Saturday, April 27, 2024

Vibecession



Ketika Emosi Menggiring Ekonomi.

Di tengah dinamika kompleks perekonomian global, muncul fenomena yang menarik perhatian banyak kalangan: "Vibecession". Istilah ini menggambarkan kondisi di mana perubahan emosi dan persepsi masyarakat memiliki dampak yang signifikan terhadap kinerja ekonomi suatu negara atau wilayah. Mari kita telaah lebih dalam fenomena ini.


Definisi "Vibecession".

"Vibecession" adalah gabungan kata dari "vibe" (suasana atau atmosfer) dan "recession" (resesi ekonomi). Istilah ini merujuk pada situasi di mana perubahan suasana hati, optimisme, atau pesimisme masyarakat mempengaruhi tingkat konsumsi, investasi, dan aktivitas ekonomi lainnya, sehingga berpotensi menyebabkan perlambatan ekonomi atau bahkan resesi.

Tren resesi mood atau yang sekarang disebut sebagai vibe sedang menjadi tren baru di seluruh dunia. Fenomena yang diberi nama vibecession ini sudah dua tahun menghantui hampir semua negara.

Istilah vibecession digunakan untuk menggambarkan sentimen suram warga dunia terhadap perekonomian meskipun data finansial menunjukkan perekonomian sedang baik-baik saja.

Berbeda dengan resesi yang berdasarkan fakta, harga komoditas, dan pertumbuhan ekonomi - resesi mood atau vibecession sepenuhnya disebabkan oleh persepsi.


Dinamika "Vibecession".

Perubahan suasana hati masyarakat dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk peristiwa politik, sosial, atau bahkan perubahan tren budaya. Misalnya, hasil pemilihan umum, ketegangan geopolitik, atau bahkan tren media sosial yang viral dapat mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap masa depan ekonomi.

Warga global memang punya banyak alasan untuk pesimistis. Sejak pandemi berakhir, dunia dinaungi kondisi gelap seperti inflasi global dan PHK massal di seluruh dunia. Akibatnya, mayoritas penduduk dunia merasa cemas soal nasib dan kesejahteraan mereka.

Mood ekonomi warga dunia tetap tidak berubah meskipun IMF sudah menyatakan bahwa perekonomian global mendekati "pendaratan mulus" dan laju inflasi sudah terkendali.


Dampak "Vibecession" pada Ekonomi.

"Vibecession" dapat memiliki dampak yang signifikan pada kinerja ekonomi. Jika masyarakat optimis tentang masa depan ekonomi, mereka cenderung untuk menghabiskan lebih banyak dan berinvestasi lebih agresif, yang dapat memicu pertumbuhan ekonomi yang kuat. Namun, jika suasana hati masyarakat cenderung pesimis, konsumsi dan investasi bisa melambat, bahkan menyebabkan resesi.

Istilah ini merujuk pada kombinasi antara "vibe" (suasana atau energi) dan "recession" (resesi), yang menyoroti bagaimana suasana hati atau sentimen publik dapat mempengaruhi persepsi tentang keadaan ekonomi.


Contoh-contoh "Vibecession".

Sejarah mencatat beberapa contoh "vibecession" yang signifikan. Salah satunya adalah Krisis Finansial Global tahun 2008, di mana ketakutan dan kecemasan yang meluas di kalangan masyarakat mengakibatkan penurunan drastis dalam kepercayaan konsumen dan investasi, yang kemudian memicu resesi global.

Dan terakhir yang terjadi saat ini, kondisi ekonomi tahun 2024 pasca Pandemi.

Ada beberapa alasan mengapa vibecession bisa terjadi, bahkan ketika perekonomian dunia secara keseluruhan terlihat stabil:

1. Kesenjangan Ekonomi.

Meskipun perekonomian secara keseluruhan dapat tumbuh, tetapi pembagian kekayaan atau peluang tidak merata di antara berbagai segmen masyarakat. Hal ini dapat menyebabkan ketidakpuasan atau ketidakamanan di kalangan mereka yang merasa terpinggirkan atau tidak merasakan manfaat langsung dari pertumbuhan ekonomi.


2. Ketidakpastian Politik.

Ketidakpastian politik, baik di tingkat nasional maupun internasional, dapat menciptakan ketegangan dan kekhawatiran di kalangan masyarakat. Hal ini bisa terjadi misalnya karena ketidakpastian kebijakan atau konflik politik yang berlarut-larut.


3. Isu Lingkungan dan Kemanusiaan.

Isu-isu lingkungan seperti perubahan iklim, bencana alam, atau krisis kemanusiaan seperti konflik bersenjata atau pandemi, meskipun secara langsung mungkin tidak terkait dengan kondisi ekonomi, tetapi dapat menciptakan ketidakstabilan dan kekhawatiran di masyarakat.


4. Pengaruh Media Sosial dan Berita.

Media sosial dan berita sering kali memperkuat atau bahkan memperbesar sentimen negatif di kalangan masyarakat. Berita yang menyoroti ketidakadilan sosial, konflik, atau ketidakstabilan politik dapat mempengaruhi persepsi masyarakat tentang keadaan ekonomi, meskipun data ekonomi yang sebenarnya mungkin menunjukkan pertumbuhan yang stabil.


5. Faktor Psikologis.

Sentimen dan emosi individu dapat memainkan peran besar dalam persepsi mereka tentang keadaan ekonomi. Faktor-faktor seperti kecemasan, pesimisme, atau kekhawatiran tentang masa depan ekonomi dapat mempengaruhi perilaku konsumen dan investor, bahkan dalam kondisi di mana indikator ekonomi makro menunjukkan pertumbuhan yang positif.


Mengelola "Vibecession".

Penting bagi pemerintah dan pelaku ekonomi untuk memahami dan mengelola "vibecession" dengan bijaksana. Langkah-langkah untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat, meredakan ketegangan, dan membangun suasana hati yang positif dapat membantu mengurangi dampak negatif "vibecession" pada perekonomian.

Dengan demikian, vibecession adalah fenomena di mana suasana hati atau sentimen negatif di kalangan masyarakat bisa bertentangan dengan kinerja ekonomi yang sebenarnya. Hal ini menunjukkan bahwa faktor-faktor non-ekonomi juga dapat memengaruhi persepsi dan respon terhadap keadaan ekonomi, dan ini penting untuk dipahami oleh para pengambil kebijakan dan analis ekonomi.


"Vibecession" adalah fenomena menarik yang menyoroti hubungan kompleks antara emosi masyarakat dan kinerja ekonomi. Dalam era di mana informasi dan persepsi dapat dengan mudah tersebar melalui berbagai platform, pemahaman yang lebih baik tentang "vibecession" dapat membantu kita mengelola risiko dan membangun fondasi ekonomi yang lebih stabil dan berkelanjutan.


Sumber :

https://www.cnbcindonesia.com/news/20240410174852-4-529688/fenomena-baru-ekonomi-tumbuh-rakyat-malah-deg-degan-ga-punya-duit

https://tampang.com/berita/gaya-hidup/fenomena-vibecession-ketika-mood-negatif-memengaruhi-pertumbuhan-ekonomi-lzigtapmnzexyotqax

https://www.linkedin.com/posts/muhamadmirzanhasanb_vibeseccion-activity-7184487551406104577-kdhv/

https://www.facebook.com/hashtag/macroeconomic/

https://www.facebook.com/profile.php?id=100075988012039

No comments:

Post a Comment

Related Posts