliki bujet, ada aja lho orang-orang yang gak memiliki bujet dengan alasan gak mau ribet dengan hitung-hitungan.

Sebenarnya, ada rumus menyusun bujet yang simpel dan mudah diaplikasikan, yaitu rumus 50/30/20. Apa itu rumus 50/30/20?

Rumus 50/30/20 adalah rumus pembagian penghasilan ke tiga bagian, yaitu 50 persen buat kebutuhan sehari-hari, 30 persen buat diri sendiri (termasuk kredit ataupun hiburan), dan 20 persen buat tabungan dan investasi.

2. Ada utang jangka pendek? Prioritaskan buat segera dilunasi
Dari rumus 50/30/20 di atas, kamu memiliki pos alokasi pengeluaran sebesar 30 persen dari penghasilan buat membayar kredit atau cicilan. Gunakan pos tersebut buat melunasi utang ataupun cicilan yang masih ada.

Tetapkan pembayaran cicilan atau utang sebagai prioritas dalam pengaturan keuangan. Memiliki utang itu pada dasarnya gak salah selama bisa dikelola dengan baik.

Menetapkan pembayaran utang sebagai prioritas menjadi langkah yang tepat dalam cara mengatur keuangan yang baik.

3. Batasi pengeluaran dan tahan diri buat gak menggunakan sisa penghasilan
Penerapan rumus 50/30/20 secara disiplin membuat kamu memiliki sisa penghasilan sebesar 20 persen tiap bulannya. Sisa penghasilan 20 persen ini seperti dikemukakan di atas berfungsi sebagai dana tabungan ataupun investasi.

Nah, tiap bulannya kamu punya dana tabungan, bukan? Gak cukup sampai di situ lho. Godaan belanja kadang bisa bikin kamu khilaf lalu memakai dana tabungan yang ada.

Di sinilah kamu harus bisa menahan diri dengan mengatakan, “‘Kalau gak menabung, nantinya bisa jatuh miskin.” Pokoknya, tanamkan dalam pikiranmu kata-kata menakutkan sehingga kamu enggan membelanjakan dana tabungan.

4. Lacaklah pengeluaran dengan memasukkannya ke daftar pengeluaran
Uang yang kamu habiskan sebagai pengeluaran sebaiknya dicatat dalam daftar pengeluaran agar nantinya bisa dilacak. Kamu bakal bingung dalam menentukan sampai di mana batas pengeluaranmu kalau gak punya daftar pengeluaran.

Perbarui selalu daftar pengeluaran tersebut tiap kali kamu belanja. Lebih baik lagi kalau kamu menyertakan pula bukti belanja.

5. Kalau pun harus kredit, hindari membayar cicilan lebih dari 30 persen tiap bulannya
Membayar dengan cara kredit gak melulu harus dihindari. Ada kalanya kamu mau gak mau membayar apa yang kamu belanjakan secara kredit. Namun, pastikan pembayaran kredit tiap bulannya gak melebihi batas.

Berdasarkan rumus 50/30/20, alokasi buat pembayaran kredit sebesar 30 persen dari gaji. Itu berarti batas kamu dalam membayar cicilan sebesar 30 persen dari gaji. Lebih dari itu bisa membahayakan kondisi keuangan.

Cara mengatur gaji bulanan yang telah dijelaskan di atas bisa aja gak berguna kalau gak dijalankan dengan disiplin. Kunci keberhasilan perencanaan keuangan adalah kedisiplinan. Dengan disiplin, tujuan-tujuan keuangan yang kamu buat bisa terwujud.


Sumber :
https://lifepal.co.id/media/deretan-cara-mengatur-gaji-bulanan-supaya-tabungan-selalu-penuh/

7 Cara Mengatur Keuangan Agar Hidup Bebas Was-Was

Anda pasti tidak mau dikatakan besar pasak daripada tiang. Namun kenyataannya, mengapa akhir bulan terasa berat karena kantong makin tipis? Bisa jadi masalahnya bukan pada gaji Anda, tetapi apakah cara Anda mengatur keuangan sudah tepat?

Agar bulan depan Anda tidak keteteran dan bebas was-was, mari simak 7 tips mengatur keuangan yang meliputi: budgeting, menabung, membayar tagihan tepat waktu, bijak menggunakan kartu kredit, merencanakan belanja bulanan, membuat dua rekening tabungan dan memanfaatkan promo.

Cara Mengatur Keuangan
Demi keuangan yang lebih terkontrol, Anda bisa mengatur keuangan Anda dengan 4 langkah berikut:

Budgeting
Langkah pertama untuk mengatur keuangan adalah dengan budgeting atau membuat perencanaan anggaran yang matang untuk mengetahui apakah lalu lintas keuangan Anda selama ini sehat atau tidak. Anda bisa mencatatnya secara manual di buku, atau dengan bantuan aplikasi pengatur keuangan, atau menggunakan budget calculator seperti yang tertera pada mappingyourfuture.org berikut.

Pertama, pahami dulu berapa jumlah pendapatan Anda setiap bulannya. Setelah itu, catat pengeluaran rutin Anda seperti cicilan mobil, cicilan rumah, bayaran sekolah, listrik, air, transportasi, asuransi dan sebagainya. Jika sudah, tetapkan pula budget konsumsi dan hiburan per bulan.

Lihatlah berapa jumlah uang sisa per bulan. Kalikan selama 1 tahun. Apakah jumlahnya cukup memuaskan? Bila belum, atur kembali anggaran Anda. Apakah ada anggaran yang bisa dipotong dan diminimalkan jumlahnya? Pertimbangkan pula untuk mencari celah menambah pendapatan dengan usaha lain.


