Friday, October 3, 2014

Investasi Emas


Menyimpan emas sudah dianggap sebagai investasi paling menjanjikan dan aman – di samping tanah – sejak zaman nenek-kakek kita. Tak salah memang, emas selalu menjadi primadona bagi masyarakat yang ingin berinvestasi, terutama yang tidak mau memasuki dunia saham atau bisnis yang besar resikonya. Namun sejujurnya, tak ada investasi yang tanpa resiko, termasuk emas. Sebelum Anda memutuskan untuk menengok emas sebagai investasi, kami berikan plus minus dari investasi ini.

Emas memiliki nilai (value) yang tetap, sehingga relatif lebih aman dibandingkan reksadana ataupun saham. Perlu diingat, value bukan berarti harga. Harga emas bisa naik dan turun sesuai dengan inflasi, namun nilainya (bisa diartikan bebas sebagai daya belinya) akan terus mengikuti kenaikan tersebut.

Harga emas juga menggunakan kurs dollar Amerika (USD) sehingga apabila kurs USD naik, harga emas juga naik, begitu juga selanjutnya. Namun, dalam jangka waktu panjang harga emas akan cenderung stabil.

Likuiditas emas juga menjadi nilai plus bagi investasi emas. Emas mudah diperjualbelikan dan digadaikan sehingga dapat menjadi solusi bila ada kebutuhan mendadak atau bila ada lonjakan harga yang drastis secara tiba-tiba.

Investasi emas juga relatif mudah. Sederhananya, investasi ini berbentuk jual beli jangka panjang. Anda memang perlu melihat perkembangan harga pasar, namun Anda tak perlu mengamatinya secara intens dan terus-menerus seperti dalam investasi saham.

Namun demikian, seperti halnya investasi lain, di mana prinsip low risk-low gain, high risk-high gain, investasi emas tidak memberikan margin profit sebesar investasi lain yang lebih agresif seperti properti. Selain itu, penyimpanan emas, terutama dalam ukuran besar, membutuhkan biaya yang cukup besar. Penyimpanan emas yang baik sangat diperlukan agar emas tidak teroksidasi dan berubah warna.

Kini ada banyak pilihan untuk investasi emas bila Anda memutuskan untuk melakukannya. Pilihannya mulai dari membeli emas batangan, membeli perhiasan, hingga melakukan cicilan pembelian emas. Pilihan ketiga menjadi hal yang marak dilakukan masyarakat beberapa tahun terakhir. Cicilan dapat dilakukan melalui berbagai lembaga keuangan seperti bank syariah atau lembaga gadai. Bila Anda ingin melakukannya, kami sarankan Anda memperhatikan harga emas yang dijadikan acuan oleh lembaga tersebut (karena setiap lembaga punya pilihan produsen dan harga acuan yang berbeda), uang muka yang dibutuhkan, biaya administrasi, periode cicilan, dan fleksibilitas cara pembayaran. Yang paling penting, pilih skema cicilan sesuai dengan keadaan Anda, jangan memaksakan diri untuk melakukannya. Sekali lagi, investasi tidak boleh mengganggu kehidupan pokok Anda.

Sumber :
http://mywealth.co.id

Investasi Setelah Pensiun


Bagi Anda yang terbiasa aktif dan selalu menyibukkan diri dengan berbagai rutinitas, memasuki masa pensiun bisa membuat Anda merasa terbatasi dalam banyak hal. Tapi jangan khawatir, ada banyak hal baru yang bisa mulai Anda lakukan, dan salah satunya adalah investasi. Investasi memungkinkan Anda untuk tetap produktif di usia lanjut, serta membuat Anda tetap stay up to date dengan informasi terkini untuk kebutuhan investasi Anda.

