Wednesday, May 31, 2023

Halving Day Bitcoin

Apa Itu Halving Day Bitcoin dan Bagaimana Cara Kerjanya?

March 01, 2023

Setiap empat tahun sekali, para pegiat aset kripto menemui fenomena yang dinamakan dengan Halving Day Bitcoin. Fenomena apakah itu? Bagaimana cara kerja Bitcoin Halving Day? Simak penjelasannya berikut ini.


Apa Itu Halving Day Bitcoin?

Definisi singkat: Bitcoin Halving adalah peristiwa di mana hadiah mining satu blok Bitcoin akan dibagi dua setiap 210 ribu blok (setiap empat tahun sekali) hingga mencapai batas maksimum 21 juta.

Sebagai aset kripto pertama di dunia, Bitcoin memiliki sebuah fitur penting yang telah terprogram, bahkan sebelum aset kripto itu diluncurkan. Fitur tersebut adalah halving atau pemotongan jumlah imbalan (reward) bagi penambang hingga setengah dari jumlah sebelumnya. 

Dalam operasinya, penambang Bitcoin atau yang disebut sebagai miner akan mendapat imbalan ketika mereka berhasil melakukan mining. Mining adalah aktivitas menambah blok baru dalam jaringan blockchain. Penambahan blok baru tersebut dilakukan dengan memecahkan teka-teki kriptografi yang berupa operasi matematis sulit.

Imbalan tersebut juga akan didapatkan ketika miner berhasil memverifikasi transaksi yang dilakukan oleh pengguna. Semakin besar dan sulit transaksi yang dilakukan, imbalan yang didapatkan miner pun makin besar. Halving dilakukan untuk mengurangi laju penambahan koin baru dan menurunkan pasokan BTC yang beredar demi menjaga tingkat inflasi.

Imbalan yang diterima miner sifatnya tidak permanen. Setelah setiap 210.000 blok ditambang, imbalan untuk setiap penambang kemudian dipotong. Momen ini muncul setiap empat tahun sekali dan dikenal sebagai Halving Day Bitcoin. 


Bagaimana Halving Day Bekerja?

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, Halving Day adalah momen ketika blockchain Bitcoin melakukan pemotongan imbalan bagi miner hingga setengahnya. Ketika menambang, miner mengeluarkan banyak energi komputasi untuk melakukan verifikasi transaksi. 

Transaksi-transaksi tersebut lantas digabungkan secara digital menjadi sebuah blok. Masing-masing blok kemudian disatukan dalam sebuah rantai yang dikenal sebagai blockchain.

Penambang dalam blockchain berperan sebagai auditor digital. Mereka bertugas untuk melacak dan mengecek keabsahan setiap transaksi terhadap aset kripto ini. Untuk itu, mereka akan menerima imbalan berupa Bitcoin dalam jumlah yang sudah ditentukan. 


Bagaimana Halving Day Mempengaruhi Harga Bitcoin?

Bitcoin Halving sangat penting, karena dapat meningkatkan harga Bitcoin ketika jumlah koin yang dirilis turun. Jadi, jumlah koin yang beredar akan dipotong setiap empat tahun sekali. Akibatnya, nilai koin akan mengalami peningkatan, karena adanya penurunan pasokan atau ‘kekurangan’ yang akhirnya meningkatkan permintaan koin.

Sejatinya, jumlah rilis pasokan koin BTC juga dibatasi pada angka 21 juta dolar AS, di mana ini memungkinkan adanya pasokan koin yang beredar selama periode waktu yang berbeda. Misalnya, persediaan koin pada Oktober 2021 sebesar 18,85 juta dolar AS. Sisanya 2,15 juta dolar AS, akan dilepaskan sebagai hadiah untuk para miner.


Bagaimana Bitcoin Halving Mempengaruhi Penambang Bitcoin?

Kendati begitu, terdapat beberapa dampak yang ditimbulkan dari Bitcoin Halving kepada para miner. Salah satunya adalah hadiah untuk setiap proses mining sendiri akan mengalami pengurangan. 

Akibatnya, para miner kecil atau mereka yang tidak memiliki alat canggih untuk mining Bitcoin harus bisa bertahan di dalam ekosistem ini. Hal ini dikarenakan, mereka harus bersaing dengan miner dengan kekuatan yang jauh lebih besar, seperti kartu grafis mining bitcoin yang lebih kuat, sistem komputer mining Bitcoin yang lebih baik, atau anggaran lebih untuk jasa cloud mining.

Selanjutnya, efisiensi mining Bitcoin juga tergantung pada harga kripto. Jika harga kripto naik, jumlah miner akan berkurang. Tentunya ini menyebabkan beberapa persoalan termasuk masalah keamanan di blockchain. Seperti, adanya 51 persen lebih banyak serangan ke jaringan terjadi, saat miner menjauh dari jaringan. 