Jangan lupa menabung!
Berapa pun gaji Anda, sisihkan minimal 10% untuk ditabung. Bila sulit mencapai presentase tersebut, pertimbangkan untuk mengurangi budget hiburan seperti menghemat jatah jajan di mal, mengganti paket televisi berlangganan dengan harga yang lebih murah, mengurangi belanja baju atau alih-alih memesan makanan di luar, Anda bisa berhemat dengan memasak makanan sendiri di rumah. Lebih sehat dan ekonomis juga, ya.

Sebab, tabungan ini tak hanya berguna sebagai dana talangan untuk kebutuhan mendesak, lebih dari itu dapat digunakan sebagai tabungan jangka panjang seperti dana pensiun. Banyak jenis tabungan atau investasi yang ditawarkan seperti menabung dalam bentuk logam mulia, reksa dana, saham dan lainnya. Pilihlah yang paling sesuai dan nyaman untuk Anda.

Bayar tagihan tepat waktu
Jangan berlama-lama menunda pembayaran tagihan Anda. Bayarlah sesaat setelah tagihan datang atau jangan sampai waktu jatuh tempo. Membayar tepat waktu tentu memberi keuntungan, diantaranya Anda terbebas dari biaya denda telat bayar.

Selain itu, hidup pun jadi lebih tenang karena bebas dari drama penagih hutang. Yang paling penting, Anda tidak masuk blacklist Bank Indonesia karena kredit macet. Dan bila di kemudian hari Anda mengajukan kredit lagi, prosesnya pun akan selalu mudah.


Bijak Menggunakan Kartu Kredit
Bila diperlukan, sah-sah saja menggunakan kartu kredit tapi Anda harus bijak menggunakannya. Anda bisa memanfaatkannya saat ada promo yang menguntungkan, namun jangan berlebihan. Ukurlah dengan kemampuan Anda membayar di bulan berikutnya. Bila terasa memberatkan, ada baiknya jangan berbelanja karena tergoda promo.

Hal lain yang harus diperhatikan adalah saat tagihan kartu kredit Anda datang setiap bulan, ada baiknya Anda membayar lunas dan bukan jumlah minimal. Dengan begitu, Anda tidak perlu membayar bunganya. Hindari pula mengambil uang tunai menggunakan kartu kredit Anda, karena setiap kartu kredit menetapkan suku bunga yang tinggi sekitar 2.25% per bulan.

Belum lagi, Anda dibebankan biaya penarikan tunai sebesar minimal Rp40.000 sampai Rp50.000 atau 4% dari jumlah penarikan. Dan bila Anda tak segera melunasinya di bulan pertama, jumlah hutang Anda akan semakin bertambah dengan bunga yang dibebankan.

Mengatur keuangan rumah tangga memang cukup menantang. Seringkali Anda sudah menetapkan budget untuk kebutuhan rumah tangga di awal bulan. Namun sebulan belum berakhir, uang sudah menipis. Salahnya dimana ya? Rasanya hanya membeli sayur-sayuran dan bahan makanan lain, kok habis ya?

Rencanakan Belanja Bulanan Dan Catat Setiap Pengeluaran
Di awal bulan, Anda bisa mencatat keperluan apa saja yang harus Anda beli. Buat estimasi anggaran yang akan dikeluarkan. Setelah semua kebutuhan dibeli, hitung ulang total pengeluaran dan catat dalam buku atau aplikasi pengatur keuangan yang Anda gunakan.

Bila di tengah bulan Anda perlu membeli keperluan tambahan, jangan lupa untuk selalu mencatatnya. Cara sederhana ini bisa mengontrol pengeluaran dan mengerem keinginan untuk berbelanja berlebihan, terutama bila jumlah saldo semakin menipis. Selain itu, dengan mencatat setiap pengeluaran pun Anda tidak penasaran lagi kemana saja uang menguap selama ini.

Membuat 2 rekening tabungan
Penting pula untuk membedakan antara rekening belanja dan rekening tabungan. Karena bila dijadikan satu, seringkali tidak sengaja kita membelanjakan uang tabungan. Begitu akhir bulan tiba, Anda sudah tidak memiliki uang untuk ditabung.

Untuk itu, di awal bulan selalu transfer uang tabungan ke rekening tabungan dan jangan diganggu gugat lagi. Untuk keperluan sehari-hari, gunakan rekening belanja Anda. Kalau pun uang dalam rekening ini habis, Anda tidak was-was karena Anda sudah berhasil menabung di awal bulan.

Manfaatkan Promo
Siapa yang tak suka promo? Bila memang menguntungkan, Anda bisa memanfaatkan promo dan voucher potongan harga agar belanja bulanan Anda lebih hemat. Cek supermarket tempat Anda biasa berbelanja, kartu apa saja yang memberi potongan dan pelajari promo menarik apa saja yang ditawarkan.

Bila perlu, Anda bisa menggunakan uang elektronik yang memberikan penawaran cashback. Dengan bijak memanfaatkan promo, Anda bisa berhemat saat berbelanja. Namun, ini bukan berarti Anda bisa berbelanja lebih banyak, ya. Disiplinlah dengan membeli apa yang Anda butuhkan dan sudah direncanakan saja. Sisa uang belanjanya, bisa langsung Anda masukan ke rekening tabungan.

Nah, dengan bijak mengatur keuangan, Anda jadi tak was-was lagi kehabisan uang di akhir bulan dan bisa tidur nyenyak karena memiliki dana darurat untuk masa-masa genting.


Sumber :
https://www.rumah.com/panduan-properti/7-cara-mengatur-keuangan-agar-hidup-bebas-was-was-17080

Related Posts