Jika Anda ingin memulai investasi sekarang, Anda mempunyai banyak waktu luang yang bisa dimanfaatkan untuk mencari informasi seputar produk-produk investasi yang ditawarkan oleh berbagai lembaga keuangan. Anda juga dapat mengurus investasi Anda sendiri secara aktif. Untuk modal awalnya, bisa menggunakan sebagian dari tabungan Anda atau dana pensiun Anda. Tapi ingat, jangan pakai semua tabungan atau dana pensiun Anda ya! Yang paling penting adalah memenuhi kebutuhan hidup Anda sehari-hari. Baru kemudian sisanya Anda alokasikan untuk investasi.

Nah, sebelum Anda memutuskan untuk berinvestasi, ada beberapa hal yang perlu Anda pertimbangkan.

1. Lakukan brainstorming

Jangan ragu untuk meminta saran mengenai pilihan investasi, termasuk pada yang lebih muda. Diskusikan ide bisnis atau tren produk investasi terkini serta kondisi ekonomi agar rencana Anda matang dan resiko dapat diminimalisasi. Brainstorming ini dapat dilakukan dengan kawan, anak, kenalan, atau dengan penasehat keuangan.

2. Collaborate!

Anda dapat berkolaborasi dengan pihak lain, baik dari segi dana maupun manajemen investasi. Anda bisa mengajak mantan kolega anda atau bahkan keluarga anda. Dengan kolaborasi, beban Anda akan sedikit berkurang dan kemungkinan investasi Anda berkembang akan semakin besar. Yang penting, pastikan bahwa secara visi, rekan Anda adalah orang yang cocok dengan kebutuhan investasi Anda, dan bahwa Anda dan rekan dapat bekerja sama dengan baik.

3. Pilih investasi yang mudah cair

Likuiditas adalah faktor penting yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan investasi di masa pensiun. Pilih investasi yang likuid, relatif aman, dan bila memungkinkan memiliki interest yang tinggi. Contoh investasi seperti ini adalah obligasi pemerintah dan deposito yang memiliki hasil yang jelas dan aman. Jangan berinvestasi pada tanah yang sulit dicairkan atau kendaraan yang harganya terus turun.

4. Do your thing

Bila Anda memutuskan untuk membuka bisnis, pilihlah bisnis dimana Anda merasa senang melakukannya, dan Anda merasa yakin akan kemampuan Anda untuk mengelolanya. Kebanyakan pensiunan memilih bisnis properti seperti kos-kosan, agrobisnis, dan transportasi. Namun, Anda juga dapat melakukan hobi anda. Misalnya, Anda dapat membuka taman bacaan bila Anda memiliki koleksi buku yang berlimpah atau membuka kursus piano bila Anda handal dalam memainkannya.

Seberapapun keinginan Anda untuk “menghasilkan uang” setelah memasuki masa pensiun, ingatlah bahwa yang terpenting saat ini adalah berbahagia dan menikmati hidup Anda. Saat anak dan cucu sudah bisa memenuhi kebutuhannya sendiri, maka yang perlu Anda pikirkan adalah diri Anda dan pasangan saja. Jangan tergoda dengan hasil yang besar dalam waktu singkat, karena pada dasarnya prinsip investasi adalah high risk-high gain, low risk-low gain. Jika Anda ingin mendapatkan hasil yang besar, otomatis resikonya besar. Sementara saat ini Anda tidak terlalu membutuhkan hasil yang besar, dan sebaiknya tidak mengambil investasi yang beresiko besar.

So, enjoy life and enjoy your investment!


Sumber :
http://mywealth.co.id

Student Financing

Alternatif Pembiayaan Pendidikan dengan Pinjaman Lunak Jangka Panjang


Mahalnya biaya pendidikan tinggi di negara ini menjadi momok buat para calon mahasiswa maupun orangtua. Sudah menjadi rahasia umum bahwa uang pangkal untuk masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) pun kini bisa mencapai puluhan hingga ratusan juta rupiah.