Kapan Halving Day Bitcoin Sebelumnya Berlangsung?

Melihat kembali momen Halving Day Bitcoin, penurunan pasokan koin untuk para miner dapat diringkas sebagai berikut:


Jadwal Halving Day Bitcoin 

No Tanggal Halving Day Sebelumnya Hadiah koin untuk Miner (per koin)

1. 28 November 2012 25 BTC

2. 9 Juli 2016 12,5 BTC

3. 11 Mei 2020 6,25 BTC

4. 2 Maret 2024 3,125 BTC


Pre-halving Day

Blok pertama yang ada di blockchain Bitcoin, atau yang biasa disebut “Genesis Block” dan “Block 0” pertama kali ditambang pada tanggal 3 Januari 2009. Penambangan pertama di Block 0 dilakukan langsung oleh pencipta koin tersebut, Satoshi Nakamoto. 

Nilai imbalan para penambang awalnya diatur di angka 50 BTC per blok. Bitcoin awalnya tidak memiliki nilai moneter pada masa itu. Sehingga, meskipun nilai imbalannya besar, tidak ada insentif sungguhan yang didapat penambang ketika berpartisipasi dalam melakukan mining. Dan pada masa itu, satu-satunya penambang Bitcoin adalah Satoshi Nakamoto.

Akan tetapi, pada tanggal 17 Maret 2010, sebuah platform exchange bagi Bitcoin muncul. Platform itu bernama BitcoinMarket.com. BitcoinMarket.com menjadi platform jual beli Bitcoin pertama di dunia. 

Hal ini menjadi pemicu naiknya popularitas Bitcoin dan berbagai aset kripto baru lainnya. Alhasil, Pada kuarter kedua di tahun 2011, harga Bitcoin meningkat hingga melebihi 1 dolar AS.

Lebih dari 50 persen Bitcoin yang ada sudah habis ditambang dalam periode yang terbilang singkat, bahkan sebelum adanya Halving Day pertama. Meski begitu, persediaan Bitcoin terus bertambah tiap harinya, begitu pula dengan tingkat permintaannya. Fenomena tersebut membuat harga Bitcoin mengalami peningkatan drastis dari 1 dolar AS menjadi 12 dolar AS saat itu.


Halving Day Pertama

Halving Day pertama terjadi pada tanggal 28 November 2012 silam. Pada Halving Day pertama membuat imbalan bagi penambang turun dari 50 menjadi 25 BTC. Awalnya, halving tidak berdampak besar terhadap harga Bitcoin. 

Akan tetapi, pada awal 2013 terjadi pertumbuhan nilai koin secara perlahan. Pada April 2013 terjadi koreksi yang mengakibatkan penurunan nilai. Namun, hal tersebut tidak berpengaruh banyak terhadap perkembangan nilai Bitcoin.

Akhir kuarter kedua tahun 2013 menjadi momentum harga Bitcoin menyentuh angka 1.100 dolar AS atau setara dengan Rp 15.984.155. Sayangnya, kenaikan harga itu bertahan tak sampai dua tahun. Pada tanggal 14 Januari 2015, nilai Bitcoin turun ke angka 152 dolar AS atau menjadi Rp 22 jutaan saja. 

Sekitar sembilan bulan sebelum Halving Day berikutnya yaitu Oktober 2015, kembali terjadi peningkatan nilai BTC secara bertahap.


Halving Day Kedua

Halving Day kedua terjadi pada tanggal 9 Juli 2016. Momen ini sudah sangat dinantikan oleh komunitas pegiat aset kripto. Menariknya, penambang dan investor bahkan benar-benar menanti pengurangan imbalan dari 25 menjadi 12,5 BTC saja. 

Hal tersebut dikarenakan adanya ekspektasi-ekspektasi yang disebabkan oleh kenaikan harga Bitcoin yang sangat signifikan. Ditambah lagi adopsi penggunaan Bitcoin mulai dilakukan secara masif oleh masyarakat. Harga Bitcoin bahkan berhasil meningkat drastis sebulan sebelum Halving Day kedua.

Meski begitu, ada koreksi harga setelah halving kedua dilakukan. Harga kembali mengalami penurunan. Tetapi, setelah masa koreksi yang singkat, tren BTC menunjukkan kondisi bullish. Kondisi tersebut terus berlanjut hingga membuat Bitcoin mengalami kenaikan harga.

Seiring makin luasnya adopsi Bitcoin dan aset kripto secara keseluruhan sebagai sarana investasi, Bitcoin secara terus menerus menyentuh All Time High (ATH). Pada tanggal 17 Desember 2017, harga Bitcoin berada di posisi ATH di angka 19.700 dolar AS. Jumlah ini setara dengan Rp 286.261.685.