Bagi para siswa berbakat dan berprestasi tersedia skema beasiswa dan program bantuan sekolah dari berbagai pihak. Bagi mereka yang kurang mampu bisa ‘kasak-kusuk’ untuk meminta keringanan biaya pendidikan di PTN. Dan bagi mereka yang orangtuanya sudah sempat menyiapkan investasi dana pendidikan sangat beruntunglah, karena tidak perlu putus sekolah.

Namun, bagi mereka yang kecerdasannya ‘biasa-biasa saja’ namun belum menyiapkan dana pendidikan, bagaimana nasibnya? Bagaimana pula dengan mereka yang sudah hidup mandiri dari orangtua tetapi tidak memiliki dana yang cukup untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi? Siapa yang akan membiayai sekolah mereka? Apa orang yang ‘biasa-biasa saja’ tidak boleh menempuh pendidikan tinggi? Bukankah menuntut ilmu itu adalah hak semua orang?

Pertanyaannya, dari mana biaya kuliah ini bisa kita peroleh? Banyak yang akhirnya menyerah dan memilih untuk putus sekolah karena merasa tidak mampu untuk membiayai jenjang pendidikan tinggi dan tidak mampu pula untuk bersaing mendapat beasiswa. Jika mereka tetap memaksakan untuk kuliah maka hanya akan menambah beban keluarga.

Benarkah tidak ada alternatif jalan keluar yang lain?

Mungkin di Indonesia istilah student financing atau student loan masih belum populer, tetapi di negara lain ini menjadi salah satu pilihan utama untuk bisa menempuh pendidikan tinggi. Biasanya skema student loan bervariasi, ada yang dikelola oleh pemerintah, bank, universitas, atau perusahaan-perusahaan dan pihak swasta. Apapun programnya, prinsipnya kurang lebih sama yaitu pinjaman pendidikan yang diberikan untuk dilunasi nanti setelah si peminjam lulus dan mendapat pekerjaan. Ada yang pinjamannya tanpa bunga tetapi ada juga yang memberikan bunga yang rendah, tergantung dari institusi pemberi pinjaman.

Ternyata bukan hanya negara maju di Amerika dan Eropa saja yang menawarkan student loan, di negara tetangga yang dekat seperti Malaysia dan Singapura pun skema student financing ini sudah cukup populer. Salah satu alasan utamanya adalah membantu kalangan muda untuk bisa membiayai pendidikan tinggi mereka sendiri adalah bagian dari kepentingan nasional. Alasan kedua adalah pemberian pinjaman pendidikan adalah bagian dari investasi untuk membentuk kelas menengah yang kuat, dan pada akhirnya kelas menengah yang kuatlah yang akan menopang perekonomian bangsa.

Salah satu contoh skema student financing di Indonesia adalah program Dana Siswa Bangsa bagi mereka yang perlu solusi pembiayaan pendidikan di universitas idaman tanpa perlu membebani keluarga. Dana Siswa Bangsa menggunakan sistem Ganti Bantu berupa pinjaman bergulir tanpa bunga, tanpa agunan dan sesuai syariah sehingga sangat membantu siswa mendapatkan akses pendidikan berkualitas di Indonesia maupun di luar negeri. Proses pengembalian pinjaman dilakukan setelah siswa lulus kuliah dan telah mendapatkan pekerjaan, dan dapat diangsur hingga maksimal 14 tahun.

Walau masih tergolong baru, ternyata di Indonesia sudah mulai ada tawaran skema pembiayaan pendidikan.  Andaikan ada lebih banyak institusi yang bisa menawarkan student financing atau student loan, tentu semakin banyak rakyat Indonesia yang dapat menempuh jenjang pendidikan tinggi dan semakin sedikit yang putus sekolah karena alasan tidak ada biaya. Semakin banyak rakyat Indonesia yang menempuh pendidikan tinggi maka semakin kuat pula struktur kelas menengah nasional yang akan menyokong dan memimpin roda perekonomian bangsa.

Sumber :
http://mywealth.co.id

Related Posts