Halving Day Ketiga

Pada tanggal 11 Mei 2020, terjadi halving ketiga. Pada Halving Day ketiga, imbalan bagi miner berkurang dari 12,5 menjadi 6,25 BTC. Sama seperti Halving Day sebelumnya, pengurangan imbalan ini tidak langsung memperlihatkan dampak yang signifikan terhadap harga Bitcoin. 

Selama 8-12 Maret 2020, ketika pandemi global COVID-19 melanda, harga Bitcoin sempat turun sebesar 30 persen seiring dengan goyahnya kondisi perekonomian dunia. Nilai Bitcoin berkurang dari 8.901 dolar AS menjadi 6.206 dolar AS. 

Namun, kondisi itu tak berlangsung lama. Pada Oktober 2020, nilai Bitcoin meningkat hingga 13.200 dolar AS atau sekitar Rp 191.941.860. Nilainya terus melonjak pada awal tahun 2021, terutama setelah Elon Musk memutuskan untuk memborong BTC. 

Ahli ekonomi dan keuangan meyakini bahwa kenaikan harga tersebut terjadi karena pandemi COVID-19. Pandemi membuat Pemerintah dan bank sentral di seluruh dunia memberikan stimulus pada warganya. Stimulus membuat bank sentral mencetak lebih banyak uang yang menimbulkan inflasi dan penurunan daya beli (purchasing power).

Kondisi itu membuat investasi Bitcoin dianggap sebagai safe haven karena nilainya yang tidak banyak berubah. Bitcoin berhasil dianggap sebagai alat penyimpan nilai. Jumlah suplainya yang terbatas hanya sebanyak 21 juta BTC dan halving membuat laju inflasi Bitcoin lebih terkendali. 

Bitcoin bahkan memiliki tingkat kelangkaan yang lebih dapat diukur dibandingkan logam mulia seperti emas. Oleh karenanya, kenaikan harga Bitcoin kemungkinan besar disebabkan oleh adanya peningkatan permintaan di pasar. Bukan akibat dari penurunan persediaan aset kripto ini.


Apakah Halving Day Bitcoin Terjadi di 2023?

Halving Day Bitcoin hanya terjadi setiap empat tahun sekali. Jadi, jika Halving Day terakhir jatuh pada tahun 2020, maka dipastikan bahwa tahun 2023 tidak akan ada Bitcoin Halving Day. Halving Day Bitcoin berikutnya akan terjadi pada tahun 2024. 


Lantas, Apa Yang Terjadi Setelah Bitcoin Halving Berikutnya?

Halving Bitcoin berikutnya diharapkan pada awal tahun 2024. Pasokan koin akan dirilis seharga 1.312.500 BTC. Imbalan para mining akan dikurangi menjadi 3,125 BTC, jadi investor dan trader Bitcoin harus mewaspadai Halving Day yang akan datang karena dapat menyebabkan ketidakstabilan dan gangguan di pasar crypto.


Berikut adalah skema yang umumnya terjadi ketika halving Day Bitcoin terjadi:

Halving → inflasi → permintaan naik → persediaan lebih sedikit → harga meningkat → inflasi lebih terkendali.


Akankah Bitcoin Berakhir?

Jika imbalannya terus berkurang separuh seperti yang mereka lakukan setiap empat tahun sekali, para penambang dapat menilai bahwa aktivitas mining Bitcoin tidak menguntungkan seperti sedia kala. Mengingat, jumlah listrik dan sumber daya komputer yang harus mereka keluarkan setiap harinya. Alih-alih bertahan, miner dapat beralih untuk mining aset digital lainnya atau memulai trading.

Di sisi lain, banyak organisasi besar mungkin masih terus mining Bitcoin. Akibatnya, desentralisasi pada jaringan dapat berkurang. Kemudian, dengan berakhirnya pasokan Bitcoin pada tahun 2140, mungkin ada peningkatan jumlah permintaan untuk Bitcoin. Pada saat itu, pasar aset digital mungkin lebih stabil dan dihargai.

Sementara itu, orang yang mining atau membelinya lebih awal, memiliki keuntungan yang cukup besar dibandingkan dengan mereka yang baru melakukan mining atau beli BTC. Saat ini, ada beberapa dompet digital yang dapat digunakan untuk menyimpan BTC kamu dengan aman.

Jadi, akankah Bitcoin berakhir di masa mendatang jika para miner meninggalkan Bitcoin? Jawabannya, tidak. Bahkan jika jumlah miner berkurang atau menjadi nol, Bitcoin akan tetap hidup dengan perdagangan dan berbagai transaksi aset digital. Bitcoin Halving adalah alasan utama mengapa Bitcoin berada pada tingkat seperti sekarang ini. 

Kendati begitu, saat ini kita hanya bisa menunggu, mencari tahu, dan berspekulasi mengenai berbagai prediksi Bitcoin di masa mendatang. 


Sumber :

https://zipmex.com/id/learn/apa-itu-halving-day-bitcoin-dan-bagaimana-cara-kerjanya/

No comments:

Post a Comment

Related Posts